Pengalamanku Menjadi Jurnalis Warga Pekka

Pengalamanku Menjadi Jurnalis Warga Pekka

Ernawati lahir dan tumbuh di Dusun Barat 1 Desa Cacang, Kecamatan Labuhanhaji, pada 15 September 1981, Aceh Selatan. Pendidikan hanya SMA, saya seorang pengurus Serikat Pekka Aceh Selatan, dan juga sebagai Kader di kelompok, serta Jurnalis Warga Pekka (JWP) untuk Aceh Selatan dan Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Pertama menulis cerita, informasinya dari Faslap PEKKA wilayah Aceh kak Afrida Purnama, yang menyarankan agar saya menuliskan cerita kegiatan Serikat Pekka di sebuah group Facebook, Pada waktu itu saya belum berani untuk menulis karena saya tidak tahu bagaimana harus menulis.

Dari hari ke hari terus didorong agar menguapload berita Pekka, pada waktu itulah saya mencoba mulai menulis entah tulisan saya salah atau benar. Setelah beberapa cerita kegiatan Pekka saya posting di FB JWP saya mulai melihat dan membaca banyak tulisan teman- teman dari berbagai daerah, dari situ saya juga mulai belajar agar bisa terus untuk menulis sebuah cerita tentang kegiatan Pekka yang dilakukan di kelompok- kelompok.

Pada waktu sekolah dulu saya memang senang menulis,dan pada akhirnya saya mencoba terus mencari berita untuk menuliskan menjadi sebuah cerita, saya juga merasa senang dapat menulis baik untuk cerita kegiatan Serikat Pekka maupun tentang kehidupan anggota Pekka sebagai perempuan kepala keluarga. Setiap hari saya menulis apa yang saya lihat ketika berada di tempat dimana bisa membuat berita.

Pada saat menghadiri kegiatan saya selalu mengambil foto-foto dari foto itu saya membuat berita, tanpa foto saya tidak bisa menggambarkan untuk sebuah cerita. Saya banyak mencari berita dari kegiatan Serikat Pekka, dari perempuan Kepala Keluarga, mewawancarai dinas terkait pada saat kegiatan Pekka dilakukan, dan kegiatan desa di mana saya diikutsertakan.

Sebagai kader JWP saya merasa susah untuk meliput berita, apalagi saat mewawancara saya tidak tau harus mulai dari mana,dan yang ditanya pun tidak berani bercerita kalau tidak saya bawa bercerita terlebih dahulu agar yang di wawancara itu mau bercerita saya hari memberikan motivasi dari situlah terbawanya yang diwawancara mulai bercerita,saya merasa kesusahan juga saat pengambilan foto terkadang ada yang mau ada yang tidak mau. Setelah saya dapat berita saya merasa susah untuk memposting berita karena menulis sebuah cerita itu agak  susah dari mana alur cerita harus dimulai.

Pada saat pertama kali saya mencari berita jarak desa yang sangat jauh, rumah berjauhan terasa sepi kali waktu melewatinya, jalan yang harus dilalui tidak bagus masih bebatuan, melintasi jembatan gantung, selama ini saya tak pernah rasakan sekarang harus saya lalui  setiap kali saya pergi mencari berita ke desa, di samping itu juga saya harus menyesuaikan bahasa saat meliput, karena banyak yang tidak memahami bahasa karena disini memakai bahasa daerah sendiri.

Saat pertama mewawancara saya merasa malu -malu untuk bertanya, karena belum biasa, cara juga tidak tahu dengan banyak meliput berita saya dapat kawan, malahan pengalaman ilmu pun bertambah sambil belajar menulis. Di saat pertama menulis berita ada keraguan takut salah pada waktu pengiriman berita, bisa tahu cerita kehidupan, pada saat wawancara ada ketawa dan sedihnya bila membayangkan kehidupan yang saya liput ceritanya.

Di saat pertama kali mewawancarai dinas pendidikan dan disdukcapil, saya juga merasa malu berhadapan dengan dinas, waktu pertama kali saya wawancara bapak- bapak, ada yang ketawa dan balik bertanya untuk apa diwawancara, saya pun menjawab untuk buat cerita dan dijadikan buletin hasil kegiatan Serikat Pekka, saat menulis hati berdebar juga karena yang diliput orang dinas dan diperhatikan sekali. Ada juga yang bercerita terlalu panjang dan cepat sehingga saya banyak mengulang lagi, saya tidak bisa menulis cepat-cepat, sehingga ada pengulangan kata-kata. Begitu juga saat diskusi kampung, sifat malu juga ada, namanya aja belajar, saya coba menghilangkan rasa malu, dengan ketekunan dan niat hati belajar dan ingin menjadi penulis yang baik perlu kesabaran.

Saya melihat di FB JWP semakin banyak cerita menarik, saya sebagai kader JWP merasa belum bisa untuk menulis cerita. Setelah mendapat informasi bahwa kader JWP harus bisa menerbitkan buletin setiap Kabupaten masing-masing berita harus ada 6 buah cerita yang menjadi bahan buletin. Saya mulai merasa susah juga apa mungkin saya bisa untuk menulis banyak cerita untuk diterbitkan menjadi Cermin. Saya sendiri merasa ragu apakah mungkin saya bisa seperti teman- teman yang lain, saya terus berusaha untuk menulis agar bisa menulis banyak cerita.

Pada saat KLIK PEKKA saya mencari banyak berita ketika saya berjalan di kampung-kampung wilayah ada Pekka. Pada saat diskusi kampung saya juga menggambarkan tentang Pekka, pada saat itu membagikan tulisan buletin cerita tentang kegiatan – kegiatan yang dilakukan, lalu mengadvokasikan kegiatan Pekka ke dinas terkait dan menceritakan juga Pekka dan kegiatan yang dilakukan. Setelah itu memberikan buletin Cermin Pekka Aceh Selatan yang berisi tentang semua cerita kegiatan Pekka yang sudah dilakukan.

Dari semua cerita mendapatkan tanggapan yang baik dan support agar Pekka lebih maju terus dengan menerbitkan banyak cerita lagi baik itu kegiatan dan liku- liku kehidupan tentang perempuan kepala Keluarga dan perempuan hebat.

Saya sebagai kader JWP akan berusaha terus mencari barita dan menerbitkan cerita menarik, pada saat menulis saya bertekad bagaimana saya harus bisa menulis seperti teman- teman lainnya. Saya juga harus bisa membuat cerita dan menerbitkan buletin 2 Kabupaten, harus banyak menggali mencari cerita.

Alhamdulillah untuk kabupaten Aceh Selatan sudah 4 buletin yang sudah terbit.dan untuk Aceh Barat baru 2 buletin, untuk Edisi 2020 lagi buat cerita. (Erna)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *