Merintis Pekka di Asahan

Merintis Pekka di Asahan

Mahyar adalah nama panggilannya sehari-hari. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati suaminya. Ia mempunyai lima orang anak, tiga laki laki dan dua perempuan. Semua anaknya sudah berumah tangga dan sekarang ia sudah memiliki enam belas cucu dan satu cicit. Saat ini, ia diamanahi sebagai Ketua Serikat Pekka Kabupaten Asahan. Sehari-harinya, ia bekerja sebagai seorang pendidik untuk anak-anak usia dini. 

Awal mulanya, Bu Mahyar menjadi anggota Pekka di tahun 2011 sewaktu Mbak Nunik Sri Harini dari Yayasan PEKKA dan Kak Ornila dari Aceh menjadi pendamping lapang di Kabupaten Asahan. Ibu Mahyar dilatih tentang pembukuan di kelompok. Selain itu, Mbak Nunik pun melatih anggota komunitas Pekka Asahan mengenai cara berorganisasi dan cara membentuk kelompok di desa. Dari situ, mulailah Bu Mahyar membentuk kelompok di wilayahnya sendiri. Saat itu, Bu Mahyar masih tahap belajar, sehingga untuk memfasilitasi dan sosialisasi masih cukup tertatih-tatih cara bicaranya. 

Di tahun 2011, terbentuklah satu kelompok beranggotakan 38 orang. Bu Mahyar berinisiatif agar kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Mifta Hulkhorot dan Mifta Huljannah. Di tahun berikutnya, terbentuk Kelompok Delima di Desa Binser. Tak hanya di Kabupaten Asahan, Bu Mahyar juga mengembangkan kelompok di Kota Tanjung Balai. Saat itu, sebanyak empat kelompok telah terbentuk. Tiga bulan setelah bergabung, kelompok-kelompok tersebut difasilitasi pelatihan visi misi. Kemudian terbentuk kelompok lagi di Air Joman sebanyak enam kelompok, yakni Nurul Hakiki, Mawar Merah, Kamboja Ungu, Anggrek Wangi, Mekar, dan Read Bet.  

Tahun 2015, Bu Mahyar dan Bu Mardiah selaku pendamping lapang saat itu mulai mengembangkan kelompok di wilayah Kabupaten Batu Bara. Awalnya, di sana terbentuk tiga kelompok saja. Kemudian Bu Mahyar dan Bu Siti Jawiyah membentuk masing-masing dua kelompok di daerah Solo Batu Bara dan Pantai Sejarah. 

Mengembangkan kelompok bukan seperti membeli cabai di kedai atau membalikkan telapak tangan. Saat mengembangkan kelompok, banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi, mulai dari banjir, tidak ada kendaraan, dan terpaksa jalan kaki ketika hujan atau panas. Namun kita tetap terus melangkahkan kaki, pergi subuh pulang malam. Belum lagi ejekan dari masyarakat pada saat kegiatan visi misi. Bu Mahyar juga harus berhadapan dengan seorang ibu paruh baya yang membawa parang untuk mengusir kelompok ibu-ibu Pekka yang sedang melaksanakan kegiatan visi misi. Para peserta pelatihan yang berjumlah 25 orang sudah sangat ketakutan. Tekat dan semangat Bu Mahyar tidak kendur. Ia mencoba untuk tetap tenang. Dengan berani namun tetap hati-hati, ia mencoba berbicara dengan ibu tersebut. Alhamdulillah, amarah ibu paruh baya tersebut dapat ia redam dan kegiatan visi misi dapat dilanjutkan. 

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari. Mempertimbangkan keselamatan Bu Mahyar dan juga peserta pelatihan, akhirnya tempat kegiatan dipindahkan ke tempat yang lebih aman, yakni di rumah Kepala Dusun Sei 2 Ulu. Sampai saat ini, sudah ada tiga kelompok di sana yang masih tetap didampingi dan difasilitasi. Sayangnya setelah pandemi, sudah tidak ada lagi pendampingan di ketiga kelompok tersebut, sehingga sudah tidak ada lagi kegiatan di sana. 

Semua kelompok yang dirintis Bu Mahyar tetap berkegiatan, terutama dalam bidang pengurusan identitas seperti isbat nikah keliling dengan menghadirkan Pengadilan Agama (PA) dan Pengadilan Negeri (PN), pendampingan pembuatan e-KTP dan akta lahir, serta KLIK Pekka yang dilakukan di desa-desa yang ada komunitas Pekka-nya. Kader-kader Pekka tak hanya berjuang agar kelompoknya bisa maju dan berkembang, namun juga diperkenalkan ke dinas-dinas di tingkat kabupaten. 

Awal pertama sebelum masuk Pekka, jangankan bicara, untuk bertemu dengan pihak dinas saja Bu Mahyar tidak berani. Sekarang, Bu Mahyar sudah berani karena sudah banyak belajar dan saling mengenal. Bu Mahyar bersyukur sekali telah dipertemukan dengan pendamping lapang yang begitu tulus dan ikhlas membimbing dan melatihnya. Dulu, ia merasa bukan siapa-siapa, hanya seorang janda dengan lima anak yang ditinggal mati suaminya. Sekarang, ia merasa menjadi perempuan yang lebih hebat dan tangguh. 

Bu Mahyar berjanji akan membantu dan tetap mendampingi masyarakat yang perlu bantuan. Segala pelatihan yang didapatnya akan ia pergunakan untuk mengayomi kelompok Pekka dan juga masyarakat. Bu Mahyar sudah terlatih dalam mendampingi masyarakat. Berbagai pelatihan sudah ia dapatkan seperti paralegal, Community Organizing (CO atau pengorganisasian komunitas), hingga kepemimpinan ekonomi. 

Dengan pengetahuan Bu Mahyar yang ia dapat dari Pekka, semoga ini dapat dijadikan motivasi dan inspirasi untuk tetap berdaya dan berkarya dalam memajukan suatu organisasi masyarakat. Bu Mahyar berharap dukungan dan dorongan dari teman-teman dan keluarga, serta kelompok Pekka yang saat ini dipimpinnya, untuk tetap bersatu dalam satu tujuan dengan moto “setambat setangkahan berlayar satu tujuan“.  

 

Penulis: Lolom, S.Pd.I, Kader Pekka Asahan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *