Pekka Marlena Menerima Kunjungan DFAT

Pekka Marlena Menerima Kunjungan DFAT

Serikat Pekka Marlena  terbentuk sejak tahun 2010 di Kab. Bangkalan, Jawa timur yang saat ini sudah memasuki usia 10 tahun, jatuh bangun terasa perjuangan tak henti yang kami lakukan untuk membangun Pekka mulai dari pengorganisasian  kelompok yang tidak mudah, berbagai rintangan dan hambatan yang kami lalui mulai dari penolakan masyarakat, kepala desa,  dimana berbagai  karakter kepala desa yang kami temui yang menentang keras adanya Pekka di desanya. akan tetapi perjuangan tidak hanya sampai disana usaha tetap dilakukan, walaupun ditolak dengan berbagai ancaman tapi tidak mematahkan semangat perempuan Pekka untuk mencapai kemajuan di desa, karena ada beberapa desa yang juga menerima kehadiran Pekka.

Salah satunya Desa Tanah Merah  Dajah, desa yang pertama kali menerima kehadiran Pekka dengan tangan terbuka, dan mendukung Pekka berkegiatan didesa tersebut tanpa mengesampingkan kerjasama dengan desa. Kelompok pertama mulai terbentuk di desa Tanah Merah Dajah yaitu kelompok “Janur Kuning” yang beranggotakan 9 orang.

Sulitnya penerimaan Pekka di Madura menjadi kendala bagi kami, karena karakter dan pemikiran setiap kepala desa yang berbeda – beda. Setiap kepala desa yang biasa kami sebut klebun tidak mau menerima keberadaan Pekka, karena mengaggap akan  menjadi penghalang untuk kemajuan desa tersebut. saat itu hanya  Desa Tanah Merah Dajah, Desa satu-satunya yang kepala desanya mau memberi kesempatan kepada Pekka. 

Ditolak diusir, diancam, sudah biasa buat kami dan bukan menjadi tolak ukur yang akan mematahkan semangat juang Pekka, ungkap salah satu kader penggerak yaitu Hj. Holifah yang merupakan Ketua Serikat Pekka Bangkalan, semangat kami tak akan pernah luntur,

Dengan perjuangan yang cukup hebat dan gigih menjadi guru besar buat kami untuk tetap melangkah maju. Hari demi hari, bulan dan tahun demi tahun kami lewati dengan  perjuangan keluar masuk desa, akhirnya membuahkan hasil kelompok bermunculan dari berbagai desa dengan  mencetak kader potensial di masing-masing desa.

Pekka mulai melakukan advokasi serta sosialisasi ke tingkat desa, kecamatan serta kabupaten. Setiap kami sosialisasi tanggapan mereka dingin dan cuek. Namun kami tetap bersosialisasi tanpa putus asa.

Pada tahun 2012 kami mengadakan forum pemangku kepentingan (FPK)  terkait perlindungan sosial, pertama kali dilakukan di Aula Kecamatan Tanah Merah Kab. Bangkalan.

Kami berupaya kegiatan ini sukses meskipun banyak kendala, tapi alhamdulillah kegiatan FPK ini sukses. FPK diadakan karena banyak masyarakat desa yang belum bisa mengakses terkait perlindungan sosial atau kebijakan dari pemerintahan  kabupaten.

FPK dilakukan sangat besar sekali perannya untuk bisa mengakses program pemerintah, dimana FPK ini merupakan forum dialog/diskusi yang melibatkan berbagai OPD-OPD pemerintahan terkait seperti disdukcapil, Dinsos, BPJS, Bappeda, Pemberdayaan perempuan, DPMD, Desa, Kecamatan Dan Toga Toma Desa. Dalam diskusi ini bagaiamana peran pemerintah terkait untuk mengetahui kondisi permasalahan yang dihadapi masyarakat desa, serta sarana untuk menyelesaikan masalah dan memberikan pelayanan perlindungan sosial yang dihadapi masyarakat.

Sehingga  hubungan  baik yang terjalin melalui forum ini dapat mendorong lahirnya kebijakan yang lebih tepat sasaran dan keberpihakan pada masyarakat miskin dan Pelaksanaan yang lebih baik efektif dan meningkatkan akses program pemerintah.

Oleh karna itu FPK sangat perlu di lakukan dengan program perlindungan sosial. FPK merupakan wadah bagi para pemangku  kepentingan terkait perlindungan sosial untuk melakukan komunikasi, koordinasi yang dapat mensinergikan kegiatan Pekka dengan program desa, kecamatan dan kabupaten.

Maka sejak itu, kami melakukan FPK 2 kali setiap tahunnya. Dalam kegiatan FPK Kami juga sering kedatangan tamu dari kedutaan Australia, dalam kegiatan ini banyak bercerita tentang kondisi diri pribadi masing masing selebihnya terkait perubahan yang positif masalah yang ada di sekitar atau pengalaman hidup Serta perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah masuk Pekka.

Kader juga sangat senang dengan adanya FPK, menurut salah satu kader Hosifah kader dari Desa Dlambah Dajah, “kalau ada FPK bu saya enak bisa bertanya tentang persoalan atau informasi yang belum saya ketahui,” katanya.

Di FPK ini juga kami bisa berkumpul Dan berbagi pengalaman dengan dinas – dinas yang hadir khususnya terkait perlindungan sosial. Dengan adanya diskusi ini merupakann salah satu jalan kami untuk berupaya sekuat tenaga bisa membantu masyarakat terutama masyarakat miskin.

Perjuangan kami tidak akan pernah berhenti sampai di sini. Tetap semangat Pekka Jawa Timur… Merdeka!

Kontributor: Mimah, kader Pekka Bangkalan, Jatim

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *