Seperti hari kemarin. Siang itu aku sibuk di dapur membuat jajanan salome.
\” Assalamu alaikum\”
Terdengar seseorag memberi salam didepan pintu rumahku.
\”Waalaikumsalam \” jawabku dari dalam.
Seketika perempuan muda itu masuk dan mendekatiku.
\” kak, tolobg bantu aku\” tanpa basa basi dia berkata. \” aku butuh uang kak\” lanjutnya.
\”berapa?\” Tanyaku. \” lima puluh ribu saja. Aku kehabisan Daia dan anak-anak minta jajan\”. Lanjutnya.
Seketika aku bangun dari tempat duduk. Kuambil uang lembaran lima puluh ribuan dalam tasku. Kusodorkan padanya.
Aku tahu dia dalam keadaan kesulitan. Suami sakit menahun. Mau ga mau dia harus menjadi tulang punggung keluarga.
Sulung masih kuliah. 2 orang lagi duduk dibangku sekolah dasar. Jelas saat ini dia kebinggungan.
Berdagang butuh modal. Bertani ga mungkin karena tidak memiliki sawah. Ada juga sawah garapan di daerah NTT. Yang sekarang digarap oleh anak perempunya yang sudah berkeluarga. Hanya bantuan dari anak harapannya.
\”Mi…(panggilan nama singkatnya). Ntar sore ikut aku \” ajakku \” kemana kak\” tanyanya penasaran. \” kita cari sampah. Kan ada Bank Sampah Pekka solusi keuangan kita. Rp. 20.000,- aja kita target sehari. Di sawah sampah bekas botol peptisida banyak bahkan berserahkan. Harganya lumayan mahal. 1 kg seribuan. Kiita cari botol-boyol yang ada garis lurus ditengahnya. Tidak semua botol kita ambil\”. Terangku sambil memperlihatkan contohnya.
\” Ayo kak. Saya mau. Saya benar-benar butuh uang. Saya binggung. Mau kerja apa untuk mendapatkan uang. Sementar kebutuhan terus berjalan. Sudah 3 hari kami makan pakai ikan Sepi (sejenis udang kecil yang difermentasikan)\” katanya
Sorenya kami berangkat mengendai motor. Tujuan kami wilayah persawahan tolo Manggo (sawah kering) diperbatasan desa Kalampa – Risa. Kami janjian dengan beberapa ibu Pekka Risa.
Tidak sampai satu jam Dua karung sampah peptisida terkumpul sore itu dan langsung menjualnya di Bank Sampah Pekka Samili.
Emi yati akhirnya mendapatkan uang sebesar Rp. 17.500,-
Rasa syukur dan bahagia bisa memghasilkan uang dari sampah membuat ia bersemangat.
\” kak, setiap sore kita cari sampah aja\” ajaknya.
\”Bank Sampah adalah solusi keuangan keluarga. Uang dapat, lingjungan bebas dari sampah plastik\”. Sorak Emi berlalu sambil melampaikan uang ditagannya.
Lain lagi yang dirasaka mama Dira tetangga belakang rumahku yang bekerja di warung sate soto Tente. Sejak adanya Bank Sampah Pekka Samili setiap sore membawa pulang satu kantong gelas mineral bekas
*Uang jajan anakku Dira. Solusinya gelas plasti.\” Katanya.
Sehari mama Dira bisa bawa pulang sampah gelas plastik yang sudah disusun rapi 3 kg. Bahkan lebih, Itu artinya Rp. 3000,- bisa untuk uang jajan si Dira kecil.
JWP: Rahmawati AB.