Ratna lahir di keluarga sederhana pada 14 Desember 1974, atau tepatnya 45 tahun lalu di Kel. Katobengke Kec. Betoambari Baubau dari pasangan Lambolosi dan Wa Fia.
Ia anak kedua dari lima bersaudara, yang merupakan anak pendiam, penurut, ramah dan memiliki watak keras namun cerdas yang membuat ia sangat disenangi oleh setiap orang.
Pendidikan terakhir Ratna hanya sampai bangku SMA kelas satu dan itu pun berkisar hanya tiga bulan lamanya, karena ia memilih menikah dengan pria pilihannya yang bernama La Bodi.
Ratna menikah pada Bulan Oktober 1991 dan usianya saat itu menjelang 17 Tahun. Dari pernikahannya ia dikaruniai lima orang anak.
Pernikahan Ratna dan suami sangat harmonis, terlebih suami Ratna yang sangat penyayang dan bertanggung jawab. Kehidupan mereka sangat sederhana dan pas-pasan, namun sangat mengutamakan pendidikan anak – anaknya.
Anak pertama dan kedua Bu Ratna adalah perempuan, dan menempuh pendidikan terakhir sampai Diploma 3 Akademi Kebidanan. Saat ini mereka telah menikah dan ikut suaminya.
Anak ketiga Ratna menjadi TNI – AL Marinir, sedangkan anak keempat dan kelima masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.
Ratna tinggal bersama suami dan kedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota Baubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.
Tahun 2016 Ratna bergabung di kelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai bendahara kelompok.
Sebagai pengurus kelompok Ia sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan kelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan pembukuan.
Ia sangat disiplin selalu datang lebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh melewati beberapa lingkungan. Dengan dasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi dengan Faslap saat itu untuk membuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.
Akhirnya di awal Tahun 2018 melalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka terbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya Kelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini memiliki anggota sebanyak 18 orang.
Sebagai ketua kelompok, mobilitas Ratna sangat tinggi. Ia sangat mudah mengorganisir anggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap pertemuan semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau dua orang saja.
Pembukuan kelompoknya terselesaikan setiap bulan dan sangat rapi.
Desember 2019 lalu, ketika ada pembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih menjadi bendahara koperasi.
Dulu sebelum bergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena tidak mendapat ijin dari keluarganya.
Namun waktupun berlalu Ratna mulai mendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam kelompoknya maupun diluar.
Ratna yang awalnya sulit untuk berbicara di depan banyak orang kini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang diberikan oleh keluarganya terutama suaminya.
Ia mulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini senantiasa memberi ijin ke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi bendahara KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.
Menurut Ratna disela – sela perbincangan kami, “Alhamdulillah, sejak saya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok yang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi Faslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus bertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.
Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada di lingkung saya,” tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.
Kontributor: Hasna