Saya Iis Nurasiah, biasa dipanggil Iis, selain menjadi kader JWP (Jurnalis Warga Pekka) saya juga sebagai pengurus koperasi Pekka Badak Kulon di Serikat Pekka Pandeglang. Sebagai kader JWP seharusnya saya fokus mencari berita, namun di dalam kegiatan Pekka tidak seperti itu, terkadang saya harus terlibat menjadi panitia, atau sebagai penanggung jawab kegiatan, bahkan terkadang saya sebagai fasilitator dalam sebuah diskusi, sekilas rasanya saya adalah orang yg multitalenta atau terlihat seperti rakus akan kegiatan dan tidak memberikan kesempatan kepada orang lain, Namun sebenarnya tidak seperti itu, setiap kegiatan akan dilakukan bersama – sama dan saya biasanya selalu terlibat dan tidak fokus mencari berita.
Misalnya dalam membuat cerita atau berita sebuah kegiatan yang melibatkan banyak orang. Setiap kali sebelum kegiatan biasanya membentuk panitia terlebih dahulu, untuk pendokumentasian akan ditugaskan kepada satu orang kader JWP , lalu setiap foto yang diambil akan dikirim melalui grup WatsApp kemudian dari gambar tersebut saya akan memulai membuat berita, namun berita tidak cukup dengan gambar jika kegiatan yang berbasis data maka saya harus mendapatkan data, jika saya sebagai panitia maka akan lebih mudah mendapatkan data kegiatan yang dilakukan, lalu saya akan memulai membuat berita, apabila kurang faham dengan gambar atau foto yang diambil maka saya biasanya menanyakan kepada kader JWP yang mengambil gambar tersebut. Bahkan terkadang tidak hanya kader JWP yang mengambil gambar, kader yang lain juga bisa mengambil gambar disela-sela waktu luang mereka kemudian dikirim ke grup WatsApp.
Membuat berita sebuah kegiatan dengan kita ikut didalamnya itu akan terasa lebih mudah menggambarkan cerita feature, namun tidak semua proses kegiatan bisa kita lihat dan kita akan mendapatkan informasi dari kader yang lain, terkadang kalau dalam acara KLIK PEKKA saya sering bergantian dengan yang lain karena saya biasanya ada di bagian meja fasilitator atau bahasa kerennya itu konsultan dan saya mengambil kesempatan untuk bertemu dengan narasumber dan masyarakat, disitu saya akan mendapatkan testimoni, dalam sebuah berita atau cerita testimoni itu sangatlah penting dan menjadi daya tarik tersendiri.
Sebagai seorang penulis yang dadakan karena terlibat dalam organisasi Pekka saya memang harus sering berimajinasi dan mengulang memori bagaimana sebuah kegiatan terjadi agar si pembaca merasa ikut didalamnya dan bisa membayangkan bagaimana kegiatan tersebut terjadi walaupun tanpa gambar. Makanya pada saat saya di suruh untuk membuat cerita tentang covid-19 saya hanya menceritakan tentang bagaimana saya sendiri dalam menghadapi hal tersebut karena menurut saya itu akan lebih mudah dibuatnya.
Pernah sekali saya membuat berita kegiatan tapi saya tidak ikut dalam kegiatannya, subhanallah itu sangat sulit sekali karena saya harus berkunjung ke beberapa kader yang ikut untuk diwawancarai, mungkin untuk daerah yang lain yang jalannya bagus dan licin dengan hotmiknya itu enak dan mudah, tapi di daerah saya ada beberapa kader yang tinggal di pelosok dan akses jalannya licin dengan tanah yang becek karena hujan, ditambah sinyal internet selalu gangguan, itu luar biasa sekali membuat saya merasa ini adalah perjuangan seorang jurnalis untuk mencari berita fakta dan bukan fiktif.
Satu hal yang paling saya ingat pada saat saya meliput kegiatan KLIK PEKKA, saya mencoba mewawancarai beberapa peserta yang ikut dalam kegiatan KLIK PEKKA, namun tiba-tiba di samping saya ada yg nyeletuk “Maaf Bu boleh minta waktunya sebentar, ujar salah seorang bapak-bapak dan terlihat ada 2 orang laki-laki seperti bukan peserta KLIK PEKKA karena yang satu memegang ponsel seperti untuk merekam dan yang satu hanya mengamati. “Iya pak boleh, ada yang bisa saya bantu” jawab saya dengan hati bertanya-tanya “siapa dia yah gayanya kaya wartawan aja nanya-nanya”.
“Sebelumnya saya minta maaf Bu, boleh saya bertanya ini kegiatan apa ya? (ujar dia dengan gaya wartawannya ). “Maaf bapak siapa ya” ( saya tidak langsung menjawab karena takut salah) dia langsung menunjukkan identitasnya ternyata mereka memang wartawan, saya pun langsung menjawab setiap pertanyaannya, terkait kegiatan yang dia tanyakan, dan diakhir wawancaranya dia mengatakan ” iya Bu kita sama-sama berjuang demi masyarakat” ujar dia sambil pamit. waktu itu hanya mengangguk-angguk saja dalam hati kenapa wartawan diwawancarai ya, hmmm ya sudahlah berarti begini rasanya kalau diwawancara takut salah juga dalam berkata-kata, pantesan kadang ada warga yang tidak mau diwawancara” gumam saya dalam hati.
Luar biasa menjadi kader JWP ini, setelah berbentuk tulisan dan terkumpul menjadi beberapa cerita di buku diary atau buku tulis khusus saya itu belum selesai, karena saya harus mengetiknya satu persatu dan dikirim ke Watsapp pendamping lapang, karena setiap hari bunyi trang-tring di grup JWP memanggil atau mengingatkan untuk membuat cerita bahan buletin, belum lagi pendamping lapang yang selalu menagih dalam chatnya ” Is, berita mana, berita mana” kader JWP memang seperti punya hutang, padahal mengetik tulisan sendiri terkadang membingungkan mungkin terasa sesak karena terlalu banyak, tapi akan tetap dilakukan perlahan namun pasti, karena menulis tanpa ada yang membaca itu percuma, jadi sehari dua hari baru bisa selesai walau mengumpulkan beritanya lebih lama karena menulis cerita itu harus berkata-kata dalam pena agar tulisan itu bisa diterima oleh orang banyak.
Membuat berita itu seperti menyampaikan suatu hal yang penting dan akurat di hadapan orang banyak, jadi bagaimana tulisan kita bisa ditata sedemikian rupa sehingga semua bisa tersipu dan tersenyum bahkan tertawa dalam diam pada saat kita menuliskan suatu candaan ataupun hal menarik lainnya, disitulah tugas penulis berimajinasi dengan fakta.
Sebuah kegiatan tidak akan terkenang lama kalau tidak dituliskan, makanya saya sekarang menjadi gemar menulis supaya sedikit karya dan kegiatan Pekka di pandeglang akan bisa dinikmati oleh anak cucu.
Apalah gunanya sebuah tulisan tanpa pembaca, maka tulisan-tulisan dari saya akan dijadikan Buletin oleh Tim JWP dari yayasan Pekka, setelah menjadi buletin maka buletin tersebut akan dikirim kepada Serikat Pekka. Kemudian, Serikat Pekka akan menggunakan Buletin yang sudah terbit itu untuk advokasi kepada pemerintah, setiap Kader Pekka yang melakukan kunjungan ke instansi atau melakukan dampingan – dampingan kelompok maka selalu dibawa dan diberikan untuk dibaca tentunya, karena di dalamnya menjelaskan bagaimana kegiatan Serikat Pekka dan banyak informasi yang bermanfaat, serta ada tulisan-tulisan seorang kader JWP yang masih dalam tahap belajar, semoga ke depan tulisan-tulisan saya bisa lebih baik lagi dan berharap saya bisa melakukan kaderisasi JWP di Serikat Pekka Pandeglang. (Iis)