Setelah setahun lebih kegiatan pertemuan kader Pekka berhenti akibat pandemi, kini Pekka mulai aktif mengadakan kegiatan kembali. Tepatnya Selasa (23/11/2021), kita melaksanakan kegiatan forum pemangku kepentingan (FPK) di Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) kabupaten Pacitan.
Kegiatan ini dihadiri beberapa narasumber antara lain: Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas tanaman Pangan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan keluarga Berencana, serta BAPPEDA Kab. Pacitan.
Selain itu hadir pula dua Sekretaris desa yang masing – masing mewakili kades mereka dari Gemaharjo kecamatan Tegalombo dan Jetak Kecamatan Tulakan.
Forum Diskusi dimulai dengan pembukaan oleh Pembawa Acara ibu Suprapti, dilanjurkan dengan laporan Serikat oleh Ibu Kunindarsih lalu presentasi tentang Gerakan Ekonomi Pekka yang kebetulan dibacakan oleh saya, Puji Wahyuni.
Setelah presentasi dilanjutkan dengan tanggapan dari masing – masing Dinas terkait. Diawali Bapak Bambang Kepala Dinas Pertanian. Beliau menyatakan bangga di Pacitan ada organisasi Pekka. Apalagi banyak anggotanya bergerak di bidang pertanian. Menurut survei BPS, di masa pandemi seperti sekarang ini, bidang pertanian masih menunjukkan tren positive dibanding bidang – bidang lain.
Selanjutnya beliau berharap, ibu-ibu Pekka tidak hanya bisa menanam, namun juga bisa mengolah. Keuntungannya bergerak di bidang pertanian, jika pun tidak bisa menjual hasil tani, paling tidak ibu – ibu bisa mengkonsumsi sendiri.
Terkait peternakan, di Tegalombo juga ada peternakan susu sapi. Namun masih terkendala pemasarannya.
Untuk program pertanian yang cocok dengan anggota Pekka, ibu-ibu bisa mengelola kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (PPL) yang dulunya KRPL. Karena bisa untuk menjaga ibu-ibu dari kerawanan pangan dengan memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayuran dan tanaman pangan lain.
Adanya kegiatan Pekka ini sangat penting. Karena melalui kelompok bisa mengecek ketahanan pangan anggotanya. Apakah ada anggota yang rawan pangan atau tidak. Jika ada, bisa menghubungi dinas terkait dan apa kebutuhan pangannya.
Bapak Joko dari Dinas Koperasi menyampaikan bahwa Bapak Kepala Dinas tidak bisa hadir karena ada kegiatan lain. Beliau baru memahami jika ada kegiatan Pekka, suatu organisasi yang memberdayakan perempuan kepala keluarga. Dan lebih kagum lagi ternyata sudah banyak kegiatan positif seperti simpan pinjam dan berharap akan segera berbadan hukum karena setiap ada akses program pemerintah sekarang mensyaratkan harus berbadan hukum.
Di Kabupaten Pacitan, ibu-ibu Pekka bisa memanfaatkan PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) untuk menampung segala produk yang dihasilkan baik individu maupun kelompok. Wilayah tempat ibu-ibu Pekka yakni Tulakan dan Tegalombo termasuk wilayah agropolitan dengan produk unggulan susu sapi.
Selain sesi tanggapan, juga ada sesi diskusi atau tanya jawab. Salah satunya Bu Eni yang menginginkan pelatihan produk olahan berbahan local sehingga mengurangi ketergantungan terhadap terigu.
Bapak Bambang, Sekdes Gemaharjo mengatakan sangat mendukung kegiatan ekonomi Pekka terutama kegiatan mereka yang akan mendirikan Pekka Mart, namun karena yang dijual adalah bahan pokok, Pemda Gemaharjo yang akan memfasilitasi kesediaan tempat yang layak untuk berdagang. Untuk potensi susu sapi Pemdes Gemaharjo belum bisa memasarkan karena belum melakukan uji lab terhadap kualitas dan daya tahan susu.
Bapak Suroto perwakilan desa Jetak senang dengan adanya Pekka di Jetak. Masyarakat cenderung mudah bosan dan kurang ulet dalam usaha sehingga pemerintah desa sendiri terkadang butuh inovasi sehingga bisa membangkitkan ekonomi desa.
Di wilayah Kecamatan Tulakan sendiri sebenarnya banyak potensi produk local yang bisa jadi andalan mulai hasil pertanian, hasil laut dan hasil seperti gula merah, kecap dan lain – lain.
Masih banyak Tanya jawab dari ibu-ibu Pekka kepada Instansi terkait. Ibu Kunindarsih berterima kasih kepada Dinas PPPA dan KB Pacitan karena Pekka Pacitan akan mendapatkan pelatihan kerajinan bamboo. Bu Kun, juga tertarik pada tanaman kembang telang yang menurut Dinas Pertanian masih terbuka karena PLUT masih kekurangan stok karena tingginya permintaan. Dinas Pertanian langsung meninggalkan kontak person jika ibu-ibu Pekka ingin belajar menanam bunga telang.
Ibu Suryati dari Wonoanti juga menceritakan tanaman yang berpotensi di desanya dari mulai kelapa, porang, kopi, coklat, namun kembali lagi ibu – ibu Pekka memiliki keterbatasan dalam mengolahnya sehingga masih membutuhkan pelatihan peningkatan kapasitas.
Semua Dinas yang hadir sangat menyambut baik dan welcome jika ibu-ibu Pekka ingin menindaklanjuti permintaan pelatihan dll dan langsung memberikan nomor HP untuk menghubungi mereka lebih lanjut.
Waktu sudah siang dan Diskusi Forum Pemangku Kepentingan ditutup dengan bacaan Hamdallah. Diskusi ini dirasa sangat bermanfaat bagi ibu – ibu Pekka dan juga membangkitkan semangat untuk menggiatkan ekonomi karena semua instansi sangat mendukung.
Kontributor: Puji Wahyuni, kader Pekka Kab. Pacitan