FPK Perlindungan Sosial yang Tak Terlupakan

FPK Perlindungan Sosial yang Tak Terlupakan

Sejumlah anggota Pekka perwakilan dari 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang mengikuti Forum Pemangku Kepentingan (FPK) di Aula Dinas Pemberdayaan Perempuan yang diselenggarakan oleh Serikat Pekka Kab. Pandeglang, Jum’at, 3 Mei 2019.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari KLIK PEKKA yang bertujuan untuk berdiskusi langsung dengan para instansi terkait tentang hasil KLIK PEKKA baik berupa data maupun temuan masalah khususnya yang berkaitan dengan layanan perlindungan sosial di Masyarakat.

Sesampainya di sana sekitar pukul 08:15 WIB semua peserta yang berjumlah 25 orang merasa lega, karena mereka belum terlambat, belum terlihat narasumber yang hadir kecuali beberapa staf perwakilan dari dinas setempat untuk membantu persiapan FPK, dan ada 6 orang peserta ibu-ibu Pekka dari Kecamatan Cimanuk yang letaknya lebih dekat dari kabupaten yang jauh-jauh hari sudah dihubungi oleh panitia penyelenggara agar datang lebih awal, untuk persiapan FPK dan antisipasi sekiranya ada kendala keterlambatan peserta dari daerah yang lebih jauh.

Terkadang kenyataan tak semulus teori, keberangkatan harus sedikit lebih mundur 20 menit dari yang direncanakan. Butuh perjuangan ekstra bagi ibu-ibu Pekka yang tinggal di kecamatan Cibitung, Cibaliung, dan Cimanggu kecuali dari Cigeulis yang letaknya searah dengan perjalanan dan mereka bisa menunggu di desa masing-masing tanpa ke titik temu keberangkatan.

Sedangkan beberapa peserta yang tinggal di desa yang terbilang pelosok, mengharuskan mereka berangkat lebih awal untuk sampai ke titik temu yang dijadwalkan oleh panitia pada pukul 05:00 WIB, sehingga ada yang harus berangkat pukul tiga pagi, dengan menempuh jalan bebatuan besar serta melewati hutan dan perkebunan sawit. Bahkan ada salah satu kader harus menunggu ojeg lewat, sementara di sana tidak ada rumah sama sekali dan sulit untuk mendapatkan ojeg, karena ojeg yang ia tumpangi sebelumnya ban motornya kempes.

Akhirnya peserta rombongan merasa kasihan dan harus menunggunya, tidak mungkin jika ditinggal, karena ia sudah bersiap-siap dan berdandan cantik bahkan dia berangkat pukul empat pagi, disamping itu ada yang memanfaatkan momen tersebut entah sudah menjadi kebiasaan atau memang tidak sempat karena terburu-buru, ada salah satu kader yang setiap kali ada acara yang mengharuskan berangkat pagi ia pasti berdandan di dalam mobil, mungkin ban motor kempes merupakan kebetulan atau anugerah baginya, karena kejadian tersebut membuat dia bisa bersolek dengan santai di dalam mobil.

Setelah 15 menit menunggu akhirnya semuanya berkumpul di dalam mobil, lalu sopir langsung tancap gas dengan kecepatan tinggi supaya tidak terlambat atas permintaan penumpangnya.

Sudah menjadi kebiasaan pada hari Jum’at setiap instansi selalu istirahat lebih awal, jika acara dilakukan pada hari-hari lain biasanya dimulai pukul 09:00 WIB, tetapi kali ini panitia sengaja menuliskan acara dimulai pukul 08:00 WIB di dalam undangan, agar acara dimulai lebih pagi dari biasanya, namun karena banyak kendala yang tidak diduga sebelumnya akhirnya acara dibuka pukul 09:30 WIB.

Panitia merasa khawatir acara ini gagal karena sudah satu jam menunggu narasumber belum banyak yang hadir, akhirnya karena waktu sudah semakin siang, sambil menunggu narasumber lain acara tetap dibuka bersama narasumber dari bidang pemberdayaan perempuan Ahmad Suhendi.

Kekhawatiran mulai terobati kerena di tengah acara pada saat do’a pembuka narasumber dari tiga instansi satu persatu mulai berdatangan. Pertama dari Dinkes satu orang perempuan dan disusul satu orang laki-laki yang menjadi narasumber H. Iwan dari bagian pelaksana, lalu dari Capil dua orang perempuan yang biasa dipanggil ibu Feni sebagai narasumber yang mewakili Kepala Dinas Bidang Inovasi di dampingi stafnya ibu Sofi, dan satu lagi dari Dinsos Bapak Aan dari bidang penanganan ODGJ. Semua narasumber disambut dan dipersilakan menuju tempat yang sudah disiapkan oleh panitia.

Diskusi yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini, berjalan dengan baik dan Aktif, banyak peserta yang tidak melewatkan kesempatan ini untuk bertanya langsung kepada narasumber. Pada sesi awal semua narasumber memperkenalkan diri dan programnya masing masing, pada sesi kedua dilakukan Diskusi dan tanya jawab dengan peserta, dan Diakhir acara ada beberapa kesimpulan dan komitmen antara pekka dan narasumber yang hadir diantaranya adalah dari Dinas pemberdayaan perempuan berharap bisa bersama-sama mengakhiri KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang ada di masyarakat dengan terus sosialisasi ke masyarakat baik dikelompok maupun individu .

Lalu dari Dinkes menyampaikan pekka disarankan untuk membawa data yang didapat dari KLIK PEKKA khususnya kasus BPJS PBI, dengan catatan datanya akurat dan sudah tercatat di Dukcapil, data tersebut dibawa ke Dinas Sosial terlebih dulu, karena setiap bulannya selalu ada rapat koordinasi antara BPJS Kesehatan, Dinsos dan Dinkes dan data tersebut akan menjadi bahan pertimbangan jika sewaktu-waktu ada kuota untuk JKN KIS dari dana APBD atau APBN. Sedangkan dari DINSOS akan menerima data apapun sesuai dengan bidangnya. Terakhir dari catatan sipil yang menyarankan pekka untuk membuat surat kerja sama dengan Dukcapil, agar pekka lebih mudah melakukan tindak lanjut klik pekka baik melalui jemput bola maupun kolektif terkait banyaknya data masyarakat yang masih belum mempunyai identitas diri.

Melalui kegiatan ini pekka berharap banyak instansi yang mendukung kegiatan KLIK PEKKA dan bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Kontributor: Iis, kader Pekka Pandeglang

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *