Bersama Kita Kuat

Bersama Kita Kuat

Kamis, 12 Oktober 2023 di Desa Lampupok  Raya dilakukan Diskusi Kampung. Diskusi Kampung ini, merupakan salah satu tugas lapang yang harus dilakukan oleh akademia Akademi Paradigta Indonesia Kelas Kewirausahaan. Diskusi Kampung ini dihadiri oleh Kepala desa, Sekretaris Desa, Kaur Pemerintahan, Teungku Gampong, 7 orang akademia dan 6 orang masyarakat Desa Lampupok Raya.

Tepat pukul 14.00 WIB, setelah semua tamu undangan hadir, diskusi pun dimulai yang dibuka oleh salah satu akademia yaitu Ibu Zuraida. Setelah mengucapkan salam dan membaca alfatihah bersama, Ibu Zuraida meminta kesediaan bendahara Serikat Pekka Aceh Besar untuk menyampaikan kata sambutan.

Ibu Marzahera selaku bendahara serikat dalam sambutannya menyampaikan bahwa, selama ini serikat telah melakukan banyak kegiatan, diantaranya Forum Perempuan Desa (FPD), Diskusi Kampung, Advokasi ke dinas-dinas terkait, pendampingan kasus (isbat nikah), klinik layanan informasi dan kesehatan (klik), Simpan Pinjam, dan Rapat Koordinasi. Serikat juga bekerjasama dengan Akademi Paradigta Indonesia dalam memfasilitasi Kelas Desa Bardaulat, Kelas Change Maker dan Kelas Kewirausahaan. Serikat Pekka Aceh Besar juga sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak baik ditingkat kabupaten maupun provinsi. Serikat Pekka Aceh Besar juga dilibatkan dalam forum diskusi yang diadakan oleh Bappeda kabupaten maupun provinsi.

Selanjutnya diskusi dipandu oleh Fariza Ulfa selaku moderator. Ia memulai diskusi dengan memperkenalkan diri sebagai moderator dan juga salah satu mentor di Kelas Akademi Paradigta Indonesia Kelas Kewirausahaan. Ia menyampaikan bahwa akademia dari Desa Lampupok Raya telah melakukan identifikasi terkait potensi atau peluang usaha yang bisa dikembangkan di Desa Lampupok Raya. Akademia berencana untuk membuka Usaha Kue Tradisional Aceh di Desa Lampupok Raya. Hal ini dikarenakan, menurut pengamatan akademia, selama ini mereka kesulitan untuk mendapatkan  kue-kue tradisional Aceh. Sementara kue-kue tersebut sangat dibutuhkan ketika ada pesta pernikahan dan acara-acara adat. Selama ini ketika membutuhkan kue tradisional mereka harus membelinya ke luar kecamatan, dengan jarak yang cukup jauh.

Selanjutnya moderator meminta aparatur desa untuk menanggapi usulan dari akademia tersebut. Bapak Jumadi selaku Kepala Desa menanggapi baik ide dari akademia tersebut, ia menyampaikan bahwa,”ide tersebut sangat bagus, namun harus dijelaskan secara lebih rinci jenis kue tradisional apa yang akan diproduksi”. Bapak Jumadi juga menanyakan apakah usaha ini nantinya akan dilakukan sendiri atau berkelompok”. Ibu Mutia Sufni sebagai salah satu akademia menanggapi bahwa, mereka berencana memproduksi kue dodol Aceh, Karah, dan Bhoi. Usaha ini akan mereka lakukan secara berkelompok, karena dengan berkelompok segala sesuatu akan lebih mudah terlaksana.

Selanjutnya moderator menyampaikan bahwa, usaha yang akan dikembangkan oleh akademia tentunya membutuhkan support dari desa, baik dari segi motivasi maupun dana.  Bapak Jumadi langsung menanggapi bahwa,” insya Allah, desa siap menampung ide yang disampaikan oleh akademia. Akan tetapi keputusan tidak mutlak berasal dari beliau, tentunya  harus melalui musrenbang desa. Akademia harus hadir ketika musrenbang desa untuk menyampaikan aspirasinya, mereka juga harus membawa serta rincian barang apa saja yang mereka butuhkan untuk memulai usaha”. Respon baik dari kepala desa ini disambut dengan senyum dari wajah-wajah akademia. Mereka sangat senang karena ide usaha yang ingin mereka lakukan disambut baik.

Moderator menggarisbawahi bahwa,”akademia harus hadir ketika musrenbang desa dan membawa serta rincian barang-barang apa saja yang mereka perlukan untuk memulai usaha”. Dan akademia pun menyanggupi hal  tersebut.

Akhirnya, tidak terasa sudah pukul 16.00 WIB. Moderator mengakhiri diskusi dan mengembalikan diskusi kepada MC. MC meminta kesediaan Tgk. Dahlan untuk membacakan doa penutup. Setelah pembacaan doa, acara Diskusi Kampung di  Desa Lampupok Raya pun ditutup.

Kontributor: Fariza, Kader Pekka Kabupaten Aceh Besar

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *