Perjuangan Seorang Ibu Mendapatkan Bantuan

Perjuangan Seorang Ibu Mendapatkan Bantuan

Ketika waktu mau Jum’at 2 orang kader Pekka, Ernawati sebagai kader lintas kabupaten dan Cut Putri ketua serikat Pekka Simpang Peut pergi bersilaturahmi ke Desa Peulanteu LB, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat. Sesampai di Desa tersebut berhenti di rumah kak Rusni ternyata kak Halimah sudah menunggu kedatangan kami. Setelah melihat ada perubahan pada kak Rusni dalam beberapa bulan ini.

Kak Rusni seorang pengurus  kelompok  Serikat Pekka Peulanteu, kak Rusni sebagai Sekretaris kelompok.

Pada tahun 2019 kak Rusni pernah membuat proposal tentang rumah bantuan yang ditujukan ke Dinas Sosial. Sebelumnya kak Rusni ada juga membuat proposal  rumah juga, Dari 2 proposal tersebut kak Rusni lebih dulu mendapatkan Dana Rehab rumah dari  Desa pada tahun 2019. Yang mengerjakan rumah rehab tersebut adalah orang yang telah disiapkan oleh desa, dan akhirnya Kak Rusni mempunyai rumah.

Setelah selang beberapa bulan yang awalnya bulan Agustus 2019 dinaikkan proposal, setelah beberapa bulan menunggu maka pada bulan Januari 2020 kak Rusni terpanggil lagi untuk menerima sebuah rumah bantuan, selang beberapa bulan mendapatkan informasi di bulan Maret rumah sudah mulai dibangun.

Pada awal bulan Juli  tanggal 1 Juli 2020 kak  Rusni baserta 2 orang putri manisnya sudah menempati rumah baru tersebut. Dalam 1 tahun kak Rusni mendapatkan 2 bantuan yaitu Dana Rehab rumah dan sebuah rumah bantuan. Disamping itu juga kak Rusni juga mendapatkan bantuan PKH. Bantuan yang ditujukan untuk anak yang masih sekolah, yang pertama anaknya di kelas 2 SMK, yang kedua di bangku MIN.

Kak Rusni seorang perempuan kepala  keluarga yang sehari-harinya bertani. Kak Rusni juga seorang kelompok pengerajin dari Enceng gondok. Selama ini kak Rusni pernah juga mengikuti pelatihan tentang kerajinan Enceng gondok seperti tas, plasnent, keranjang, semua itu kalau sudah siap dipasarkan.

Sebelum masuk Pekka kak Rusni anggota kelompok dari Enceng gondok. Sekarang dipasarkan dengan harga yang sangat murah. Padahal kalau dibandingkan dari cara pembuatan yang masih manual membuat ibu- ibu sangat tidak semangat untuk membuatnya. Karena butuh waktu yang lama pada saat proses pengolahan bahan yang sudah dicari. Sebenarnya kalau harga terjangkau dapat membantu pengeluaran ekonomi bagi perempuan khususnya perempuan kepala keluarga. (Enawati)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *