Terik matahari siang itu mengantar kepergianku dan Mila Arwati ke Balai Desa, memenuhi undangan mengikuti Musrena Keren. Sampai di balai desa sudah hadir disana ibu Ketua Tim Penggerak PKK, Bidan, Ketua Muslimat, perwakilan eks buruh migran, perwakilan keluarga divabel, dan perwakilan anak umur 14-18 tahun.
Hadir pula Pak Bovi DC KOMPAK Trenggalek, Bu Kristina dari Dinsos PPPA Kabupaten Trenggalek serta beberapa mentor Sepeda Keren ( Sekolah Perempuan Disabilitas Anak dan Kelompok Rentan) Kecamatan Dongko.
Acara dibuka oleh Pak Bovi yang mengatakan bahwa Musrena Keren (Musyawarah Rencana Pembangunan bagi Perempuan Disabilitas Anak dan Kelompok Rentan) di Sumberbening ini bisa menjadi contoh bagi desa – desa lain dalam penyelenggaraan Musrena Keren. Dilanjutkan sambutan Ibu Tina (Ibu Kristina Dinsos) yang mengatakan bahwa Musrena Keren ini adalah wadah usulan serta aspirasi bagi Perempuan Disabilitas, Anak dan Kelompok Rentan.
Sambutan berikutnya disampaikan Bapak Kepala Desa Sumberbening, Bapak Suyanto yang mengatakan memang desa perlu meningkatkan partisipasi dan akses bagi Perempuan Disabilitas Anak dan Kelompok Rentan dalam pembangunan desa oleh karenanya sangat menyambut positif adanya Musrena Keren ini.
Acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok – kelompok kecil untuk merumuskan permasalahan – permasalahan yang dihadapi. Ada 3 kelompok yaitu kelompok perempuan, kelompok keluarga disabilitas dan kelompok ke tiga kelompok anak dan eks buruh migran.
Kami selaku wakil dari Serikat Pekka di desa Sumberbening mengusulkan adanya Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi kelompok – kelompok Pekka di desa Sumberbening. Karena kami mempunyai usaha bersama pengolahan kopi, kami mengusulkan bantuan mulai dari peralatan produksi ,pelatihan pengolahan, pengemasan hingga pemasaran kopi yang baik.
Dari kelompok eks migran yang sebagian petani mengusulkan ingin ada bantuan peralatan dan bibit – bibit tanaman, perwakilan anak mengusulkan adanya KIP dan KIS untuk anak – anak yang tidak mampu yang belum mendapatkannya. Serta ada bantuan KIS untuk lansia tidak mampu yang belum mendapatkannya.
Dari perwakilan disabilitas, selain mengusulkan bantuan kursi roda, mereka juga ingin ada fasilitas sekolah di desa yang terjangkau bagi anak – anak disabilitas. Karena jika harus disekolahkan di kota akses terlalu jauh sehingga tidak terjangkau.
Kemudian kami perwakilan dari masing – masing kelompok rentan diminta testimony dan foto bersama sebagai contoh dan sampel bahwa baru kali ini kami dilibatkan dalam musyawarah desa seperti musrena keren sekarang ini. Kami senang dan ini akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi saya. Semoga Musrena Keren ini akan terus ada menjadi wadah bagi kami. ()
Kontributor: Susan, kader Pekka Trenggalek