Corona Merah Meriah

Corona Merah Meriah

Si Corona merah meriah di pertengahan Bulan Maret Tahun 2020. Awal kisah Si Corona di desa ku Kampong Gelanggang Merak Kecamatan Manyak Payed Aceh Tamiang yang awalnya beredar surat melalui media sosial facebook, whatsapp, instagram; tentang meliburkan sekolah-sekolah. Dalam sekejap info libur diteruskan ke semua grup yang ada di handpone seluler ku hingga dalam waktu singkat menyebar berita dengan cepat tak dapat terbendung.

Info Si Corona dari handpone di hari pertama masih ragu ragu, di hari ke 2 mulai galau, di hari ke 3 mulai kasak kusuk. Warga sekitar lingkungan kami yang dominan  masyarakatnya berpenghasilan untuk kebutuhan hidup sebagai

petani padi, pedagang keliling, guru, nelayan, pemotong kayu, semua ikut imbas dari Corona.

Petani padi mengeluh padi murah karena tak ada pembeli dari Medan, Tokenya tak beli padi Aceh, pedagang keliling mengeluh tidak ada orang di sekolah-sekolah dagangan mereka tidak laku karena siswa diliburkan sedangkan guru di suruh sekolah hanya mengerjakan pekerjaan administrasi dll. Nelayan mengeluh harga kepiting udang ikan menurun dratis kata Tokenya Cina tidak lagi mengkomsumsi ikan, kepiting, udang dan pajak-pajak (pasar) ikan tutup.

Pemotong kayu mengeluh katanya kayu yang mereka potong  di jadikan arang tak bisa masuk ke pembeli Medan semua. Keluhan tersebut karena Si Corona yang merah meriah ekonomi masyarakat menjadi lumpuh, baru di hari ke 4 di berlakukan lockdown di Aceh. Setelah masyarakat tahu kalau  virus corona sangat mengerikan dan menular.

Awalnya bagi masyarakat Aceh lockdown itu apa dan tidak tahu sama sekali yang mereka tahu hanya nama kota-kota yang ada di Aceh misalnya Lhoksemawe, Lhokmedang Ara, Lhoknga, Lhokbani (kota yang berawalan kata Lhok, hehe…)

Terakhir jadi lucu dari cerita-cerita ibu-ibu tetangga, ternyata dari kisah Si Corona ini semua menjadi imbas ke semua masyarakat yang paling kecil hingga mendunia. Dalam cerita ini masing-masing orang punya cara pikir yang berbeda-beda apalagi bagi para ustadz mengkaji dari segi agama, bagi ilmu kedokteran menurut ilmunya dan bagi ilmu gizi menurut ilmu gizi menjelaskan masalah corona. Sehingga semua lini bidang profesi masing2 dapat menjelaskan masalah Si Corona termasuk para siswa-siswa yang libur sekolah mengeluh.

Semoga dengan apa yang terjadi pada kita pada hari ini bisa menjadi pembelajaran. Semoga berlalu dan menjaga iman kita tetap dalam lindungan yang Maha Kuasa, Aamiin.  

Kontributor: Ikramah 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *