Gagasan Jambanisasi dari Seorang Perempuan Desa

Gagasan Jambanisasi dari Seorang Perempuan Desa

Sebuah mimpi kecil berawal dari seorang perempuan desa yang ingin memajukan desanya.

Kartini bermimpi suatu saat akan mengadakan pertemuan perempuan desa untuk membentuk arisan jamban atau arisan toilet untuk warga yang belum punya. Mimpi ini terwujud  setelah Kartini memberikan penjelasan tentang pentingnya hidup sehat, aman dan nyaman dengan adanya jamban dalam keluarga. Setelah muncul kesadaran, para perempuan desa menyetujui dan sepakat untuk mengadakan arisan dengan mengangsur arisan setiap minggu sebesar Rp. 10.000 sampai terkumpul uang sebesar 1.550.000 untuk membangun 1 unit toilet. Saat itu arisan jamban yang terkenal dengan istilah Arisan Toilet pertama dilaksanakan di Dukuh Wlahar Desa Wlahar pada tahun 2015 dengan peserta sejumlah 29 orang dan bantuan dana pinjaman dari Yayasan Pekka sebanyak 3 juta rupiah.

Waktu sudah berlalu, arisan jamban ini diteruskan oleh kader pekka lainnya di dukuh Karangsari dengan jumlah peserta 7 orang. Selama 4 tahun Kader pekka mencoba mengadvokasi anggaran desa untuk membantu kegiatan inisiatif lokal ini bagi warga kurang mampu, dan kini terkabul sudah yaitu adanya dana stimulan pembangunan WC dari Dinas Kesehatan. Warga yang tadinya harus mengeluarkan dana sekitar Rp. 1.500.000 kini hanya membayar Rp. 700.000 saja karena biaya selebihnya untuk material sebesar Rp. 800.000 ditanggung oleh pemerintah. Dana ini turun untuk membantu warga desa miskin diantara penerimanya adalah keluarga Serikat Pekka.

Pembangunan jambanisasi stimulan mulai di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 2  November 2019. Dalam kurun waktu sehari panitia pembangunan jamban yang dipimpin oleh Raji hanya bisa membangun 2 unit saja. Ini baru awal di mulai untuk dusun Tegalwangi dan pembuatan belum selesai. Raji merasa senang bekerjasama dengan kader pekka, karena dianggap cepat kerjanya dan jujur apa adanya sehingga sangat membantu kelancaran kerja.

Harapan dan tujuan awal perempuan desa ini supaya anggaran desa bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat desa dan tujuan perempuan desa agar tidak ada lagi warga yang BAB sembarangan sehingga masyarakat hidup sehat dan aman dari dari segala penyakit.

Kontributor: Kunisah, kader Pekka Brebes

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *