Sehari sebelum akhir pekan, sabtu tanggal 24 Agustus 2019, di Center PEKKA Karawang di adakan pelatihan Visi,Misi dan Motivasi Kader Pekka, yang di fasilitasi oleh mbak Dian Trikanita sebagai Faslap dari SekNas dan di bantu oleh kawan Aisah sebagai asisten fasilitator.
Jam 09 00 WIB acara dimulai dengan membaca do’a yang dipimpin oleh Cawi Rosilawati kader PEKKA dari kelompok Mandiri Jaya, Desa Cadas Kertajaya. Dilanjutkan dengan perkenalan.
Dalam perkenalan, Fasilitator meminta agar semua peserta (kader) memperkenalkan diri, dengan menceritakan pengalamannya masing-masing.
Ada yang mengalami menjadi korban perdagangan menusia (trafficking). Ada yang menjadi tulang punggung keluarga akibat suami meninggal. Ada yang menjadi TKW ke luar negeri.
Kejadian-kejadian tersebut di sebabkan karena Perempuan-perempuan tersebut mengalami kesulitan dalam ekonomi keluarga, sehingga mereka nekad untuk mengadu nasib,dengan harapan agar ada perubahan ekonomi sehingga bisa bangkit dari keterpurukan hidupnya.
Contohnya : saya (Siti Juariah) yang ditinggal oleh suami merantau ke luar negri selama 10 tahun tanpa ada kabar dan tanpa ada tanggung jawab sebagai suami, tiba-tiba saya mendengar kabar bahwa suami saya ternyata di sana sudah menikah lagi dengan seorang perempuan yang sama-sama bekerja di luar negeri dan sudah memiliki 1 orang anak. Sehingga saya harus menjadi tulang punggung keluarga, dengan menanggung beban 2 orang anak yang masih kecil-kecil.
Dengan materi menggali cerita hidup perempuan bertujuan untuk menggali permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang di mana posisi pekka tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar saja, tetapi mampu meningkatkan kesejahteraannya untuk membangun kesetaraan terhadap peran, posisi, control diri yang bisa mengambil keputusan baik dalam keluarga, lingkungan atau masyarakat luas.
Dalam pelatihan motivasi di lakukan permainan Sapu lidi, Bisik berantai. Motivasi berkelompok bertujuan untuk memahami makna berkelompok yang menjadi wadah bagi perempuan, dengan contoh melakukan permainan memakai sapu lidi. Yaitu melakukan menyapu sampah dengan satu lidi, dengan 2 lidi, dengan seikat sapu tetapi posisi lidi di bolak balik tanpa di ikat, dan yang terakhir memakai sapu lidi yang baik. Semua merasakan perbedaan perasaan dan hasilnya. Pembelajarannya adalah bahwa pekerjaan yang di lakukan dengan gotong royong atau kerja sama pasti akan lebih mudah dalam mencapai keberhasilan.
Permainan kerjasama, melakukan penyatuan gambar bujur sangkar yang di potong-potong dengan tidak boleh berbicara, tetapi yang merasa potongannya tidak dibutuhkan agar segera diberikan ke teman kelompoknya (5 orang / kelompok). Pembelajaran yang diambil dari permainan ini adalah : pentingnya sebuah komunikasi dan harus bisa membedakan antara kerja sama dengan sama-sama kerja. Kekompakan sangat dibutuhkan dan aturan yang menyulitkan akan berpengaruh terhadap hasilnya.
Permainan bisik berantai, membutuhkan konsentrasi penuh (focus), tajam daya ingat, dan pendengaran yang baik, karena dampaknya, hasil yang disampaikan tidak akan sesuai dengan apa yang disampaikan di awal, sehingga tujuan menjadi berbeda.
Permainan swadaya yaitu dengan melakukan permainan menutup lubang yang berbentuk lingkaran dengan kertas yang dipotong bentuk lingkaran-lingkaran yang lebih kecil daripada lubang. Perasaan yang ditimbulkan merasa kesal karena tidak bisa ditutup dengan lingkaran-lingkaran kecil. Dalam berswadaya sangatlah penting, karena dalam peningkatan ekonomi walaupun ada bantuan dari pemerintah, tidaklah ada artinya jika kita tidak ada upaya semangat untuk berswadaya.
Dari seluruh rangkaian permainan mempunyai makna dan hikmah bagi anggota, yaitu jika berkelompok harus transparan dalam berkomunikasi, begitu juga di dalam masyarakat harus jelas dan jujur, tidak saling menggunjing, tetapi harus saling menghargai.
Dengan pelatihan Visi, Misi dan Motivasi seluruh kader berharap agar selalu ada bimbingan dari Faslap untuk membantu dalam maju kembangnya Serikat Pekka Karawang.
Kontributor: Siti Juariah, kader Pekka Karawang