Merintis Usaha Tani di Lahan Gambut

Merintis Usaha Tani di Lahan Gambut

Kelompok pekka di Kalbar masuk TV!!! Ya ada tayangan tentang mereka yang muncul di TVRI Kalbar dan TVRI Nasional pada kesempatan yang berbeda.   Tampak ditayangan itu sekelompok perempuan dengan seragam kombinasi ungu muda dan ungu tua tengah berkumpul mendiskusikan usaha semangka yang mereka jalankan.  Tampak mereka serius mendiskusikan perkembangan usahanya. 

Usaha ini menarik diliput, karena usaha semangka tersebut dilakukan di lahan gambut.  Lahan yang banyak terdapat di tanah Kalimantan.  Selama ini hampir dibilang sangat jarang orang yang berhasil menanam dengan skala besar di lahan gambut.  Dengan pemanfaatan lahan gambut ini – setidaknya pasokan buah semangka yang biasa dikirim dari Jawa kini bisa juga dipasok dari sumber lokal.

Kelompok pekka yang terlibat dalam usaha ini adalah kelompok Sumber Makmur dan kelompok Bina Usaha dari desa Rasau Jaya III, Kabupaten Kubu Raya.  Keberhasilan usaha mereka ini tidak lepas dari kerjasama dengan kelompok tani Lestari dari desa Rasau Jaya III.  Kelompok yang dipimpin bapak Subejo ini sudah berpengalaman dalam usaha pertanian dan peternakan di lahan gambut.  Di lahan pertanian milik kelompok tani Lestari ada berbagai jenis tanaman yang tengah dikembangkan di lahan gambut seperti jagung, bawang.  Sejumlah ternak seperti sapi, kambing dan ayam juga tengah dikembangkan dengan memanfaatkan pakan dari sisa tanaman, sementara kotorannya digunakan untuk pupuk kandang bagi tanaman.

Kelompok Pekka Sumber Makmur dan kelompok Pekka Bina Usaha pada awalnya hendak mengembangkan  kerjasama usaha melon dengan kelompok tani Lestari.  Namun karena musim penanaman melon sudah lewat, maka usaha itu dialihkan dengan menggantinya dengan komoditi semangka.  Dalam pelaksanaan kerjasama usaha ini kelompok pekka bertindak sebagai penyandang modal, sementara kelompok tani Lestari menyediakan lahan usaha, tehnis usaha dan jaminan pasar.  Modal usaha yang ditanamkan sebesar Rp. 25.890.000 merupakan dana BLM dari kedua kelompok pekka.  Dana tersebut dipergunakan untuk persiapan lahan, pembelian bibit, sarana produksi dan biaya biaya pemeliharaan hingga panen.  Untuk bibit digunakan bibit dari luar negeri yang harga cukup mahal bagi petani yang masih biasa menggunakan bibit lokal.  Sementara walau sudah menggunakan pupuk organik dengan jumlah besar – tetapi usaha ini masih belum lepas dari penggunaan pupuk kimia.  Tentu ini menjadi PR tersendiri bagaimana agar usaha ini ke depan bisa makin sehat dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia seminimal mungkin.

Kelompok tani lestari melibatkan 2 orang wakil tetap kelompok pekka untuk belajar secara utuh proses kegiatan usaha tani semangka dari mulai tanam hingga pemasaran.  Namun anggota pekka yang lain juga terlibat langsung dalam pelaksanaan usaha ini sebagai tenaga kerja usaha tani ini.  Sehingga bisa dikatakan mereka bekerja pada usaha bersama yang dikembangkan ini. Usaha ini berjalan lancar selama masa tanam dan pemeliharaan.  Namun terjadi gangguan cuaca di saat akhir menjelang panen.  Banyaknya hujan di saat menjelang panen menyebabkan hasil panen semangka jauh di bawah prediksi yang diharapkan.  Akibatnya keuntungan dari penjualan semangka ini sangat tipis (Rp. 2.813.400) dari harapan semuala di atas 10 juta-an.  Namun kelompok pekka tetap bersemangat dengan usaha yang dijalankan.  Mereka kini tengah melakukan pembibitan tomat dan melon.  Mereka ingin terus merealisasikan rencana awal yaitu mengembangkan melon.  Kini mereka sudah cukup punya pengalaman dengan semangka dan berharap pengalaman itu mampu membantu mereka dalam pengembangan melon nantinya.  Kedua kelompok pekka tetap bekerjasama sama dengan Kelompok Tani Lestari dalam melakukan usaha nanti.  Masih banyak hal yang mereka perlu pelajari dengan melakukan praktek usaha langsung.  Pada waktunya nanti mereka berharap suatu saat bisa melakukan usaha ini sepenuhnya sendiri dan kerjasamanya lebih pada pemasaran hasil yang ada.

Tetapi yang perlu terus diingatkan kepada kedua kelompok dan juga Pendamping Lapang yang menyertainya adalah bahwa mereka harus belajar penuh dari semua proses kegiatan yang telah dilakukan itu.  Mereka harus paham setiap langkah strategi usaha yang diambil.  Sebagai mitra usaha mereka berhak mengetahui segalanya.  Sehingga bila mereka melakukan usaha itu sendiri mereka paham akan langkah-langkah yang harus dilakukan.  Jika mereka telah mampu melakukannya nanti – bagus juga jika kelompok lain yang umumnya bergerak di bidang usaha tani bisa belajar bagaimana memanfaatkan lahan gambut yang ada agar bisa dikelola secara maksimal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *