\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Bapak Harmanto juga telah menandatangani SK adanya kelompok \u2013 kelompok Pekka di desa Gemaharjo. Dengan begitu berarti Pekka sudah diakui desa. Di Diskusi kampong ini, dihadiri pula bapak ibu perangkat desa dan juga perwakilan dari Puskesmas dan KUA.<\/p>\n\n\n\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Dilanjutkan pidato oleh Bapak kepala Desa yang baru desa Gemaharjo, Bapak Harmanto. Bapak Harmanto merasa sangat berterima kasih dan merasa terbantu dengan diselenggarakannya KLIK Pekka di desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Bapak Harmanto juga telah menandatangani SK adanya kelompok \u2013 kelompok Pekka di desa Gemaharjo. Dengan begitu berarti Pekka sudah diakui desa. Di Diskusi kampong ini, dihadiri pula bapak ibu perangkat desa dan juga perwakilan dari Puskesmas dan KUA.<\/p>\n\n\n\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Diskusi Kampung ini dibuka oleh ibu Sri Baroyatun dari Pekka Bantul Yogyakarta yang membantu kami Pekka di Pacitan. Dilanjutkan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban hasil KLIK oleh Ibu Tukiyah.<\/p>\n\n\n\n

Dilanjutkan pidato oleh Bapak kepala Desa yang baru desa Gemaharjo, Bapak Harmanto. Bapak Harmanto merasa sangat berterima kasih dan merasa terbantu dengan diselenggarakannya KLIK Pekka di desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Bapak Harmanto juga telah menandatangani SK adanya kelompok \u2013 kelompok Pekka di desa Gemaharjo. Dengan begitu berarti Pekka sudah diakui desa. Di Diskusi kampong ini, dihadiri pula bapak ibu perangkat desa dan juga perwakilan dari Puskesmas dan KUA.<\/p>\n\n\n\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Diskusi Kampung merupakan kegiatan yang diselenggarakan Serikat Pekka sebagai tindak lanjut dari KLIK Pekka yang dilaksanakan di Balai Desa Gemaharjo tanggal 27 Januari 2020 lalu. Seperti pelaksanaan KLIK, Diskusi Kampung di Balai Desa Gemaharjo juga dilaksanakan di balai Desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Diskusi Kampung ini dibuka oleh ibu Sri Baroyatun dari Pekka Bantul Yogyakarta yang membantu kami Pekka di Pacitan. Dilanjutkan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban hasil KLIK oleh Ibu Tukiyah.<\/p>\n\n\n\n

Dilanjutkan pidato oleh Bapak kepala Desa yang baru desa Gemaharjo, Bapak Harmanto. Bapak Harmanto merasa sangat berterima kasih dan merasa terbantu dengan diselenggarakannya KLIK Pekka di desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Bapak Harmanto juga telah menandatangani SK adanya kelompok \u2013 kelompok Pekka di desa Gemaharjo. Dengan begitu berarti Pekka sudah diakui desa. Di Diskusi kampong ini, dihadiri pula bapak ibu perangkat desa dan juga perwakilan dari Puskesmas dan KUA.<\/p>\n\n\n\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Terkait dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan hanya menjadi dinas pelaksana dan tidak terlibat dalam pendataan, mereka tidak mengetahui posisi perkembangan terakhir penerima manfaat. Dinas Pendidikan memberikan saran, bagi yang tidak mampu dan membutuhkan beasiswa dapat mengajukan kepada kepala sekolah dengan melampirkan fotokopi kartu BPS\/BSM\/BLSM, kepala sekolah akan meneruskan usulan tersebut ke Dinas Pendidikan untuk mengakses program beasiswa bantuan untuk anak putus sekolah. Untuk program PAUD dapat menghubungi PLS. Bappeda mendorong anggota Pekka ikut musrenbang sekitar bulan Desember-Januari, musyawarah kecamatan Februari dan kabupaten Maret. Setelah dialog selesai, anggota Pekka, kader, dan masyarakat merasa pertemuan Forum Pemangku Kepentingan ini berjalan dengan baik dan memuaskan. Seperti yang disampaikan oelh ketua Serikat Pekka :\u201cDuuuuh\u2026. tidak saya sangka bahwa Dinas dari pemda pada mau datang. Rasanya senang sekali memiliki kesempatan mengenal mereka dan mengetahui program dan tupoksi dari masing-masing dinas tersebut. Karena selama ini sulit menghadirkan mereka di forum dialog. Saya juga menghargai mereka masih tetap setia dan bertahan untuk berdialog hingga jam 14.30\u201d.<\/em> Dialog usai sudah, menyisakan PR menyusun tindak lanjut dari dialog tersebut, menagih komitmen yang disampaikan oleh dinas dan  langkah pertama yang harus dilakukan Serikat Pekka adalah melakukan pendataan di wilayah.<\/p>\n","post_title":"Pertemuan Forum Pemangku Kepentingan Perlindungan Sosial di Madura","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pertemuan-forum-pemangku-kepentingan-perlindungan-sosial-di-madura","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-27 07:12:18","post_modified_gmt":"2020-11-27 07:12:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1508","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1436,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 02:25:28","post_date_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content":"\n

Diskusi Kampung merupakan kegiatan yang diselenggarakan Serikat Pekka sebagai tindak lanjut dari KLIK Pekka yang dilaksanakan di Balai Desa Gemaharjo tanggal 27 Januari 2020 lalu. Seperti pelaksanaan KLIK, Diskusi Kampung di Balai Desa Gemaharjo juga dilaksanakan di balai Desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Diskusi Kampung ini dibuka oleh ibu Sri Baroyatun dari Pekka Bantul Yogyakarta yang membantu kami Pekka di Pacitan. Dilanjutkan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban hasil KLIK oleh Ibu Tukiyah.<\/p>\n\n\n\n

Dilanjutkan pidato oleh Bapak kepala Desa yang baru desa Gemaharjo, Bapak Harmanto. Bapak Harmanto merasa sangat berterima kasih dan merasa terbantu dengan diselenggarakannya KLIK Pekka di desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Bapak Harmanto juga telah menandatangani SK adanya kelompok \u2013 kelompok Pekka di desa Gemaharjo. Dengan begitu berarti Pekka sudah diakui desa. Di Diskusi kampong ini, dihadiri pula bapak ibu perangkat desa dan juga perwakilan dari Puskesmas dan KUA.<\/p>\n\n\n\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Namun diluar dugaan, pada hari pelaksanaan dialog seluruh dinas hadir tanpa terkecuali dan dialog berjalan dengan baik dan komitmen yang disampaikan oleh dinas yang hadir. Misalnya Dinas Kesehatan berkomitmen akan meminta Pekka mengkoordinir data penerima manfaat anggota Pekka yang tidak mampu untuk didaftarkan sebagai penerima kartu SEHATI yaitu kartu sehat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dari dana APBD. Dinas Pertanian menyarankan agar kelompok Pekka bergabung atau membentuk kelompok tani untuk dapat mengakses program yang ada di Dinas Pertanian. Dinas Sosial mengatakan bahwa mereka memiliki berbagai program seperti program bantuan anak asuh, program rehabilitasi sosial, lansia, pembinaan bagi mantan buruh migran, bagi anggota kelompok Pekka yang tidak mampu dapat menghubungi Dinsos untuk mengajukan proposal.<\/p>\n\n\n\n

Terkait dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan hanya menjadi dinas pelaksana dan tidak terlibat dalam pendataan, mereka tidak mengetahui posisi perkembangan terakhir penerima manfaat. Dinas Pendidikan memberikan saran, bagi yang tidak mampu dan membutuhkan beasiswa dapat mengajukan kepada kepala sekolah dengan melampirkan fotokopi kartu BPS\/BSM\/BLSM, kepala sekolah akan meneruskan usulan tersebut ke Dinas Pendidikan untuk mengakses program beasiswa bantuan untuk anak putus sekolah. Untuk program PAUD dapat menghubungi PLS. Bappeda mendorong anggota Pekka ikut musrenbang sekitar bulan Desember-Januari, musyawarah kecamatan Februari dan kabupaten Maret. Setelah dialog selesai, anggota Pekka, kader, dan masyarakat merasa pertemuan Forum Pemangku Kepentingan ini berjalan dengan baik dan memuaskan. Seperti yang disampaikan oelh ketua Serikat Pekka :\u201cDuuuuh\u2026. tidak saya sangka bahwa Dinas dari pemda pada mau datang. Rasanya senang sekali memiliki kesempatan mengenal mereka dan mengetahui program dan tupoksi dari masing-masing dinas tersebut. Karena selama ini sulit menghadirkan mereka di forum dialog. Saya juga menghargai mereka masih tetap setia dan bertahan untuk berdialog hingga jam 14.30\u201d.<\/em> Dialog usai sudah, menyisakan PR menyusun tindak lanjut dari dialog tersebut, menagih komitmen yang disampaikan oleh dinas dan  langkah pertama yang harus dilakukan Serikat Pekka adalah melakukan pendataan di wilayah.<\/p>\n","post_title":"Pertemuan Forum Pemangku Kepentingan Perlindungan Sosial di Madura","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pertemuan-forum-pemangku-kepentingan-perlindungan-sosial-di-madura","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-27 07:12:18","post_modified_gmt":"2020-11-27 07:12:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1508","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1436,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 02:25:28","post_date_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content":"\n

Diskusi Kampung merupakan kegiatan yang diselenggarakan Serikat Pekka sebagai tindak lanjut dari KLIK Pekka yang dilaksanakan di Balai Desa Gemaharjo tanggal 27 Januari 2020 lalu. Seperti pelaksanaan KLIK, Diskusi Kampung di Balai Desa Gemaharjo juga dilaksanakan di balai Desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Diskusi Kampung ini dibuka oleh ibu Sri Baroyatun dari Pekka Bantul Yogyakarta yang membantu kami Pekka di Pacitan. Dilanjutkan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban hasil KLIK oleh Ibu Tukiyah.<\/p>\n\n\n\n

Dilanjutkan pidato oleh Bapak kepala Desa yang baru desa Gemaharjo, Bapak Harmanto. Bapak Harmanto merasa sangat berterima kasih dan merasa terbantu dengan diselenggarakannya KLIK Pekka di desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Bapak Harmanto juga telah menandatangani SK adanya kelompok \u2013 kelompok Pekka di desa Gemaharjo. Dengan begitu berarti Pekka sudah diakui desa. Di Diskusi kampong ini, dihadiri pula bapak ibu perangkat desa dan juga perwakilan dari Puskesmas dan KUA.<\/p>\n\n\n\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Saat kader Pekka menyebarkan undangan ke instansi, yang memberikan respon hanya BPJS dan Dinkes untuk bersedia hadir dalam pertemuan. Sehari sebelum acara, saat dikonfirmasi ulang dinas yang lain tidak memberikan respon ataupun kepastian untuk hadir. Hal ini membuat kader merasa kecil hati dan pesimis bahwa dialog akan dapat dihadiri oleh semua dinas.<\/p>\n\n\n\n

Namun diluar dugaan, pada hari pelaksanaan dialog seluruh dinas hadir tanpa terkecuali dan dialog berjalan dengan baik dan komitmen yang disampaikan oleh dinas yang hadir. Misalnya Dinas Kesehatan berkomitmen akan meminta Pekka mengkoordinir data penerima manfaat anggota Pekka yang tidak mampu untuk didaftarkan sebagai penerima kartu SEHATI yaitu kartu sehat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dari dana APBD. Dinas Pertanian menyarankan agar kelompok Pekka bergabung atau membentuk kelompok tani untuk dapat mengakses program yang ada di Dinas Pertanian. Dinas Sosial mengatakan bahwa mereka memiliki berbagai program seperti program bantuan anak asuh, program rehabilitasi sosial, lansia, pembinaan bagi mantan buruh migran, bagi anggota kelompok Pekka yang tidak mampu dapat menghubungi Dinsos untuk mengajukan proposal.<\/p>\n\n\n\n

Terkait dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan hanya menjadi dinas pelaksana dan tidak terlibat dalam pendataan, mereka tidak mengetahui posisi perkembangan terakhir penerima manfaat. Dinas Pendidikan memberikan saran, bagi yang tidak mampu dan membutuhkan beasiswa dapat mengajukan kepada kepala sekolah dengan melampirkan fotokopi kartu BPS\/BSM\/BLSM, kepala sekolah akan meneruskan usulan tersebut ke Dinas Pendidikan untuk mengakses program beasiswa bantuan untuk anak putus sekolah. Untuk program PAUD dapat menghubungi PLS. Bappeda mendorong anggota Pekka ikut musrenbang sekitar bulan Desember-Januari, musyawarah kecamatan Februari dan kabupaten Maret. Setelah dialog selesai, anggota Pekka, kader, dan masyarakat merasa pertemuan Forum Pemangku Kepentingan ini berjalan dengan baik dan memuaskan. Seperti yang disampaikan oelh ketua Serikat Pekka :\u201cDuuuuh\u2026. tidak saya sangka bahwa Dinas dari pemda pada mau datang. Rasanya senang sekali memiliki kesempatan mengenal mereka dan mengetahui program dan tupoksi dari masing-masing dinas tersebut. Karena selama ini sulit menghadirkan mereka di forum dialog. Saya juga menghargai mereka masih tetap setia dan bertahan untuk berdialog hingga jam 14.30\u201d.<\/em> Dialog usai sudah, menyisakan PR menyusun tindak lanjut dari dialog tersebut, menagih komitmen yang disampaikan oleh dinas dan  langkah pertama yang harus dilakukan Serikat Pekka adalah melakukan pendataan di wilayah.<\/p>\n","post_title":"Pertemuan Forum Pemangku Kepentingan Perlindungan Sosial di Madura","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pertemuan-forum-pemangku-kepentingan-perlindungan-sosial-di-madura","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-27 07:12:18","post_modified_gmt":"2020-11-27 07:12:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1508","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1436,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 02:25:28","post_date_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content":"\n

Diskusi Kampung merupakan kegiatan yang diselenggarakan Serikat Pekka sebagai tindak lanjut dari KLIK Pekka yang dilaksanakan di Balai Desa Gemaharjo tanggal 27 Januari 2020 lalu. Seperti pelaksanaan KLIK, Diskusi Kampung di Balai Desa Gemaharjo juga dilaksanakan di balai Desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Diskusi Kampung ini dibuka oleh ibu Sri Baroyatun dari Pekka Bantul Yogyakarta yang membantu kami Pekka di Pacitan. Dilanjutkan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban hasil KLIK oleh Ibu Tukiyah.<\/p>\n\n\n\n

Dilanjutkan pidato oleh Bapak kepala Desa yang baru desa Gemaharjo, Bapak Harmanto. Bapak Harmanto merasa sangat berterima kasih dan merasa terbantu dengan diselenggarakannya KLIK Pekka di desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Bapak Harmanto juga telah menandatangani SK adanya kelompok \u2013 kelompok Pekka di desa Gemaharjo. Dengan begitu berarti Pekka sudah diakui desa. Di Diskusi kampong ini, dihadiri pula bapak ibu perangkat desa dan juga perwakilan dari Puskesmas dan KUA.<\/p>\n\n\n\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
\n

Serikat Pekka Madura, Jawa Timur menyelenggarakan pertemuan Forum Pemangku Kepentingan yang bertempat dirumah bapak apel (bapak RW) di desa Jengkar, kecamatan Tanah Merah, kabuaten Bangkalan. Peserta yang hadir adalah perwakilan anggota pekka, pengurus Serikat, kader dari Kabupaten bangkalan, ditambah tokoh masyarakat, kepala desa, sekcam, dan Dinas seperti Dinsos dan Tenagakerja, Bappeda, Pemberdayaan perempuan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Pemberdayaan Masyarakat Desa, BPJS, Dinas Kesehatan, Pada tanggal 26 Mei 2015.<\/p>\n\n\n\n

Saat kader Pekka menyebarkan undangan ke instansi, yang memberikan respon hanya BPJS dan Dinkes untuk bersedia hadir dalam pertemuan. Sehari sebelum acara, saat dikonfirmasi ulang dinas yang lain tidak memberikan respon ataupun kepastian untuk hadir. Hal ini membuat kader merasa kecil hati dan pesimis bahwa dialog akan dapat dihadiri oleh semua dinas.<\/p>\n\n\n\n

Namun diluar dugaan, pada hari pelaksanaan dialog seluruh dinas hadir tanpa terkecuali dan dialog berjalan dengan baik dan komitmen yang disampaikan oleh dinas yang hadir. Misalnya Dinas Kesehatan berkomitmen akan meminta Pekka mengkoordinir data penerima manfaat anggota Pekka yang tidak mampu untuk didaftarkan sebagai penerima kartu SEHATI yaitu kartu sehat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dari dana APBD. Dinas Pertanian menyarankan agar kelompok Pekka bergabung atau membentuk kelompok tani untuk dapat mengakses program yang ada di Dinas Pertanian. Dinas Sosial mengatakan bahwa mereka memiliki berbagai program seperti program bantuan anak asuh, program rehabilitasi sosial, lansia, pembinaan bagi mantan buruh migran, bagi anggota kelompok Pekka yang tidak mampu dapat menghubungi Dinsos untuk mengajukan proposal.<\/p>\n\n\n\n

Terkait dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan hanya menjadi dinas pelaksana dan tidak terlibat dalam pendataan, mereka tidak mengetahui posisi perkembangan terakhir penerima manfaat. Dinas Pendidikan memberikan saran, bagi yang tidak mampu dan membutuhkan beasiswa dapat mengajukan kepada kepala sekolah dengan melampirkan fotokopi kartu BPS\/BSM\/BLSM, kepala sekolah akan meneruskan usulan tersebut ke Dinas Pendidikan untuk mengakses program beasiswa bantuan untuk anak putus sekolah. Untuk program PAUD dapat menghubungi PLS. Bappeda mendorong anggota Pekka ikut musrenbang sekitar bulan Desember-Januari, musyawarah kecamatan Februari dan kabupaten Maret. Setelah dialog selesai, anggota Pekka, kader, dan masyarakat merasa pertemuan Forum Pemangku Kepentingan ini berjalan dengan baik dan memuaskan. Seperti yang disampaikan oelh ketua Serikat Pekka :\u201cDuuuuh\u2026. tidak saya sangka bahwa Dinas dari pemda pada mau datang. Rasanya senang sekali memiliki kesempatan mengenal mereka dan mengetahui program dan tupoksi dari masing-masing dinas tersebut. Karena selama ini sulit menghadirkan mereka di forum dialog. Saya juga menghargai mereka masih tetap setia dan bertahan untuk berdialog hingga jam 14.30\u201d.<\/em> Dialog usai sudah, menyisakan PR menyusun tindak lanjut dari dialog tersebut, menagih komitmen yang disampaikan oleh dinas dan  langkah pertama yang harus dilakukan Serikat Pekka adalah melakukan pendataan di wilayah.<\/p>\n","post_title":"Pertemuan Forum Pemangku Kepentingan Perlindungan Sosial di Madura","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pertemuan-forum-pemangku-kepentingan-perlindungan-sosial-di-madura","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-27 07:12:18","post_modified_gmt":"2020-11-27 07:12:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1508","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1436,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 02:25:28","post_date_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content":"\n

Diskusi Kampung merupakan kegiatan yang diselenggarakan Serikat Pekka sebagai tindak lanjut dari KLIK Pekka yang dilaksanakan di Balai Desa Gemaharjo tanggal 27 Januari 2020 lalu. Seperti pelaksanaan KLIK, Diskusi Kampung di Balai Desa Gemaharjo juga dilaksanakan di balai Desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Diskusi Kampung ini dibuka oleh ibu Sri Baroyatun dari Pekka Bantul Yogyakarta yang membantu kami Pekka di Pacitan. Dilanjutkan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban hasil KLIK oleh Ibu Tukiyah.<\/p>\n\n\n\n

Dilanjutkan pidato oleh Bapak kepala Desa yang baru desa Gemaharjo, Bapak Harmanto. Bapak Harmanto merasa sangat berterima kasih dan merasa terbantu dengan diselenggarakannya KLIK Pekka di desa Gemaharjo.<\/p>\n\n\n\n

Bapak Harmanto juga telah menandatangani SK adanya kelompok \u2013 kelompok Pekka di desa Gemaharjo. Dengan begitu berarti Pekka sudah diakui desa. Di Diskusi kampong ini, dihadiri pula bapak ibu perangkat desa dan juga perwakilan dari Puskesmas dan KUA.<\/p>\n\n\n\n

Dari KUA memberikan masukan supaya Serikat Pekka terus menggerakkan masyarakat untuk mencegah Pernikahan Dini karena di Desa Gemaharjo kasusnya cukup banyak. Terkait hal ini Pekka bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan tokoh \u2013 tokoh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Desa mendukung hal ini dan tidak berkeberatan jika Pemerintah Desa diminta memfasilitasi kegiatan \u2013 kegiatan positif yang dilakukan Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Meski Pak Kepala Desa mengatakan agak kecewa karena perekaman E KTP mengalami persoalan dengan gangguan teknis, namun berfikir positif karena pihak Disdukcapil pasti menindaklanjuti pekerjaan yang tertunda ini.<\/p>\n\n\n\n

Pak Kepala Dusun juga bersimpati kepada Petugas Disdukcapil yang telah rela naik gunung ke Dusun yang jauh untuk perekaman warga disabilitas. Diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh Sri Baroyatun, hampir jam 12.00 WIB siang hari.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai Pengurus kelompok Pekka di desa Gemaharjo sangat senang dilibatkan penuh di kegiatan KLIK Pekka dan Diskusi kampong ini. Apalagi acara KLIK dan Diskusi Kampung juga diliput di media desa. Semoga ke depan Pekka di Gemaharjo dan Tegalombo umumnya semakin diakui. Amin.<\/p>\n\n\n\n

Sutiyah, Pengurus Serikat Pekka Dusun Clumpring desa Gemaharjo, Kec. Tegalombo, Pacitan<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Menggerakkan Kepedulian untuk Mencegah Pernikahan Dini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menggerakkan-kepedulian-untuk-mencegah-pernikahan-dini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 02:25:28","post_modified_gmt":"2020-11-23 02:25:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1436","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1356,"post_author":"4","post_date":"2020-11-07 02:14:42","post_date_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content":"\n

Usulan draf Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan ini dilakukan sebagai tindak lanjut tugas akademia Paradigta Desa Mekar Sari menganalisis peraturan di desanya. Saat itu diidentifikasi ada kebutuhan untuk mengusulkan Perdes terkait Pendewasaan Usia Perkawinan karena masih banyaknya masyarakat yang menikah siri dalam usia anak. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 23 Februari 2017, tim pendamping dan\nSerikat Pekka melakukan kunjungan ke Bidan Desa Mekar Sari dan satu orang kader\nPosyandu untuk mendapatkan data tentang pernikahan anak dan tanggapan kaitan\nusulan Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. \u201cDi sini banyak yang menikah\nusia anak tetapi Saya tidak punya datanya. Saya setuju jika ada\nPerdes Penundaan Usia Perkawinan. Apalagi desa ini termasuk desa yang dipilih\npemerintah dan sudah menang beberapa kali ikut lomba desa sebagai desa Keluarga\nBerencana (KB),\u201d kata bu Bidan.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya pada tanggal 24 Februari 2017, kami\nberkunjung ke\nrumah Bapak Sahuri, Sekretaris BPD Desa Mekar Sari untuk mendiskusikan\nrencana pengajuan Perdes. Bapak Sahuri menyambut baik usulan dan memandang\nperlunya Perdes tersebut. Beliau meminta Pekka membuat drafnya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara draf dibuat, pencarian data pernikahan anak tetap dilakukan dengan mendatangi kantor Desa Mekar Sari dan KUA Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Namun, di tempat tersebut juga tidak ada datanya. Menurut staf KUA, ketiadaan data kasus pernikahan anak tersebut dikarenakan pada pernikahan anak biasanya tidak dicatatkan di KUA atau mereka menikah siri. Akhirnya, untuk menguatkan usulan dilakukan pengumpulan data kasus-kasus akibat pernikahan usia anak. Dari data yang dikumpulkan oleh akademi Paradigta tersebut diketahui bahwa dampak dari perkawinan anak adalah terjadinya perceraian dan sulit melahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 8 Maret 2017, draf Perdes Pendewasaan\nUsia Perkawinan tersebut dimasukkan ke BPD dan juga ke Kades Mekar Sari. Pada\ntanggal 10 Maret 2017 di rumah Kepala Desa Mekar Sari atas inisiatif bapak\nSahuri dibentuk tim kecil dan dilakukan diskusi untuk membahas isi draf Perdes\ntersebut. Tim tersebut terdiri dari 6 orang, yaitu: 3 orang akademia Paradigta,\nseorang BPD, Kades Mekar Sari dan seorang fasilitator lapang PEKKA.\nSelanjutnya, Kades dan BPD bertugas untuk membuat TOR dan undangan Musyawarah\nDesa\/Rapat Sosialisasi Draf Perdes ke tomas, toga, RT, RW, kelompok perempuan\ndan perwakilan warga dan merancang anggarannya. Sementara tim Pekka yang\nterdiri dari akademia Paradigta dan Faslap bertugas untuk merevisi draft dan\nmembuat bahan presentasi.<\/p>\n\n\n\n

Sosialisasi draf\nPerdes dilakukan pada tanggal 6 April 2017 menghadirkan seluruh staf desa,\ntoga, tomas, perwakilan perempuan, kades dan BPD selaku penyelenggara. Proses\nsosialisasi draf berjalan lancar dan diskusi hanya seputar pada kemungkinan-kemungkinan\npelanggaran aturan. Misalnya jika terpaksa menikah muda karena sudah hamil\nduluan maka akan dilakukan musyawarah karena dalam kondisi darurat. Setelah\ndiskusi dan disepakati seluruh peserta perwakilan masyarakat menyetujui\nlahirnya Perdes Pendewasaan Usia Perkawinan. Sebelum ditetapkan menjadi Perdes\nharus dimasukkan ke biro hukum dan BPMD untuk klarifikasi dasar hukum dan\ntehnis pelaksanaannya. Ditulis\noleh: Kholillah<\/em><\/p>\n","post_title":"Mencegah Pernikahan Anak dengan Perdes","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencegah-pernikahan-anak-dengan-perdes","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-07 02:14:42","post_modified_gmt":"2020-11-07 02:14:42","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1356","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1339,"post_author":"4","post_date":"2020-11-03 07:00:07","post_date_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content":"\n

Pagi hari sekitar jam 7.30 ibu-ibu pekka sudah rapi menunggu Bis yang akan mengantar mereka ke kantor DPRD Kubu Raya. Peserta dialog dari Rasau Jaya diwakili oleh 10 orang kader. Hari ini mereka menggunakan seragam kaos pekka berwarna ungu yang bertuliskan \u201cPekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman\u201d dan tidak lupa menyelipkan pin \u201cSerikat Pekka\u201d dijilbab yang mereka kenakan. <\/p>\n\n\n\n

Dialog dimulai pagi hari jam 10. Perjalanan dari Rasau Jaya ke Kantor Kubu Raya ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan Bis angkutan yang dicarter dari Supadio. Sesampainya di gedung DPRD, ibu-ibu pekka diterima dengan baik dan memasuki aula. Dialog dimulai jam 11 dengan dihadiri oleh 4 anggota DPRD Komisi D yang terkait dengan isu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.<\/p>\n\n\n\n

Acara dibuka oleh anggota dewan dengan memperkenalkan timnya yang hadir dilanjutkan Ketua Serikat Pekka mengenalkan diri mewakili seluruh anggota Serikat Pekka yang hadir. Tanya jawab ada 3 termin dengan masing-masing 4 orang penanya. Pertanyaan yang diajukan ibu pekka bervariasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Isu yang ditanyakan antara lain tentang Jamkesda yang sulit untuk mendapatkannya karena dalam satu desa dibatasi hanya beberapa orang saja, rumitnya mengurus pengobatan bagi orang yang menggunakan Jamkesmas di rumah sakit. <\/p>\n\n\n\n

Dalam isu pendidikan, anggota Pekka menanyakan masalah guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya, biaya pendidikan kejar paket yang cukup mahal, peraturan yang murid kabupaten tidak bisa bersekolah ke wilayah kotamadya serta permintaan didirikannya Sekolah Menengah Atas di wilayah desa Kuala Dua. Ada juga ibu pekka yang menanyakan perbaikan jalan yang rusak di wilayah Rasau dan keikutsertaan mereka dalam musrenbang.<\/p>\n\n\n\n

Anggota dewan memberikan respon positif dan menyatakan mereka menginginkan adanya sharing program Pekka dengan pemerintah Kubu Raya. Untuk mengakses program bantuan pemerintah, maka Serikat Pekka diminta untuk membentuk Serikat Pekka tingkat Kabupaten Kubu Raya. <\/p>\n\n\n\n

Sementara diskusi berlangsung dibangku deretan belakang dekat speaker, Rohaya seorang kader Pekka merekam semua pembicaraan dialog yang nantinya akan dibuat berita untuk disiarkan di radio komunitas yang dikelola Serikat Pekka. Satu lagi Ibu Sopiah tidak ketinggalan mendokumentasikan momen ini dengan kamera digitalnya.<\/p>\n\n\n\n

Dialog\nselesai jam 12.30. Peserta dialog merasa puas dapat diterima dengan baik oelh\nanggota Dewan dan dapat menyampaikan sedikit permasalahan yang mereka hadapi\nselama ini. Anggota Dewan berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang mereka\nhadapi.<\/p>\n","post_title":"Pekka Kalbar Mandiri dalam Keberagaman","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pekka-kalbar-mandiri-dalam-keberagaman","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-03 07:00:07","post_modified_gmt":"2020-11-03 07:00:07","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1339","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1334,"post_author":"4","post_date":"2020-11-02 08:32:02","post_date_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content":"\n

Saat\npertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat\nPekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir\n(OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat\ntanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada bapak Asisten Dua\nKabupaten OKI dan Bappeda : \u201cBapak, kami mengajukan usulan ternak sapi dan\nmengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka\nsudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukkan yang akan dijual pada\nsaat Idul Adha. <\/p>\n\n\n\n

Ke 10 sapi\npejantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas\nPEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti\nternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat. Setiap bulan dikontrol\noleh tenaga PPL peternakan\u201d. Staf PPL Peternakan yang saat itu berada dalam\npertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan mengatakan : \u201cBetul apa yang\ndikatakan ibu-ibu anggota Pekka bahwa sapi mereka dalam kondisi baik, kandang\ndibersihkan secara rutin, sapi terawat dan sehat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Wakil dari\nBappeda merespon dan mengatakan : \u201cSebaiknya perempuan mengusulkan ternak ayam\natau bebek saja. Karena mengurus sapi lebih sulit dibanding mengurus unggas.\nTernak sapi itu pekerjaan laki-laki\u201d. Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam\nmendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan dengan mengatakan :\n\u201cBapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu mengelola sapi, terbukti dari\n10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik\u201d.\nMendengar jawaban tersebut, staf Bappeda akan mempertimbangkan kembali dan\nmengatakan: \u201cBaik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola\noleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk melihat kondisi sapi tersebut dari\ndekat\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir\nMaret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam\nrapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 pejantan\nuntuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal\nusulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut\ninformasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat\nsekitar bulan Mei. (2015)<\/p>\n","post_title":"Beternak Sapi, Apa Salahnya?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"beternak-sapi-apa-salahnya","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-02 08:32:02","post_modified_gmt":"2020-11-02 08:32:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1334","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 12 1 4 5 6 12
Page 5 of 12 1 4 5 6 12