Tut,,,,,,Tut,,,,,,,,,,Tut… Bunyi HP membangunkan tidur siangku, kulihat panggilan itu, ternyata dari seorang ibu anggota pengelola Inovasi desa.
Bergegas menuju kantor desa Saneo, tempat dilaksanakan acara kegiatan Rembuk Stunting Desa Saneo, Kec. Woja, Dompu, NTB, Selasa tanggal 5 Agustus 2019.
Walau sedikit terlambat tapi acaranya belum berlangsung karena menunggu yang juga sebagai pengurus Puskesos PEKKA juga sebagai Staf pelayanan di kantor Desa.
Di acara ini aku menjadi fasilitator bagi ibu – ibu yang hadir yang terdiri dari, guru Paud, kader Posyandu, bidan desa dan ibu – ibu PKK.
Acara dibuka oleh ketua panitia yaitu dari Tim Inovasi Desa Kecamatan Woja, sekaligus memberikan sedikit pengertian apa itu Stunting dan bahayanya bagi pertumbuhan anak.
Acara selanjutnya adalah bagian saya untuk menggali gagasan dan ide, apa yang mau di usulkan dalam RKPDes Saneo nantinya, dan yang datang pada waktu ini, harus hadir di RKPDes.
Disepakati bahwa usulan berdasarkan pada kebutuhan masing-masing kelompok kepentingan.
Usulan pertama adalah dari guru Paud, di Desa Saneo ada 2 Paud yaitu Annisa dan Paud Asifa, usulannya adalah: pengadaan APE dalam dan luar, lemari rak tempat menyimpan buku – buku, buku pelajaran paud, timbangan, karpet, bangunan jamban ,honor tutor dinaikkan, dan alat – alat PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), pelatihan bagi guru Paud, asupan gizi atau pemberian PMT serta menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan.
Usulan kedua dari kader posyandu, posyandu di Desa Saneo selama ini hanya ada 3 pos tapi akan ditambah 1 pos lagi hingga menjadi 4 pos, dan penambahan anggota kader Posyandu dari 5 orang per pos menjadi 7 orang per pos, sehingga pelayanan terhadap kesehatan bayi balita terjangkau dan terlayani semua. Yang diusulkan adalah: Meja dan kursi pelayanan, pengukur tinggi badan, timbangan injak, PMT, pengeras suara / toa.
Usulan berikut nya datang dari tenaga kesehatan desa, sebagaimana diketahui di desa ada 2 sarana kesehatan yaitu PUSTU (Puskesmas pembantu) dan Polindes tempat orang – orang melahirkan. Usulannya pun berbeda berdasarkan kepentingan masing-masing.
Usulan dari bidan desa adalah : meja kursi kerja, lemari, tempat tidur bagi bidan yang sedang bertugas, pengukur panjang badan, tensi doppler meja resusitasi, meja 1/2 biro, sarana air bersih/sumur Sanyo, pemasangan terali jendela polindes, dibangunnya jamban keluarga bagi masyarakat miskin, transportasi dan honor para bidan desa.
Untuk Pustu adalah : Rehab pintu WC dan pintu ruangan, tensi air raksa, lembar balik untuk penyuluhan dan tersedianya bak sampah di masing – masing rumah tangga. Sementara untuk ibu hamil pengadaan buku KIA (kesehatan ibu dan anak) di perbanyak.
Usulan – usulan ini akan di usulkan pada RKPDes, semuanya menyepakati bahwa mereka akan hadir walau tidak diundang, saatnya perempuan bersuara untuk kepentingan perempuan dan kesehatan bersama, ikut andil di dana desa karena dana desa adalah milik semua masyarakat tanpa terkecuali laki dan perempuan.
Acara selesai hampir menjelang Maghrib di tutup dengan doa semoga apa yang diusulkan ini menjadi sesuatu hal yang di dengarkan oleh pemangku kepentingan desa demi kesejahteraan perempuan dan anak.
Kontributor: Marlia kader Pekka Dompu, NTB