Udara pagi yang sejuk menemani perjalanan kami menuju Desa Karanganyar tempat KLIK PEKKA akan diselenggarakan. Meski harus melewati hutan dengan medan yang naik turun serta jalan rusak tidak menyurutkan semangat kader Pekka.
Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, namun warga sudah mulai berdatangan, Selasa, 1 Oktober 2019. Mereka ingin mendapatkan pelayanan KLIK – Klinik Layanan Informasi dan Konsultasi.
Lima belas kader Pekka yang saat itu bertugas bergegas menempati mejanya masing-masing. Dengan sigap mereka segera memberikan pelayanan. Petugas KLIK di meja pendaftaran segera membantu mengisi daftar hadir dan mengidentifikasi jenis kasus yang akan dikonsultasikan serta mengarahkan masyarakat menuju meja konsultasi untuk solusi masalah yang mereka hadapi.
Tepat pukul 09.00 WIB, 6 petugas kesehatan dari Puskesmas Pule tiba di lokasi diantara mereka ada dr. Dodik dan Bidan Dian. Disdukcapil tak kalah banyak, 7 orang hadir untuk memberikan pelayanan. Sedangkan dari dinas sosial dihadiri oleh Mustofa (Kabid Bidang Sosial) dan Bu Christina (Kabid PPA Dinsos) serta dari KOMPAK hadir Bovi DC(District Community)KOMPAK Trenggalek. Acara dibuka oleh Bapak Kuslan, Kepala Desa Karanganyar. Pak Kuslan menyampaikan rasa terimakakasih dan dukungannya terhadap penyelenggaraan kegiatan KLIK ini.
Selanjutnya Dhesi Vienayanti, faslap PEKKA dalam sambutannya menyampaikan bahwa KLIK di Desa Karanganyar ini sebagai uji coba dari pelaksanaan kegiatan PEKKA bekerja sama dengan KOMPAK. Harapannya dengan dengan kegiatan ini akan didapatkan data kesehatan, identitas hukum dan perlindungan sosial yang akurat di Desa Karanganyar.
Acara inti segera dimulai setelah sambutan selesai. Masyarakat secara bergiliran mengkonsultasikan peermasalahannya.
Berdasarkan hasil rekap data KLIK ada 334 kasus yang dikonsultasikan oleh warga Desa Karanganyar dengan rincian kasus identitas sejumlah 125, kasus sosial sejumlah 97,kesehatan 125 kasus,pendidikan 29.
Di meja konsultasi kesehatan seorang klien rusdi 54 tahun datang untuk mengajukan KIS buat keponakannya (19 th). Keponakannya ini kini tinggal dengan neneknya setelah ditinggal oleh orangtuanya.
Dulunya anak ini selalu juara kelas dan rajin mengaji. Namun karena faktor ekonomi dia tidak bisa melanjutkan sekolah. Akhirnya dia merantau jadi pembantu rumah tangga selama 2 bulan di Surabaya. Sepulang dari Surabaya anak ini mengalami depresi. Atas kasus ini Dinas Sosial mengatakan akan melihat dulu di data basenya di desa melalui Puskesosnya. Mismiatin (45 th) juga menyampaikan pada petugas KLIK bahwa dirinya tidak punya KIS padahal dia menderita komplikasi dan setiap sebulan sekali harus berobat.
Di meja identitas hukum, Marmi warga RT 33 ingin memperbarui KTP. Selama ini dia kesulitan melakukannya karena jarak ke kota jauh. Demikian dengan Tariyem warga RT. 31 ingin juga mengurus kasus serupa karena status suaminya baru meninggal.
Mereka menyatakan perasaan senangnya karena adanya KLIK. “Pelayanan sangat memuaskan saya dapat obat gratis meskipun tidak punya KIS mudah mudahan KLIK ada lagi ya,” ungkap salah satu klien.
Mereka merasa puas dengan pelayanan KLIK meskipun sebelumnya sempat terjadi kesalahan pahaman. Bukan sekedar konsultasi tetapi masyarakat mengira pelayanan gratis yang disampaikan saat sosialisasi adalah pelayanan kesehatan langsung meskipun tidak mempunyai KIS, sehingga warga datang dengan menyarter pick up untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
Atas kasus tersebut desa mengambil kebijakan untuk membiayai periksa kesehatan bagi warga yang hadir. Para warga begitu gembira mendengar kebijakan tersebut. “Mudah mudahan KLIK ada lagi di Desa kami” ungkap Sutanto seorang warga Desa Karanganyar.
Acara selesai saat waktu menunjukkan pukul 15.00 siang. Pegawai dari Disdukcapil masih melanjutkan pelayanan yang belum selesai. Meskipun masih berlatih para kader Serikat Pekka Trenggalek terlihat kompak dalam menyelesaikan tugas dan memilah rekapan kasus serta menyelesaikan administrasinya. Meski lelah kami kader Pekka pulang dengan perasaan senang karena KLIK Pekka hari ini berjalan lancar. (Susan Priatin)