Tidak segampang kita membalikan telapak tangan pastinya membutuhkan sebuah perjuangan yang luar biasa oleh pendiri program ini.
Tepatnya hari Rabu tanggal 22-25 Januari 2020, Serikat PEKKA NTT mendapat kunjungan untuk memastikan keberlanjutan dari sebuah mimpi besar Ina – ina Serikat Pekka saat Forum Wilayah pertama yang terjadi di Desa Redontena tepatnya di tahun 2004.
Mimpi punya kebun kapas dan banyak mimpi lainnya seperti ingin punya rumah, ingin punya mobil, ingin sekolahkan anak ke perguruan tinggi dan masih banyak mimpi lainya yang selalu dibicarakan bersama.
Tepatnya di Serikat Pekka Kerubaki mendapat kunjungan dari Ibu Diny Jusuf dari Lembaga Toraja Melo yang sudah menjalin hubungan kerjasama dengan Serikat NTT sejak beberapa tahun yang lalu.
Ada 12 orang terdiri dari 7 orang laki- laki dan 5 orang perempuan yang punya keahlian masing-masing yakni :
- Toraja Melo (Ibu Dony Jusuf)
- Retota ( Saryanto ahli serat dan kapas bersama 4 orang)
- Ibu Dila ( Ahli promosi dan editor buku- buku)
- Aneke (Ahli desa wisata dan arsitek)
- Risky (Arsitek mitra Aneke)
- Ibu Jennik (Ahli keberlanjutan dan kemitraan)
- Ibu Helen (Bagian keuangan Bu Ma dan ahli membuat roti)
- Dicky ( Bagian pengembangan usaha dari Buma)
Agenda hari pertama perkenalan sekaligus diskusi dengan Ina-Ina PEKKA, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Tokoh Adat, Karang Taruna dan Pelaku Bumdes di keenam desa yaitu; Desa Napasabok, Bunga Muda, Lamawara, Amakaka, Tanjung Batu, Waowala.
Hari kedua diskusi bersama PEKKA. Hari ketiga Bersama menyusun Rencana Tindak Lanjut.
Dalam hasil diskusi kami menyepakati bahwa di tahun pertama dijadikan bibit untuk tahun berikutnya, serta kapas dijadikan benang di tenun jadi sarung dan bisa diproduksi jadi benang untuk dijual.
Ada tiga macam bibit kapas, yang sudah ditanam adalah biji kapas lokal dan ada dua macam bibit kapas yang dibawa oleh Retota namun masih dibibit dalam koker yang belum ditanam.
Yang sudah ditanam seluas 0,8 di Parek Walang dan juga dengan cara tumpang sari.Lahan yang dipersiapkan 8 ha namun rencana tahun ini akan dikelolah seluas 3 ha untuk menanam kapas di Adonara dan Lembata.
Dengan segalah keterbatasan namun semuanya berjalan apa adanya
sesuai rencana. Sejak sekian tahun kita menggantikan kapas dengan benang
tekstil dari toko maka untuk menyadarkan masyarakat menanam kapas butuh proses,
penyampaian terus menerus kepada masyarakat tutur Pak Moses Kepala Desa
Lamawara disaat diskusi. Serta mengharapkan selalu mengunjungi bagaimana
keberlanjutan dari kebun kapas rakyat (KEKAR) ini.
Akhirnya terima kasih atas kunjungan ini. S e n a r e k e.
Kontributor: Petronela Peni, Kader Pekka Flores Timur, NTT