Perempuan Pejuang Perempuan

Perempuan Pejuang Perempuan

Aku sampai di Asrama Haji Pondok Gede pukul 06.50 WIB. Sesampainya di sana, aku bergegas menuju gedung D3. Sembari menjinjing tas yang kupakai untuk membawa pakaian ganti, aku langsung naik ke lantai dua menuju ruangan pelatihan. Aku akan menginap di sini dari tanggal 19 sampai 23 September 2022 untuk mengikuti kegiatan Training of Trainer (TOT) Paralegal Pekka. Ketika pintu lift terbuka, seketika orang-orang melihat ke arahku yang saat itu sedang berjalan keluar dari lift. Ada rasa agak ciut dan kurang percaya diri. Maklum karena aku bertemu dengan orang-orang baru. 

Aku mencoba memberanikan diri lalu tersenyum. Aku mengucap salam selamat pagi dan beberapa orang membalas sapaanku dengan ramah. Selanjutnya, aku berkenalan dengan beberapa orang peserta pelatihan. Mereka sudah duluan sampai dan menginap di sini karena mereka berasal dari luar kota, sedangkan aku yang dari Jakarta berangkat sehari setelahnya di hari pertama pelatihan. 

Aku berangkat bersama satu orang temanku yang juga mewakili Pekka Jakarta Timur, serta dua peserta dari Federasi Serikat Pekka Indonesia (FSPI). Di sana, aku berkenalan dengan peserta lain yang berasal dari Pontianak, Aceh Singkil, Lembata, dan beberapa daerah lainnya. Ada sekitar 25 peserta yang mengikuti pelatihan tersebut, belum termasuk mentor-mentor keren dari Yayasan PEKKA yang melatih kami. Memang kami berbeda suku, ras, dan agama, tetapi di Pekka, kami adalah satu, sesuai dengan salah satu harapan Pekka yang ingin membentuk perempuan agar mandiri dan tangguh, serta memiliki kemampuan dalam hukum yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal pendampingan bagi perempuan yang menghadapi masalah ketidakadilan, misalnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 

Setelah berkenalan secara singkat sebelum masuk kelas, acara pun dimulai. Kami masuk ke ruangan yang dijadikan sebagai tempat pelatihan. Lalu kami dipandu oleh mentor untuk memperkenalkan diri satu per satu secara formal tapi tetap santai dan juga penuh canda tawa agar suasana kelas tidak terlalu tegang. Kemudian agenda dilanjutkan dengan refleksi atas apa yang telah kami pelajari dari modul satu sampai lima selama mengikuti kelas paralegal Jakarta Timur. Ternyata para peserta dari luar Jakarta pernah mengikuti kegiatan TOT di Gadog, Bogor sekitar bulan Mei 2022 lalu. Pekka Jakarta Timur saat itu belum jadi serikat, sehingga belum bisa mengikuti kegiatan TOT Paralegal. 

Hari pertama pelatihan kami ikuti dengan semangat. Ada rasa kagum ketika mendengar pengalaman teman-teman dari wilayah lain yang sudah punya pengalaman dalam mendampingi kasus dan juga advokasi. Walaupun medan pelayanan mereka bisa dibilang susah, tetapi mereka selalu penuh semangat dalam membantu teman sesama perempuan yang butuh pendampingan.  Tidak sia-sia aku ikut acara ini, meskipun aku harus berpisah sebentar dengan suami dan anak-anakku selama empat hari tiga malam. Bagi aku yang tidak pernah pisah dari suami dan anak-anak, aku merasa sedikit sedih mengingat anak-anak harus berangkat pagi-pagi sekali untuk sekolah. Terima kasih untuk suamiku yang benar-benar mendukung segala kegiatanku di Pekka. 

Pelatihan ini kami ikuti dengan penuh semangat dan antusias. Kami harus benar-benar belajar karena kami nantinya akan meneruskan ilmu yang kami dapat kepada teman-teman komunitas kami. Kami dibimbing menjadi Perempuan Pejuang Perempuan yang nantinya akan bertugas mendampingi teman perempuan dan juga masyarakat marginal yang mengalami KDRT dan ketidakadilan, serta juga hal-hal tentang kasus hukum lainnya yang butuh pendampingan. Dengan bimbingan para mentor dari Yayasan PEKKA, serta narasumber dari Kementerian Hukum dan HAM dan Badan Peradilan Agama, kami dibekali ilmu tentang hukum dan bagaimana cara melakukan advokasi. Senang rasanya mendapat ilmu, juga mendapat banyak teman yang punya rasa sosial yang tinggi, yang mau memperjuangkan nasib perempuan lainnya.  

Akhirnya setelah masa pelatihan selesai, kami pun pulang ke wilayah masing-masing. Kami tentunya merasa sedih karena berpisah dengan teman-teman, sekaligus terharu dan bangga karena ada ilmu yang didapat untuk bisa digunakan nantinya dan dibagi ke teman-teman anggota komunitas Pekka, yang juga punya rasa kepedulian ke sesama perempuan, yang mau sama-sama berjuang. Kiranya ilmu yang aku dapatkan dari TOT Paralegal ini bisa aku aplikasikan dalam kehidupanku untuk membantu para perempuan yang terindas, korban KDRT dan masyarakat marginal lainnya. Dengan semangat yang membara, aku pulang dengan berbagai rencana baik dan positif di pikiranku.

 

Penulis: Manty Manulang, Kader Pekka Jakarta Timur  

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *