Saya Sudawati umur 46 tahun, asal kelahiran Desa Batu Kumbung kecamatan Lingsar kab. LOBAR waktu saya ikut bergabung di pekka tahun 2005 status saya janda cerai. Allah mendatangkan jodoh saya pada tahun 2015 ke alamat Dusun sembaro Desa Genggelang, kecamatan Gangga kab.Lombok Utara ( KLU ) namun tetap ikut bergtabung di Pekka walaupun saya sudah menikah dan kebetulan Pekka juga ada di desa tempat saya menikah.
Pendidikan terakhir saya tamat SMP, cita-cita saya dari dulu pengen jadi guru, tetepi cita-cita saya tidak tercapai saya tidak melanjutkn sekolah karena Faktor ekonomi, namun saya tidak putus asa. Setelah saya masuk Pekka, saya terus mengikuti kegiatan demi kegiatan yang akhirnya pengalaman saya banyak sekali, seperti pelatihan Visi Misi, Pembukuan, kepemimpinan CO dan banyak pengalaman dan ilmu yang tidak bisa saya sebut satu persatu.
Di masa usia yang tidak muda lagi sekarang ini apa yang saya cita-citakan dulu bisa saya dapatkan yaitu menjadi guru atau Mentor Akademi paradigta kader Pekka, walaupun saya mengajar ibu-ibu kader, Saya bersyukur, sedih campur bahagia menjadi satu, walaupun cuman tamatan Paket C , inipun saya di biayai oleh seknas Pekka, saya sangat berterimakasih kepada Pekka bunda Nani sebagai pimpinan Yayasan PEKKA dan teman-teman seknas yang lainnya saya bisa meraih cita-cita saya yang tertunda dulu.
Pengalaman menjadi mentor awal waktu itu tanggal 03 April 2018 pelatihan di jakarta di utus 3 orang kader dari KLU yaitu saya sudawati, Muliati jf dan Suliati berangkat ke bogor- Gadok center PEKKA untuk pelatihan mentor. Dengan di adakan pelatihan mentor sama seknas kita tau bagaimana kita untuk memfasilitasi cara mengajar.
Pada waktu pelatihan di situ bercampur rasa di hati saya yaitu ada rasa bahagia namun sempat bingung, tidur terasa tidak nyenyak apa yang harus saya sampaikan pada waktu praktek, itu adalah pengalaman pertama menyampaikan materi dengan memakai modul, namun semua itu saya bawa dengan tenang, dan terus bertanya apa yang belum saya pahami ke fasilitator pelatihan ( mb Rom) pada waktu itu, sehingga semua itu saya bisa lalui dengan baik, walaupun tidak mahir seperti guru- guru sarjana
Setelah di KLU saya bersama dengan teman-teman yang lain mulai melakukan sosialisasi di tingkat kelompok , kader desa dan masyarakat tentang Sekolah Akademi Paradigta kader Pekka. sekolah pun di mulai di KLU dan berada di 4 titik yaitu di kecamatan Tanjung 2 kelas dan di kecamatan Gangga 2 kelas dengan jumlah kegiatan kelas 20 kali pertemuan kelas dan lapang setiap kelas dan saya bertanggung jawab di kecamatan Gangga.
Mulai Kelas di kecamatan Tanjung pada bulan Juli 2018 sebelum gempa, di kecamatan Gangga mau buka kelas bulan Agsutus 2019 namun waktu itu Gempa melanda Lombok dan KLU adalah pusat gempa yang berkekuatan 7 sr tanggal 05 Agsutus 2018, sehingga kegiatan kelas di tunda dulu dan pada bulan Desember 2019, kami mulai kelas karena menunggu rasa truma gempa hilang.
Saya bersama pengurus Serikat Pekka KLU, Mentor dan Korlap ( Riadul W ) melakukan sosialisasi, koordinasi dan Advokasi tentang sekolah Akademi Paradigta kader Pekka ke pemerintah kabupaten terutama ke Bappeda KLU yang selalu bertemu dengan Sekban Bappeda Yuni Kuniati Maesarah S,Pt ( Yuni ). Pemerintah pada waktu itu cukup cepat merespon apa yang dilaksanakan oleh kelompok perempuan di KLU sehingga sekolah Akademi Paradigta kader Pekka di berikan anggaran oleh Bappeda melalui Dinsos –kabid PP.
Pada bulan Desember 2018 anggaran keluar, untuk kecamatan Gangga ada 2 kelas, yang di kasih 1 kelas untuk 3 kali pertemuan kelas, untuk kecamatan Tanjung, Desa Jenggala di kasih untuk 3 kali pertemuan kelas, dan Desa Sigar Penjalin di kasih untuk 10 kali pertemuan kelas jadi total yang di terima 30.784.000 sudah di potong pajak. Walaupun kami tidak di kasih anggaran sampai selesai kelas sekolah, kami tetap ucap syukur, bahwa pemerintah sudah ada bentuk perhatiannya terhadap Pekka KLU. Dan siapa tau kedepannya nanti akan di kasih lebih banyak lagi. menurut info yang kami dapat anggaran juga pada waktu itu sebenarnya akan keluar di bulan oktober 2018 namun karena gempa juga yang akhirnya keluar bulan Desember 2018. ()
Kontributor: Sudawati, kader Pekka KLU, NTB