Jari lentik telapak tangan yang halus sudah ia tak miliki lagi oleh ibu – ibu pengrajin keranjang ini, bagaimana tidak, tiap hari memegang parang dan pisau untuk membelah dan memotong bambu untuk dirangkai menjadi sebuah keranjang yang serba guna, selain untuk buah bisa juga untuk sayur dan menaruh rumput bagi pengembala sapi.
Mereka bekerja tanpa harus membatasi diri dengan waktu dan hari, yang penting bagaimana caranya biar dalam sehari sampai malam bisa mengumpulkan keranjang dalam jumlah banyak agar dalam penjualannya bisa mendapatkan uang banyak untuk membayar hutang dan sisanya untuk keperluan sehari – hari dan biaya anaknya sekolah.
Sekilas dilihat ini pekerjaan yang ringan, tapi kalau mendengar cerita mereka di pundaknya ada beban yang ia pukul dan suara hatinya tidak pernah di dengar oleh siapapun., Masni” dia adalah ibu Pekka dari tiga orang anak tinggal di gubuk bambu yang reot dan di tinggal suaminya merantau ke Kalimantan tapi dia tidak berpangku tangan dengan menunggu kiriman dari suaminya saja . Untuk menutupi kebutuhan sehari – hari dia harus membuat keranjang sebanyak – banyaknya kalau tidak hutangku akan bertambah terus katanya”, tapi sekarang setelah aku ikut berkoperasi di Pekka aku bisa minjam uang tanpa harus terbebani oleh bunganya karena apa yang akan ku beri itu yang akan ku terima tambahnya”, mungkin kalau di bahasakan semakin sering dia meminjam maka tabungannya akan semakin banyak…
Selain ibu – ibu Pekka ini hampir delapan puluh persen para perempuan khususnya ibu – ibu di desa Lando ini pengerajin keranjang, sekarang desa sudah mulai meliriknya dengan menganggarkan bantuan tapi di tahun depan dengan cara akan mendatangkan bahannya langsung dan siap untuk membantu dalam penjualannya agar para pengerajin ini tidak menjual pada pengepul dengan harga murah” Insya Alloh mudah – mudahan terealisasi.. Mujur 5 Oktober 2019 desa Lando kecamatan terara Lombok timur NTB.
Kontributor : Rokyal, kader Pekka Lombok Timur, NTB