\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

\u201cCoba kalau LKM punya mobil sendiri \u2013 mungkin mereka bisa kita jemput ya\u201d kata salah seorang ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Pagi-pagi benar ternyata telah turun hujan.  Beberapa ibu-ibu tampak duduk-duduk di tembok teras LKM Pawosi.  Mereka adalah sebagian peserta dari pelatihan usaha bersama yang sedang diselenggarakan di kantor LKM.  Mereka tengah menunggu ibu-ibu peserta lain yang menginap di rumah-rumah anggota pekka.   Hari ini memasuki pelatihan hari kedua.  Hujan turun semakin deras menyebabkan beberapa peserta datang terlambat.<\/p>\n\n\n\n

\u201cCoba kalau LKM punya mobil sendiri \u2013 mungkin mereka bisa kita jemput ya\u201d kata salah seorang ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Tetapi yang perlu terus diingatkan kepada kedua kelompok dan juga Pendamping Lapang yang menyertainya adalah bahwa mereka harus belajar penuh dari semua proses kegiatan yang telah dilakukan itu.  Mereka harus paham setiap langkah strategi usaha yang diambil.  Sebagai mitra usaha mereka berhak mengetahui segalanya.  Sehingga bila mereka melakukan usaha itu sendiri mereka paham akan langkah-langkah yang harus dilakukan.  Jika mereka telah mampu melakukannya nanti \u2013 bagus juga jika kelompok lain yang umumnya bergerak di bidang usaha tani bisa belajar bagaimana memanfaatkan lahan gambut yang ada agar bisa dikelola secara maksimal.<\/p>\n","post_title":"Merintis Usaha Tani di Lahan Gambut","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 08:51:09","post_modified_gmt":"2020-11-25 08:51:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1478,"post_author":"4","post_date":"2020-11-25 04:47:44","post_date_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content":"\n

Pagi-pagi benar ternyata telah turun hujan.  Beberapa ibu-ibu tampak duduk-duduk di tembok teras LKM Pawosi.  Mereka adalah sebagian peserta dari pelatihan usaha bersama yang sedang diselenggarakan di kantor LKM.  Mereka tengah menunggu ibu-ibu peserta lain yang menginap di rumah-rumah anggota pekka.   Hari ini memasuki pelatihan hari kedua.  Hujan turun semakin deras menyebabkan beberapa peserta datang terlambat.<\/p>\n\n\n\n

\u201cCoba kalau LKM punya mobil sendiri \u2013 mungkin mereka bisa kita jemput ya\u201d kata salah seorang ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Kelompok tani lestari melibatkan 2 orang wakil tetap kelompok pekka untuk belajar secara utuh proses kegiatan usaha tani semangka dari mulai tanam hingga pemasaran.  Namun anggota pekka yang lain juga terlibat langsung dalam pelaksanaan usaha ini sebagai tenaga kerja usaha tani ini.  Sehingga bisa dikatakan mereka bekerja pada usaha bersama yang dikembangkan ini. Usaha ini berjalan lancar selama masa tanam dan pemeliharaan.  Namun terjadi gangguan cuaca di saat akhir menjelang panen.  Banyaknya hujan di saat menjelang panen menyebabkan hasil panen semangka jauh di bawah prediksi yang diharapkan.  Akibatnya keuntungan dari penjualan semangka ini sangat tipis (Rp. 2.813.400) dari harapan semuala di atas 10 juta-an.  Namun kelompok pekka tetap bersemangat dengan usaha yang dijalankan.  Mereka kini tengah melakukan pembibitan tomat dan melon.  Mereka ingin terus merealisasikan rencana awal yaitu mengembangkan melon.  Kini mereka sudah cukup punya pengalaman dengan semangka dan berharap pengalaman itu mampu membantu mereka dalam pengembangan melon nantinya.  Kedua kelompok pekka tetap bekerjasama sama dengan Kelompok Tani Lestari dalam melakukan usaha nanti.  Masih banyak hal yang mereka perlu pelajari dengan melakukan praktek usaha langsung.  Pada waktunya nanti mereka berharap suatu saat bisa melakukan usaha ini sepenuhnya sendiri dan kerjasamanya lebih pada pemasaran hasil yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Tetapi yang perlu terus diingatkan kepada kedua kelompok dan juga Pendamping Lapang yang menyertainya adalah bahwa mereka harus belajar penuh dari semua proses kegiatan yang telah dilakukan itu.  Mereka harus paham setiap langkah strategi usaha yang diambil.  Sebagai mitra usaha mereka berhak mengetahui segalanya.  Sehingga bila mereka melakukan usaha itu sendiri mereka paham akan langkah-langkah yang harus dilakukan.  Jika mereka telah mampu melakukannya nanti \u2013 bagus juga jika kelompok lain yang umumnya bergerak di bidang usaha tani bisa belajar bagaimana memanfaatkan lahan gambut yang ada agar bisa dikelola secara maksimal.<\/p>\n","post_title":"Merintis Usaha Tani di Lahan Gambut","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 08:51:09","post_modified_gmt":"2020-11-25 08:51:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1478,"post_author":"4","post_date":"2020-11-25 04:47:44","post_date_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content":"\n

Pagi-pagi benar ternyata telah turun hujan.  Beberapa ibu-ibu tampak duduk-duduk di tembok teras LKM Pawosi.  Mereka adalah sebagian peserta dari pelatihan usaha bersama yang sedang diselenggarakan di kantor LKM.  Mereka tengah menunggu ibu-ibu peserta lain yang menginap di rumah-rumah anggota pekka.   Hari ini memasuki pelatihan hari kedua.  Hujan turun semakin deras menyebabkan beberapa peserta datang terlambat.<\/p>\n\n\n\n

\u201cCoba kalau LKM punya mobil sendiri \u2013 mungkin mereka bisa kita jemput ya\u201d kata salah seorang ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Kelompok Pekka Sumber Makmur dan kelompok Pekka Bina Usaha pada awalnya hendak mengembangkan  kerjasama usaha melon dengan kelompok tani Lestari.  Namun karena musim penanaman melon sudah lewat, maka usaha itu dialihkan dengan menggantinya dengan komoditi semangka.  Dalam pelaksanaan kerjasama usaha ini kelompok pekka bertindak sebagai penyandang modal, sementara kelompok tani Lestari menyediakan lahan usaha, tehnis usaha dan jaminan pasar.  Modal usaha yang ditanamkan sebesar Rp. 25.890.000 merupakan dana BLM dari kedua kelompok pekka.  Dana tersebut dipergunakan untuk persiapan lahan, pembelian bibit, sarana produksi dan biaya biaya pemeliharaan hingga panen.  Untuk bibit digunakan bibit dari luar negeri yang harga cukup mahal bagi petani yang masih biasa menggunakan bibit lokal.  Sementara walau sudah menggunakan pupuk organik dengan jumlah besar \u2013 tetapi usaha ini masih belum lepas dari penggunaan pupuk kimia.  Tentu ini menjadi PR tersendiri bagaimana agar usaha ini ke depan bisa makin sehat dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia seminimal mungkin.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok tani lestari melibatkan 2 orang wakil tetap kelompok pekka untuk belajar secara utuh proses kegiatan usaha tani semangka dari mulai tanam hingga pemasaran.  Namun anggota pekka yang lain juga terlibat langsung dalam pelaksanaan usaha ini sebagai tenaga kerja usaha tani ini.  Sehingga bisa dikatakan mereka bekerja pada usaha bersama yang dikembangkan ini. Usaha ini berjalan lancar selama masa tanam dan pemeliharaan.  Namun terjadi gangguan cuaca di saat akhir menjelang panen.  Banyaknya hujan di saat menjelang panen menyebabkan hasil panen semangka jauh di bawah prediksi yang diharapkan.  Akibatnya keuntungan dari penjualan semangka ini sangat tipis (Rp. 2.813.400) dari harapan semuala di atas 10 juta-an.  Namun kelompok pekka tetap bersemangat dengan usaha yang dijalankan.  Mereka kini tengah melakukan pembibitan tomat dan melon.  Mereka ingin terus merealisasikan rencana awal yaitu mengembangkan melon.  Kini mereka sudah cukup punya pengalaman dengan semangka dan berharap pengalaman itu mampu membantu mereka dalam pengembangan melon nantinya.  Kedua kelompok pekka tetap bekerjasama sama dengan Kelompok Tani Lestari dalam melakukan usaha nanti.  Masih banyak hal yang mereka perlu pelajari dengan melakukan praktek usaha langsung.  Pada waktunya nanti mereka berharap suatu saat bisa melakukan usaha ini sepenuhnya sendiri dan kerjasamanya lebih pada pemasaran hasil yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Tetapi yang perlu terus diingatkan kepada kedua kelompok dan juga Pendamping Lapang yang menyertainya adalah bahwa mereka harus belajar penuh dari semua proses kegiatan yang telah dilakukan itu.  Mereka harus paham setiap langkah strategi usaha yang diambil.  Sebagai mitra usaha mereka berhak mengetahui segalanya.  Sehingga bila mereka melakukan usaha itu sendiri mereka paham akan langkah-langkah yang harus dilakukan.  Jika mereka telah mampu melakukannya nanti \u2013 bagus juga jika kelompok lain yang umumnya bergerak di bidang usaha tani bisa belajar bagaimana memanfaatkan lahan gambut yang ada agar bisa dikelola secara maksimal.<\/p>\n","post_title":"Merintis Usaha Tani di Lahan Gambut","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 08:51:09","post_modified_gmt":"2020-11-25 08:51:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1478,"post_author":"4","post_date":"2020-11-25 04:47:44","post_date_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content":"\n

Pagi-pagi benar ternyata telah turun hujan.  Beberapa ibu-ibu tampak duduk-duduk di tembok teras LKM Pawosi.  Mereka adalah sebagian peserta dari pelatihan usaha bersama yang sedang diselenggarakan di kantor LKM.  Mereka tengah menunggu ibu-ibu peserta lain yang menginap di rumah-rumah anggota pekka.   Hari ini memasuki pelatihan hari kedua.  Hujan turun semakin deras menyebabkan beberapa peserta datang terlambat.<\/p>\n\n\n\n

\u201cCoba kalau LKM punya mobil sendiri \u2013 mungkin mereka bisa kita jemput ya\u201d kata salah seorang ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Kelompok pekka yang terlibat dalam usaha ini adalah kelompok Sumber Makmur dan kelompok Bina Usaha dari desa Rasau Jaya III, Kabupaten Kubu Raya.  Keberhasilan usaha mereka ini tidak lepas dari kerjasama dengan kelompok tani Lestari dari desa Rasau Jaya III.  Kelompok yang dipimpin bapak Subejo ini sudah berpengalaman dalam usaha pertanian dan peternakan di lahan gambut.  Di lahan pertanian milik kelompok tani Lestari ada berbagai jenis tanaman yang tengah dikembangkan di lahan gambut seperti jagung, bawang.  Sejumlah ternak seperti sapi, kambing dan ayam juga tengah dikembangkan dengan memanfaatkan pakan dari sisa tanaman, sementara kotorannya digunakan untuk pupuk kandang bagi tanaman.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Pekka Sumber Makmur dan kelompok Pekka Bina Usaha pada awalnya hendak mengembangkan  kerjasama usaha melon dengan kelompok tani Lestari.  Namun karena musim penanaman melon sudah lewat, maka usaha itu dialihkan dengan menggantinya dengan komoditi semangka.  Dalam pelaksanaan kerjasama usaha ini kelompok pekka bertindak sebagai penyandang modal, sementara kelompok tani Lestari menyediakan lahan usaha, tehnis usaha dan jaminan pasar.  Modal usaha yang ditanamkan sebesar Rp. 25.890.000 merupakan dana BLM dari kedua kelompok pekka.  Dana tersebut dipergunakan untuk persiapan lahan, pembelian bibit, sarana produksi dan biaya biaya pemeliharaan hingga panen.  Untuk bibit digunakan bibit dari luar negeri yang harga cukup mahal bagi petani yang masih biasa menggunakan bibit lokal.  Sementara walau sudah menggunakan pupuk organik dengan jumlah besar \u2013 tetapi usaha ini masih belum lepas dari penggunaan pupuk kimia.  Tentu ini menjadi PR tersendiri bagaimana agar usaha ini ke depan bisa makin sehat dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia seminimal mungkin.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok tani lestari melibatkan 2 orang wakil tetap kelompok pekka untuk belajar secara utuh proses kegiatan usaha tani semangka dari mulai tanam hingga pemasaran.  Namun anggota pekka yang lain juga terlibat langsung dalam pelaksanaan usaha ini sebagai tenaga kerja usaha tani ini.  Sehingga bisa dikatakan mereka bekerja pada usaha bersama yang dikembangkan ini. Usaha ini berjalan lancar selama masa tanam dan pemeliharaan.  Namun terjadi gangguan cuaca di saat akhir menjelang panen.  Banyaknya hujan di saat menjelang panen menyebabkan hasil panen semangka jauh di bawah prediksi yang diharapkan.  Akibatnya keuntungan dari penjualan semangka ini sangat tipis (Rp. 2.813.400) dari harapan semuala di atas 10 juta-an.  Namun kelompok pekka tetap bersemangat dengan usaha yang dijalankan.  Mereka kini tengah melakukan pembibitan tomat dan melon.  Mereka ingin terus merealisasikan rencana awal yaitu mengembangkan melon.  Kini mereka sudah cukup punya pengalaman dengan semangka dan berharap pengalaman itu mampu membantu mereka dalam pengembangan melon nantinya.  Kedua kelompok pekka tetap bekerjasama sama dengan Kelompok Tani Lestari dalam melakukan usaha nanti.  Masih banyak hal yang mereka perlu pelajari dengan melakukan praktek usaha langsung.  Pada waktunya nanti mereka berharap suatu saat bisa melakukan usaha ini sepenuhnya sendiri dan kerjasamanya lebih pada pemasaran hasil yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Tetapi yang perlu terus diingatkan kepada kedua kelompok dan juga Pendamping Lapang yang menyertainya adalah bahwa mereka harus belajar penuh dari semua proses kegiatan yang telah dilakukan itu.  Mereka harus paham setiap langkah strategi usaha yang diambil.  Sebagai mitra usaha mereka berhak mengetahui segalanya.  Sehingga bila mereka melakukan usaha itu sendiri mereka paham akan langkah-langkah yang harus dilakukan.  Jika mereka telah mampu melakukannya nanti \u2013 bagus juga jika kelompok lain yang umumnya bergerak di bidang usaha tani bisa belajar bagaimana memanfaatkan lahan gambut yang ada agar bisa dikelola secara maksimal.<\/p>\n","post_title":"Merintis Usaha Tani di Lahan Gambut","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 08:51:09","post_modified_gmt":"2020-11-25 08:51:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1478,"post_author":"4","post_date":"2020-11-25 04:47:44","post_date_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content":"\n

Pagi-pagi benar ternyata telah turun hujan.  Beberapa ibu-ibu tampak duduk-duduk di tembok teras LKM Pawosi.  Mereka adalah sebagian peserta dari pelatihan usaha bersama yang sedang diselenggarakan di kantor LKM.  Mereka tengah menunggu ibu-ibu peserta lain yang menginap di rumah-rumah anggota pekka.   Hari ini memasuki pelatihan hari kedua.  Hujan turun semakin deras menyebabkan beberapa peserta datang terlambat.<\/p>\n\n\n\n

\u201cCoba kalau LKM punya mobil sendiri \u2013 mungkin mereka bisa kita jemput ya\u201d kata salah seorang ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Usaha ini menarik diliput, karena usaha semangka tersebut dilakukan di lahan gambut.  Lahan yang banyak terdapat di tanah Kalimantan.  Selama ini hampir dibilang sangat jarang orang yang berhasil menanam dengan skala besar di lahan gambut.  Dengan pemanfaatan lahan gambut ini \u2013 setidaknya pasokan buah semangka yang biasa dikirim dari Jawa kini bisa juga dipasok dari sumber lokal.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok pekka yang terlibat dalam usaha ini adalah kelompok Sumber Makmur dan kelompok Bina Usaha dari desa Rasau Jaya III, Kabupaten Kubu Raya.  Keberhasilan usaha mereka ini tidak lepas dari kerjasama dengan kelompok tani Lestari dari desa Rasau Jaya III.  Kelompok yang dipimpin bapak Subejo ini sudah berpengalaman dalam usaha pertanian dan peternakan di lahan gambut.  Di lahan pertanian milik kelompok tani Lestari ada berbagai jenis tanaman yang tengah dikembangkan di lahan gambut seperti jagung, bawang.  Sejumlah ternak seperti sapi, kambing dan ayam juga tengah dikembangkan dengan memanfaatkan pakan dari sisa tanaman, sementara kotorannya digunakan untuk pupuk kandang bagi tanaman.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Pekka Sumber Makmur dan kelompok Pekka Bina Usaha pada awalnya hendak mengembangkan  kerjasama usaha melon dengan kelompok tani Lestari.  Namun karena musim penanaman melon sudah lewat, maka usaha itu dialihkan dengan menggantinya dengan komoditi semangka.  Dalam pelaksanaan kerjasama usaha ini kelompok pekka bertindak sebagai penyandang modal, sementara kelompok tani Lestari menyediakan lahan usaha, tehnis usaha dan jaminan pasar.  Modal usaha yang ditanamkan sebesar Rp. 25.890.000 merupakan dana BLM dari kedua kelompok pekka.  Dana tersebut dipergunakan untuk persiapan lahan, pembelian bibit, sarana produksi dan biaya biaya pemeliharaan hingga panen.  Untuk bibit digunakan bibit dari luar negeri yang harga cukup mahal bagi petani yang masih biasa menggunakan bibit lokal.  Sementara walau sudah menggunakan pupuk organik dengan jumlah besar \u2013 tetapi usaha ini masih belum lepas dari penggunaan pupuk kimia.  Tentu ini menjadi PR tersendiri bagaimana agar usaha ini ke depan bisa makin sehat dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia seminimal mungkin.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok tani lestari melibatkan 2 orang wakil tetap kelompok pekka untuk belajar secara utuh proses kegiatan usaha tani semangka dari mulai tanam hingga pemasaran.  Namun anggota pekka yang lain juga terlibat langsung dalam pelaksanaan usaha ini sebagai tenaga kerja usaha tani ini.  Sehingga bisa dikatakan mereka bekerja pada usaha bersama yang dikembangkan ini. Usaha ini berjalan lancar selama masa tanam dan pemeliharaan.  Namun terjadi gangguan cuaca di saat akhir menjelang panen.  Banyaknya hujan di saat menjelang panen menyebabkan hasil panen semangka jauh di bawah prediksi yang diharapkan.  Akibatnya keuntungan dari penjualan semangka ini sangat tipis (Rp. 2.813.400) dari harapan semuala di atas 10 juta-an.  Namun kelompok pekka tetap bersemangat dengan usaha yang dijalankan.  Mereka kini tengah melakukan pembibitan tomat dan melon.  Mereka ingin terus merealisasikan rencana awal yaitu mengembangkan melon.  Kini mereka sudah cukup punya pengalaman dengan semangka dan berharap pengalaman itu mampu membantu mereka dalam pengembangan melon nantinya.  Kedua kelompok pekka tetap bekerjasama sama dengan Kelompok Tani Lestari dalam melakukan usaha nanti.  Masih banyak hal yang mereka perlu pelajari dengan melakukan praktek usaha langsung.  Pada waktunya nanti mereka berharap suatu saat bisa melakukan usaha ini sepenuhnya sendiri dan kerjasamanya lebih pada pemasaran hasil yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Tetapi yang perlu terus diingatkan kepada kedua kelompok dan juga Pendamping Lapang yang menyertainya adalah bahwa mereka harus belajar penuh dari semua proses kegiatan yang telah dilakukan itu.  Mereka harus paham setiap langkah strategi usaha yang diambil.  Sebagai mitra usaha mereka berhak mengetahui segalanya.  Sehingga bila mereka melakukan usaha itu sendiri mereka paham akan langkah-langkah yang harus dilakukan.  Jika mereka telah mampu melakukannya nanti \u2013 bagus juga jika kelompok lain yang umumnya bergerak di bidang usaha tani bisa belajar bagaimana memanfaatkan lahan gambut yang ada agar bisa dikelola secara maksimal.<\/p>\n","post_title":"Merintis Usaha Tani di Lahan Gambut","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 08:51:09","post_modified_gmt":"2020-11-25 08:51:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1478,"post_author":"4","post_date":"2020-11-25 04:47:44","post_date_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content":"\n

Pagi-pagi benar ternyata telah turun hujan.  Beberapa ibu-ibu tampak duduk-duduk di tembok teras LKM Pawosi.  Mereka adalah sebagian peserta dari pelatihan usaha bersama yang sedang diselenggarakan di kantor LKM.  Mereka tengah menunggu ibu-ibu peserta lain yang menginap di rumah-rumah anggota pekka.   Hari ini memasuki pelatihan hari kedua.  Hujan turun semakin deras menyebabkan beberapa peserta datang terlambat.<\/p>\n\n\n\n

\u201cCoba kalau LKM punya mobil sendiri \u2013 mungkin mereka bisa kita jemput ya\u201d kata salah seorang ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
\n

Kelompok pekka di Kalbar masuk TV!!! Ya ada tayangan tentang mereka yang muncul di TVRI Kalbar dan TVRI Nasional pada kesempatan yang berbeda.   Tampak ditayangan itu sekelompok perempuan dengan seragam kombinasi ungu muda dan ungu tua tengah berkumpul mendiskusikan usaha semangka yang mereka jalankan.  Tampak mereka serius mendiskusikan perkembangan usahanya.  <\/p>\n\n\n\n

Usaha ini menarik diliput, karena usaha semangka tersebut dilakukan di lahan gambut.  Lahan yang banyak terdapat di tanah Kalimantan.  Selama ini hampir dibilang sangat jarang orang yang berhasil menanam dengan skala besar di lahan gambut.  Dengan pemanfaatan lahan gambut ini \u2013 setidaknya pasokan buah semangka yang biasa dikirim dari Jawa kini bisa juga dipasok dari sumber lokal.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok pekka yang terlibat dalam usaha ini adalah kelompok Sumber Makmur dan kelompok Bina Usaha dari desa Rasau Jaya III, Kabupaten Kubu Raya.  Keberhasilan usaha mereka ini tidak lepas dari kerjasama dengan kelompok tani Lestari dari desa Rasau Jaya III.  Kelompok yang dipimpin bapak Subejo ini sudah berpengalaman dalam usaha pertanian dan peternakan di lahan gambut.  Di lahan pertanian milik kelompok tani Lestari ada berbagai jenis tanaman yang tengah dikembangkan di lahan gambut seperti jagung, bawang.  Sejumlah ternak seperti sapi, kambing dan ayam juga tengah dikembangkan dengan memanfaatkan pakan dari sisa tanaman, sementara kotorannya digunakan untuk pupuk kandang bagi tanaman.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Pekka Sumber Makmur dan kelompok Pekka Bina Usaha pada awalnya hendak mengembangkan  kerjasama usaha melon dengan kelompok tani Lestari.  Namun karena musim penanaman melon sudah lewat, maka usaha itu dialihkan dengan menggantinya dengan komoditi semangka.  Dalam pelaksanaan kerjasama usaha ini kelompok pekka bertindak sebagai penyandang modal, sementara kelompok tani Lestari menyediakan lahan usaha, tehnis usaha dan jaminan pasar.  Modal usaha yang ditanamkan sebesar Rp. 25.890.000 merupakan dana BLM dari kedua kelompok pekka.  Dana tersebut dipergunakan untuk persiapan lahan, pembelian bibit, sarana produksi dan biaya biaya pemeliharaan hingga panen.  Untuk bibit digunakan bibit dari luar negeri yang harga cukup mahal bagi petani yang masih biasa menggunakan bibit lokal.  Sementara walau sudah menggunakan pupuk organik dengan jumlah besar \u2013 tetapi usaha ini masih belum lepas dari penggunaan pupuk kimia.  Tentu ini menjadi PR tersendiri bagaimana agar usaha ini ke depan bisa makin sehat dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia seminimal mungkin.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok tani lestari melibatkan 2 orang wakil tetap kelompok pekka untuk belajar secara utuh proses kegiatan usaha tani semangka dari mulai tanam hingga pemasaran.  Namun anggota pekka yang lain juga terlibat langsung dalam pelaksanaan usaha ini sebagai tenaga kerja usaha tani ini.  Sehingga bisa dikatakan mereka bekerja pada usaha bersama yang dikembangkan ini. Usaha ini berjalan lancar selama masa tanam dan pemeliharaan.  Namun terjadi gangguan cuaca di saat akhir menjelang panen.  Banyaknya hujan di saat menjelang panen menyebabkan hasil panen semangka jauh di bawah prediksi yang diharapkan.  Akibatnya keuntungan dari penjualan semangka ini sangat tipis (Rp. 2.813.400) dari harapan semuala di atas 10 juta-an.  Namun kelompok pekka tetap bersemangat dengan usaha yang dijalankan.  Mereka kini tengah melakukan pembibitan tomat dan melon.  Mereka ingin terus merealisasikan rencana awal yaitu mengembangkan melon.  Kini mereka sudah cukup punya pengalaman dengan semangka dan berharap pengalaman itu mampu membantu mereka dalam pengembangan melon nantinya.  Kedua kelompok pekka tetap bekerjasama sama dengan Kelompok Tani Lestari dalam melakukan usaha nanti.  Masih banyak hal yang mereka perlu pelajari dengan melakukan praktek usaha langsung.  Pada waktunya nanti mereka berharap suatu saat bisa melakukan usaha ini sepenuhnya sendiri dan kerjasamanya lebih pada pemasaran hasil yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Tetapi yang perlu terus diingatkan kepada kedua kelompok dan juga Pendamping Lapang yang menyertainya adalah bahwa mereka harus belajar penuh dari semua proses kegiatan yang telah dilakukan itu.  Mereka harus paham setiap langkah strategi usaha yang diambil.  Sebagai mitra usaha mereka berhak mengetahui segalanya.  Sehingga bila mereka melakukan usaha itu sendiri mereka paham akan langkah-langkah yang harus dilakukan.  Jika mereka telah mampu melakukannya nanti \u2013 bagus juga jika kelompok lain yang umumnya bergerak di bidang usaha tani bisa belajar bagaimana memanfaatkan lahan gambut yang ada agar bisa dikelola secara maksimal.<\/p>\n","post_title":"Merintis Usaha Tani di Lahan Gambut","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 08:51:09","post_modified_gmt":"2020-11-25 08:51:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/merintis-usaha-tani-di-lahan-gambut\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1478,"post_author":"4","post_date":"2020-11-25 04:47:44","post_date_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content":"\n

Pagi-pagi benar ternyata telah turun hujan.  Beberapa ibu-ibu tampak duduk-duduk di tembok teras LKM Pawosi.  Mereka adalah sebagian peserta dari pelatihan usaha bersama yang sedang diselenggarakan di kantor LKM.  Mereka tengah menunggu ibu-ibu peserta lain yang menginap di rumah-rumah anggota pekka.   Hari ini memasuki pelatihan hari kedua.  Hujan turun semakin deras menyebabkan beberapa peserta datang terlambat.<\/p>\n\n\n\n

\u201cCoba kalau LKM punya mobil sendiri \u2013 mungkin mereka bisa kita jemput ya\u201d kata salah seorang ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa seharusnya kita punya mobil sendiri jadi kalu ada acara bisa kita pakai\u201d  kata yang lain menimpali.<\/p>\n\n\n\n

Maka pembicaraan tiba-tiba beralih menjadi impian mereka bisa memiliki mobil pekka yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan pekka.  Namun semua berpikir itu hanya akan jadi impian.<\/p>\n\n\n\n

Setelah peserta datang dan sarapan pagi, maka pelatihan dilanjutkan.\u00a0\u00a0 Salah satu materi hari ini adalah belajar membuat arus kas usaha.\u00a0\u00a0 Sebagai contoh kasus, maka usulan kelompok Waulangi Desa Wolowa Baru, Buton, Sulawesi Tenggara\u00a0yang mengajukan usaha kopra digunakan sebagai acuan.\u00a0 Sebelumnya kelompok Waulangi dibantu beberapa pekka yang berpengalaman usaha kopra telah mencoba membuat perhitungan rugi laba usaha dan menurut hitungan ternyata ada keuntungan yang cukup lumayan bagi kelompok (Rp. 228.000 dari modal Rp. 1.171.900).<\/p>\n\n\n\n

Saat menghitung arus kas usaha kopra, peserta mengusulkan untuk menghitung usaha kopra dengan jumlah 1 ton (4.000 kelapa).  Dari perhitungan ternyata dibutuhkan modal Rp. 4.670.000 dengan modal swadaya sekitar Rp. 1.000.000 dan selebihnya akan dipinjam.  Hasilnya ternyata mengejutkan buat mereka.  Jika uang tersebut diputar terus dan pokok pinjaman & jasanya sudah dikembalikan pada bulan ketiga, maka pada akhir bulan ke-6 kelompok sudah mempunyai modal sendiri sekitar 45 juta rupiah. <\/p>\n\n\n\n

\u201cWah berarti impian kita punya mobil bukan mustahil bisa diwujudkan nantinya\u201d  celetuk salah satu ibu pekka.<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa tentu saja itu bisa diwujudkan jika usaha itu benar-benar dijalankan sesuai rencana.  Dan yang pasti kita harus memulainya bukan sekedar rencana saja\u201d kata fasilitator dari Seknas.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok Waulangi akhirnya mewujudkan rencana usaha kelompok ini.  Mereka memulai dengan 100 kelapa bukan 1 ton seperti perhitungan saat pelatihan, tetapi yang terpenting mereka telah berani memulainya dan kini mereka telah mulai menikmati hasilnya.  Semoga usaha mereka terus berkembang.<\/p>\n","post_title":"Mewujudkan usaha bersama","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mewujudkan-usaha-bersama","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-25 04:47:44","post_modified_gmt":"2020-11-25 04:47:44","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/mewujudkan-usaha-bersama\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1474,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 08:47:34","post_date_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content":"\n

Beberapa tahun berselang, pada Juni 2016, di saat pertemuan rutin koperasi dan serikat Pekka Lodan Doe, fasilitator lapang Bernadete Deram menyarankan agar usaha tersebut dilakukan secara kolektif.Artinya usaha yang selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri di kelompok-kelompok dikelola langsung oleh Koperasi. Alasan yang diberikan agar kelompok-kelompok tidak lagi mengeluarkan transport dan keuntungan bisa diraih oleh Koperasi untuk kepentingan semua anggota. Atas dasar inilah kelompok-kelompok sepakat dengan usulan faslap. \u201cDaripada keuntungan hanya untuk toko-toko di Waiwerang saja, dan masing-masing unit harus mengeluarkan transport, lebih baik kita kelola sendiri agar ada keuntungan yang lebih besar\u201d<\/em>, ujar Fin menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Selama ini Koperasi sudah melakukan beberapa terobosan usaha seperti tenun dan produksi minyak kelapa. Jika usaha sembako bisa berjalan maka tenun dan minyak kelapa bisa dipasarkan di toko sembako.<\/p>\n\n\n\n

Pada Juni 2016, setelah terjadi kesepakatan di semua kelompok, selanjutnya dibentuk kepengurusan dan teknik pengelolaannya. Forum sepakat membentuk tim pengurus yang terdiri dari 6 orang kader yang selama ini menjadi staf pengelola center yaitu Kamsina, Petronela Peni, Betty, Apriani, Helena Nini, Kristina dan Fin.<\/p>\n\n\n\n

Setelah tim pengelola terbentuk, selanjutnya masing-masing kelompok menyetor modal usaha. Dari 20 kelompok yang bergabung, rata-rata menyetor modal antara 3 \u2013 20 juta rupiah dan terkumpul modal awal sebesar Rp. 103.000.000,-.<\/p>\n\n\n\n

Dalam proses bekerjanya, badan pengurus yang terdiri dari 7 orang berbagi tugas, tidak ada pembagian kepengurusan secara struktural namun dibagi berdasarkan jenis pekerjaan saja seperti menyimpan uang kas, pencatatan, bagian pembelanjaan, distribusi dan pelayan toko.<\/p>\n\n\n\n

Fokus utama dari kegiatan Pekka Mart adalah penyediaan barang-barang sembako dan kebutuhan sehari-hari. Selain melayani pesanan dari kelompok, Pekka Mart juga mulai melayani masyarakat sekitar yang berbelanja langsung di Pekka Mart, juga warung-warung kecil yang banyak terdapat di sekitar Center. <\/p>\n\n\n\n

Dalam proses pengadaan barang, Pekka Mart membeli barang dari Pasar Waiwerang dan membayar tunai semua pesanan saat belanja. Setelah sekian lama berjalan, ada 1 toko yang bersedia bekerjasama dan memberi kepercayaan kepada Pekka Mart untuk mengambil barang dan membayar pada bulan berikutnya. Distribusi barang ke kelompok-kelompok dilakukan dengan cara diantar langsung. \u201cWaktu itu capek sekali, sampai ada pengurus yang sakit karena kami harus angkat-angkat barang\u201d, <\/em>Betty menjelaskan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menentukan harga jual, Pekka Mart menggunakan standar harga jual di warung-warung, dan menurunkan sedikit dari harga jual tersebut untuk memberikan celah keuntungan bagi kelompok-kelompok. Misalnya jika di warung harga 5 liter minyak adalah 82.000 rupiah, maka Pekka Mart menjual ke kelompok sejumlah 80.000 rupiah.Pada saat awal pembelanjaan, Pekka Mart memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.376.500,-.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada kelompok lain yang mau bergabung dengan Pekka Mart, diberikan pembekalan terlebih dahulu. Pengurus kelompok yang ditunjuk diberi pelatihan tentang tata cara pencatatan dan pengelolaan Pekka Mart. Selain itu mereka diminta melakukan praktek langsung atau magang di kelompok yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Pekka Mart.<\/p>\n\n\n\n

Karena kebutuhan beras semakin meningkat, pengurus mencari pemasok langsung dari kapal yang membawa beras dari Makassar. Hanya saja kalau membeli langsung dari Kapal harus dilakukan secara tunai, tidak melalui bon. Karena kebutuhan modal menjadi lebih besar maka unit usaha pekka mart meminta tabahan modal dari koperasi sebanyak 100 juta rupiah.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAwalnya kami beli beras 5 ton. Jika ada kekurangan beli di kios di Pasar Waierang. Sekarang kami belanja beras mencapai 15 ton setiap bulannya, dan akhirnya kami menambah modal dari koperasi sebesar 100 juta rupiah\u201d<\/em>, Kamsina menjelaskan perkembangan pengadaan beras.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini pengadaan beras menjadi lebih mudah, pengurus hanya perlu kontak kepada pemasok dan beras diantar langsung ke center Pekka. Pun dengan sistem distribusi ke kelompok, saat ini kelompok-kelompok datang langsung ke center dan menyewa kendaraan sendiri untuk mengangkut pesanannya karena jumlah pesanan semakin banyak.<\/p>\n\n\n\n

Adalah bapak Idris, nama pemasok beras tersebut. Pada awalnya pembayaran kepada bapak Idris dilakukan secara tunai atau dengan uang cash. Namun saat pak Idris berkunjung ke center Pekka, Kamsina memberikan saran. \u201cBapak kan punya anak dan istri di Makasar, kalau bapak bawa uang tunai terus sebanyak itu, gimana kalau bapak tenggelam di laut? Kasihan anak istri bapak. Lebih baik kasih nomor rekening ke kami biar kami transfer uangnya ke rekening bapak. Kalaupun nanti terjadi apa-apa, anak dan istri bapak masih bisa makan.\u201d<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Mendengar usulan itu, bapak Idris sangat terharu. \u201cPuluhan tahun saya berdagang beras dan berhubungan dengan banyak orang, baru dengan ina-ina Pekka ini saya dikasih saran begini, saya tidak pernah terpikir seperti itu\u201d<\/em>, sejak saat itu pembayaran beras dilakukan melalui sistem transfer bank.<\/p>\n","post_title":"Memulai Pekka Mart","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"memulai-pekka-mart","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 08:47:34","post_modified_gmt":"2020-11-24 08:47:34","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/memulai-pekka-mart\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1467,"post_author":"4","post_date":"2020-11-24 07:10:15","post_date_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content":"\n

Maryam adalah ketua kelompok Pekka Batarirak Desa Balla Satanatean Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Maryam mengalami beberapa perubahan setelah bergabung dengan kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015, diantaranya adalah  mampu memiliki saluran listrik dan menenun dengan modal sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya Maryam adalah penenun upahan, dia menenun dengan cara mengambil benang dari orang lain dan setelah selesai Maryam menerima upah dari tenun yang berhasil dia kerjakan. Dari kegiatan simpan pinjam kelompok Pekka, Maryam dapat meminjam uang sebagai modal membeli benang saat ada pesanan. Hasil keuntungan menenun dia tabung kembali dikelompok hingga terkumpul uang Rp. 2.500.000 yang dia gunakan untuk mendapatkan saluran listrik. Kini dia sudah memiliki listrik sendiri dirumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Maryam lahir pada bulan Maret 1983, saat ini tinggal di desa Balla Satanetean, kecamatan Balla, kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Maryam menikah dengan suami yang saat ini bekerja sebagai staf honorer di kantor pemerintah daerah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki berumur 12 tahun dan 9 tahun. Karena suaminya hanya staf honorer, maka pendapatan dari dirinya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain menenun, Maryam juga bekerja menjadi buruh upahan di sawah orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Maryam bergabung dalam kelompok Pekka pada bulan Oktober 2015. Alasan tertarik masuk Pekka karena kegiatan Pekka sesuai dengan kondisi dirinya yang juga sebagai pencari nafkah keluarga. Pada saat pembentukan kelompok dan pemilihan pengurus dirinya terpilih menjadi ketua kelompok. Selain simpan pinjam, di kelompoknya juga ada kegiatan arisan beras. <\/p>\n\n\n\n

Setiap pertemuan bulanan masing-masing anggota membawa 1 liter beras, setelah terkumpul kemudian dikocok, yang keluar namanya akan mendapatkan beras tersebut dan menyumbangkan beras 1 liter untuk kelompok. Beras sumbangan dari peserta arisan ini dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan dan dapat dikembalikan dengan cara mengangsur. Kelompoknya juga membuat kebun sayur dengan sistem permakultur. Hasil kebun organik tersebut digunakan untuk menambah modal simpan pinjam kelompoknya. Ditulis oleh\u00a0 Kodar Tri W.<\/em><\/p>\n","post_title":"Maryam, Modal Menenun dari Simpan Pinjam Kelompok Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-24 07:10:15","post_modified_gmt":"2020-11-24 07:10:15","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/maryam-modal-menenun-dari-simpan-pinjam-kelompok-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1445,"post_author":"4","post_date":"2020-11-23 07:22:59","post_date_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content":"\n

Serikat Pekka kecamatan Gerung NTB sedang mengembangkan PEKKA Mart usaha retail bahan kebutuhan pokok. PEKKA Mart  dikembangkan atas rekomendasi dari konsultan yang membantu Seknas PEKKA untuk melakukan assessment terhadap program pemberdayaan PEKKA yang sudah dilakukan. Dari berbagai rekomendasi, salah satunya adalah masukkan bagi Serikat NTB untuk membuat PEKKA Mart, semacam mini market yang melayani kebutuhan sehari-hari anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi ini berdasarkan keprihatinan melihat banyaknya mini market yang masuk hingga ke pelosok desa. Usaha retail dikuasai pemodal besar dari luar, harusnya dikuasai oleh masyarakat sekitar. Maka diusulkan agar Serikat Pekka memanfaatkan peluang tersebut dan membuat PEKKA Mart. Serikat Pekka memiliki pasar yang jelas yaitu anggota Serikat pekka yang tersebar di 4 kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart di kecamatan Gerung ini dikelola oleh 3 orang pengurus yaitu ketua bendahara sekretaris yang dipilih dari anggota Serikat Pekka dalam rapat Serikat. Berhubung belum ada tempat, maka mekanisme dan sistim penjualan dibuat khusus. Untuk pemasaran melibatkan anggota pekka sebagai pengampas, yaitu orang yang bertugas mendata kebutuhan barang dari anggota Pekka dan mendistribusikan barang tersebut ke masing-masing kelompok di desanya dan menyetor uang hasil penjualan. Dalam satu desa terdapat antara  1-3 orang pemangkas tergantung banyaknya anggota pekka di desa tersebut. Pengampas mendapatkan 10% dari keuntungan.<\/p>\n\n\n\n

Pengurus PEKKA Mart Gerung membeli barang kebutuhan berdasarkan rekap kebutuhan barang dari pemangkas.  Saat ini PEKKA Mart melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Gerung ada 8 desa, kecamatan Kuripan 2 desa, kecamatan Labuapi 2 desa. Jika barang yang didistribusikan cukup banyak maka beberapa pengampas bergabung untuk menyewa mobil dan membawa barang pesanan ke desa. Pembagian ongkos mobil dibagi berdasarkan jumlah barang yang diangkut. Selain memenuhi kebutuhan keluarga, PEKKA Mart juga mensupplai pedagang eceran. Harga jual barang untuk warung beda dengan harga untuk keluarga. Harga untuk warung sama dengan harga pasar, sedangkan harga untuk keluarga sama dengan harga pengecer di lokasi. Sekarang banyak ibu pekka yang akhirnya buka warung dan menjadi pengecer. <\/p>\n\n\n\n

PEKKA Mart sudah berjalan sekitar 16 bulan. Pengurus yang bertugas mencatat dan belanja serta pengampas mendapat bagian dari keuntungan. Keuntungan PEKKA Mart dibagi dengan aturan : 5% untuk anggota pekka yang membeli di PEKKA Mart, 10% untuk pengurus\/pencatat, 10% untuk pengampas, 25 % dana Cadangan 25 % (untuk modal, menanggung kerugian, dll), 50 % untuk bayar jasa pinjaman ke LKM.<\/p>\n\n\n\n

Saat ini gudang PEKKA Mart ada di center Pekka Gerung. Jenis barang terdiri dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti deterjen, sabun mandi, sampo, sembako seperti beras, minyak, gula kopi. Belum berani stok barang banyak, membeli sebatas pesanan. Pada bulan puasa dan maulid pesanan lebih banyak bisa sampai 2-3 mobil pick up. Kebutuhan bulan puasa banyak terkait dengan kebutuhan puasa dan lebaran seperti bumbu dapur, bahan membuat kue, telur ayam bisa mencapai satu mobil pick up, minyak kemasan 1 kilo sampai 100 dus, satu dus isi 12. Dari pengalaman PEKKA Mart selama kurang dari 2 tahun, pengurus sudah dapat menaganalisa, kapan harus membeli minyak goreng, tepung, kecap, gula.    <\/p>\n\n\n\n

Mekanisme PEKKA Mart dibangun dari pengalaman faslap yang pernah berdagang. Awalnya anggota Pekka tidak tertarik, tetapi faslap membujuk dan menjelaskan akhirnya mereka setuju memulai usaha, menjual gula, minyak, kopi. Akhirnya datang usulan barang lain sabun deterjen, sabun mandi, dll. Serikat Pekka dan faslap juga melakukan survey kecil menanyakan kebutuhan anggota pekka, dimana mereka beli, harga dari barang tersebut. Berdasarkan survey kecil ini maka didiskusikan barang yang akan dijual dan harga yang bisa diberikan agar dapat bersaing dengan pasar atau pengecer. Awalnya PEKKA Mart melayani individu untuk kebutuhan keluarga. Kemudian pemilik warung meminta untuk disupplai.<\/p>\n\n\n\n

Modal awal pinjam dari LKM sekitar 3,6 juta. Modal ini diputar dalam waktu 6 bulan dan mendapat keuntungan sekitar 3 juta lebih dan dibagi kepada : anggota pekka yang membeli barang di PEKKA Mart, pengampas dan pengurus yang melakukan pencatatan. Pada saat memulai usaha ini anggota Pekka tidak berminat. Akhirnya memulai usaha melibatkan para pengurus Serikat. Anggota pekka mulai tertarik untuk ikut memesan barang, karena selain harga murah juga bisa berhutang. Masyarakat akhirnya bisa ikut membeli dan membayar cicilan dalam waktu 1 bulan. Bedanya untuk masyarakat umum tidak mendapat keuntungan dari penjualan. Di beberapa desa di Gerung masyarakat merasa senang dengan PEKKA Mart karena sebelumnya masyarakat biasa mengambil barang dari tukang kredit yang biasa datang tiap bulan ke desa memakai mobil boks. Harganya lebih tinggi, misal sabun mandi harga 2.000 dijual menjadi 3.000. Deterjen harga 14.000 dijual 22.000.<\/p>\n\n\n\n

Manfaat PEKKA Mart sudah dirasakan anggota pekka dan masyarakat lainnya. Suatu hari Muhae mewawancara Nurul yang memiliki usaha sembako dan mengambil barang di PEKKA Mart. Nurul menyatakan : \u201cSangat terbantu, karena tanpa modal mana bisa berjualan dan mengembangkan usaha. Harga di Pekka Mart rendah, dan saya juga mendapat  SHU.\u201d Muhae juga mewawancara salah satu pembeli bernama Ibu Riok. \u201cPengeluaran dalam sehari jadi  berkurang, karena dulu jika saya tidak punya uang, maka tidak bisa mengambil barang. Harganya juga murah di banding di kios-kios lain\u201d.  Demikian juga bu Amen mengatakan : \u201cHarganya murah dan dapat hutang,  sehingga membantu kami sebagai buruh batu bata yang tidak setiap hari dapat uang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rencana Serikat Pekka akan membuat kios PEKKA Mart di depan center kecamatan Gerung dan membeli mobil pick up untuk mengangkut barang. Tetapi untuk saat ini karena modal belum cukup, target akan membeli sepeda motor KAISAR yaitu sepeda motor yang dimodifikasi bagian belakangnya menjadi seperti mobil boks yang bermerek KAISAR.<\/p>\n","post_title":"Serikat Pekka NTB Merintis Mini Market Pekka","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-11-23 07:22:59","post_modified_gmt":"2020-11-23 07:22:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/serikat-pekka-ntb-merintis-mini-market-pekka\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 9 1 4 5 6 9
Page 5 of 9 1 4 5 6 9