Pertengahan Maret 2020 ketika saya diminta membuat RTL (Rencana Tindak Lanjut) perluasan wilayah lintas kecamatan Belik, saya ijin tidak bisa turun lapang karena akan mengikuti ujian semester (US) paket C kelas XII tanggal 16 – 21 Maret 2020. Tapi ternyata ada himbauan dari pemerintah anak sekolah untuk belajar di rumah, termasuk US kejar Paket juga diundur.
Saat saya ada tawaran untuk tetap melakukan penugasan lintas kecamatan, saya memilih diam di rumah, karena menurut saya itu lebih baik untuk saya, keluarga, dan orang lain.
Selama berada di rumah di Desa Kalirandu Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, saya gunakan waktu untuk bersih-bersih rumah dan lingkungan, sekalian mengajari menerapkan hidup bersih kepada anak dan cucu-cucunya supaya mencuci tangan ketika mau masuk rumah dan mau memegang makanan.
Ketika akhir bulan ada himbauan untuk memperpanjang anak sekolah belajar di rumah hingga batas waktu yang belum ditentukan karena wabah Covid yang semakin merebak, saya mempunyai inisiatif untuk membuat masker, dengan dukungan anak yang bekerja di apotik. Ide ini muncul karena disaat anaknya bekerja diapotik, banyak pelanggan yang menanyakan masker, dimana stoknya sudah kosong. Sehingga banyak kain yang akhirnya dipilih oleh pelanggan tersebut. saya bersama adik menjahit bersama disaat adik tidak ada orderan jahitan.
Saya menitipkan masker ke apotik sedikit demi sedikit untuk melihat peluang pasar, dan sekarang sudah berhasil menjual masker sekitar 200 buah, dengan harga Rp. 60.000/lusin. Ternyata Bariyah, pengurus Pekka dari Desa Pegundan juga melakukan hal yang sama, menjahit masker karena mendapat orderan dari orang lain dan dikirim ke Bali. Dalam kondisi ekonomi sulit sekarang ini, kita harus bangkit dan tetap semangat untuk sehat dan bertahan hidup. (Kunarti)