Beternak Sapi, Apa Salahnya?

Beternak Sapi, Apa Salahnya?

Saat pertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat Pekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat tanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua Kabupaten OKI dan Bappeda : “Bapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan mengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka sudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada saat Idul Adha.

Ke 10 sapi pejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas PEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti ternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol oleh tenaga PPL peternakan”. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam pertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : “Betul apa yang dikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang dibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat”.

Wakil dari Bappeda merespon dan mengatakan : “Sebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam atau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas. Ternak sapi itu pekerjaan laki-laki”. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam mendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan : “Bapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari 10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik”. Mendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan mengatakan: “Baik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola oleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari dekat”.

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir Maret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam rapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan untuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal usulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut informasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat sekitar bulan Mei. (2015)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *