Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.
PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara 1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.
Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas. Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer.
PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.
Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.
Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.
Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.
Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : “Sangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat SHU.” Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. “Pengeluaran dalam sehari jadi berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain”. Demikian juga bu Amen mengatakan : “Harganya murah dan dapat hutang, sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.”
Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.