Mengubah Beras Menjadi Sapi

Mengubah Beras Menjadi Sapi

Kelompok Pekka di Lingsar NTB memiliki kegiatan jimpitan beras, sekali sebulan tiap anggota menyumbang beras  ½ kg. Beras yang terkumpul dijual kepada anggota yang memerlukan dengan harga Rp. 8.000 per kg, lebih murah dari harga pasar (Rp.9.000).  Dalam 6 bulan terkumpul uang Rp. 2.061.000. Rencana uang tersebut akan dipakai untuk membeli sapi yang kemudian akan dipotong pada hari Raya Idul Fitri, dagingnya dibeli oleh anggota Pekka dengan harga dibawah harga pasar.

Kecamatan Gerung, 4 kelompok Pekka dengan total anggota sekitar 100 orang bersama-sama mengelola kegiatan jimpitan beras. Setiap orang menyumbang ½ kg sekali sebulan. Beras yang terkumpul dipinjamkan ke anggota yang memerlukan dengan aturan pinjam beras kembali beras, pinjam 5 kg bayar kembali 5,5 kg dan dikembalikan dalam jangka waktu 1 bulan. Keuntungan menjadi milik kelompok, dan mereka merencanakan akan menggunakan keuntungan ini untuk usaha sapi. Dengan alasan kotoran sapi akan dipakai untuk membuat pupuk organic dan dapat dipakai untuk pertanian permakultur yang saat ini mereka kembangkan.

Sistem jimpitan berbeda setiap wilayah tergantung kesepakatan. Di desa lain, jimpitan beras diberikan sesudah panen padi. Dalam setahun ada 3 musim tanam, 2 musim tanam pertama menanam padi dan musim tanam ke 3 menanam palawija seperti kedelai atau kacang tanah. Panen beras musim pertama tiap anggota menyumbang 3-4 kg beras. Jumlah sumbangan beras ini berdasarkan kesepakatan bersama anggota kelompok. Panen beras musim pertama biasanya tidak ada yang pinjam, karena masing-masing anggota juga panen. Untuk menghindari beras rusak, beras jimpitan musim pertama ini dijual. Pada panen beras musim kedua biasanya anggota mulai meminjam.

Anggota Pekka di NTB memiliki semangat dan cita-cita tinggi untuk mengembangkan jimpitan ini. Saat anggota Pekka ditanya apa keuntungan dari jimpitan ini, seorang anggota menjawab : “Ini satu cara kami berbagi kepada orang lain”. Anggota lain menambahkan : “Membeli beras di kelompok lebih menguntungkan karena harganya lebih murah, bisa membayar cicilan dan keuntungan akan menjadi milik kelompok dan dapat dipakai untuk kegiatan lain”.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *