Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan tentu membawa dampak yang berkepanjangan pula bagi masyarakat, terutama pada aspek perekonomian. Seluruh masyarakat wajib menaati aturan protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah guna menekan angka penyebaran virus Covid-19. Masyarakat dilarang pergi keluar rumah jika tidak untuk hal-hal mendesak, seperti membeli bahan makanan dan obat, atau pergi ke rumah sakit.
Saya Wasri, sehari-hari, saya bekerja sebagai buruh tani. Dengan adanya pandemi dan aturan tersebut, saya pribadi tentu sangat terdampak. Saya yang biasanya selalu rutin ke sawah setiap hari, sekarang harus berdiam diri di rumah tanpa ada aktivitas apapun.Hal tersebut juga memengaruhi saya secara ekonomi. Jika saya tidak pergi ke sawah, maka saya tidak akan mendapatkan uang. Suami saya yang seorang penjahit rumahan juga merasakan hal yang sama. Penghasilan suami saya menjadi turun drastis, tidak seperti sebelum adanya pandemi. Padahal dulu sebelum pandemi, jasa jahit suami saya tidak pernah sepi dan pasti selalu ada konsumen yang datang untuk menjahit baju.
Jujur saja, saya bingung harus melakukan apa di kala pandemi seperti ini agar tetap bisa bertahan hidup. Saya juga masih kaget dengan perubahan keseharian saya yang cukup drastis, yang biasanya saya ke sawah, sekarang hanya di rumah. Akhirnya, terlintas di pikiran saya untuk memulai usaha dengan bantuan dari salah satu anggota Pekka di kelompok saya agar saya tetap bisa produktif selama pandemi. Tepat pada awal Januari 2021 lalu, saya mulai mencoba untuk membuat bawang goreng dengan varian rasa manis, pedas, asin, dan original. Saya juga mulai mengeksplor cara pengemasan produk yang cantik. Saya mengemasnya dengan kantung mika dan saya beri label agar para calon pembeli tertarik dengan bawang goreng buatan saya.
Awalnya, saya hanya menawarkan produk bawang goreng buatan saya ke teman-teman terdekat dan keluarga saya melalui WhatsApp. Lalu, saudara dan teman-teman saya membantu untuk memasarkannya lewat Facebook. Dalam waktu kurang dari satu bulan, banyak pesanan yang datang dan alhamdulillah dapat menambah penghasilan saya dan keluarga. Bahkan, ada pembeli dari daerah lain juga yang memesan bawang goreng buatan saya, seperti dari Solo, Surabaya, Batang, dan Pekalongan.
Saya ingin sekali usaha bawang goreng saya dapat lebih berkembang lagi, agar saya bisa mempunyai modal untuk membeli peralatan produksi, seperti timbangan makanan dan alat vacuum agar produk bawang goreng saya bisa awet dan tahan lama. Saya percaya, bila ada kemauan pasti akan ada jalan. Semoga usaha bawang goreng saya ke depannya dapat semakin dikenal oleh masyarakat, agar semakin banyak pula jumlah pesanan yang diterima dan saya bisa memberdayakan perempuan-perempuan lain di sekitar saya agar tetap berkarya. Semoga pandemi ini cepat berlalu dan keadaan perekonomian kita dapat normal kembali.
Penulis: Wasri
Editor: Capella Latief