Tidak pernah terbayangkan dalam benakku untuk menjadi Jurnalis. Aku termasuk orang yang malas menulis. Suatu hari aku diutus oleh Yayasan Pekka untuk pelatihan jurnalis di Bogor
Dalam benakku, jurnalis pastilah orang hebat yang mampu menuangkan bahasa lewat tulisan. Aku tertantang ke sana. Disana kutemukan teman- teman baru dari berbagai daerah. Kami belajar bersama.
5 hari kami dilatih dan belajar meliput berita. Ga tanggung-tanggung kami digenjot mulai pukul 8 pagi sampai pukul 9 malam. Pelatihan itu membuahkan hasil. Kami dinobatkan menjadi Jurnalis Warga Pekka ( JWP)
Tugas berikutnya kami harus membuat berita tentang kegiatan dan cerita-cerita perempuan Pekka serta seputaran kejadian dan peristiwa yang terjadi di wilayah kerja Pekka.
Awalnya aku belum terlalu lancar menuangkan tulisanku. Tapi karena tuntutan tugas yang diemban mau tidak mau aku harus menulis. Ternyata menulis itu asyik.
Selanjutnya untuk mendapatkan berita tidak semudah yang kubayangkan. Tantangan terberatku adalah mengambil gambar saat pertemuan atau rapat. Aku merasa canggung bahkan malu Karena tabu bagiku (perempuan) berdiri dan mengambil gambar saat orang lain berbicara. “(Mungkin ini dampak dari kaum marjinal)?”
Saat menulis beritapun menutut kehati-hatian karena menyangkut orang lain dan dibaca umum. Jangan sampai urusannya panjang akibat kesalahan informasi. Kadang rasa ketakutan ku datang. Apakah beritahu ini menyinggung kalangan tertentu? Apa dampaknya nanti? Ketakutan semacam ini sering terjadi.
Aku menulis dan menulis. Walaupun tidak semua tulisanku dijadikan Buletin. Sebagiannya aku unggah lewat media sosial (FB) dan blogku ( https://celen-09.blogspot.com ) dan bahkan ada yang tidak dipublikasikan karena ketakutan itu.
Sementara disisi lain menjadi Jurnalis keutungan tersendiri bagiku. Disamping cepat mendapatkan informasi, akhirnya aku rajin membaca untuk menambah referensi. Aku juga semakin dikenal diberbagai kalangan. Baik di instansi pemerintah maupun di masyarakat.
Disamping unggahanku di blog dan FB. BULETIN PEKKA juga menjadi pilihanku untuk melakukan advokasi ke dinas-dinas terkait. Dan Alhamdulillah lewat tulisanku beberapa dinas mengapresiasi kegiatan kami.
Seperti dinas Perikanan : menghubungi kelompok Pekka Siwe Tangguh untuk memberikan pelatihan dan pengadaan alat kerja. (Pelatihan pengolahan bandeng presto)
Dinas pertanian: memberikan bantuan pemboran air dan mesin air dan akan mengikutsertakan Pekka bila ada pelatihan pengolahan hasil pertanian.
Dinas lingkungan hidup: memberikan bantuan berupa banguna bank sampah dan sudah datang langsung dari propinsi melihat kegiatan bank sampah. Rencananya tahun anggaran 2020.
Dinas peternakan: menyarankan kami mengajukan proposal bantuan hewan ternak.
Dinas tenaga kerja: bersedia.menerima anggota Pekka untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh dinas tenaga kerja yang seharusnya dilaksanakan bulan ini. Tapi semua ini tertunda karena Covid-19.
Sementara dari pemdes Samili. Menyarankan kami mengajukan proposal ke dinas koperasi, dinas perdagangan dan perindustrian, dinas sosial dan Pemda. Direkomedasi oleh pemdes. (Rahma)