\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Kontributor:\n<\/strong>Netiyastuti<\/strong>, kader Pekka KLU, NTB<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Akademi Paradigta Tempat Berbagi dan Merasa Terhibur","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-akademi-paradigta-tempat-berbagi-dan-merasa-terhibur","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-23 04:04:36","post_modified_gmt":"2020-10-23 04:04:36","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1152","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1112,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 04:30:20","post_date_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content":"\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Melihat Bu Aminah sekolah paradigta, sempat di olok oleh\nsegelintir orangdi sekitarnya, orang tersebut bilang \"tua-tua ko...\nsekolah mau jadi apa\" namun dia tidak menghiraukannya dan tidak perduli\napa kata mereka, yang penting kata ibu Aminah saya merasa terhibur, senang,\nbahagia dan akan tetap sekolah sampai wisuda. ()<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\n<\/strong>Netiyastuti<\/strong>, kader Pekka KLU, NTB<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Akademi Paradigta Tempat Berbagi dan Merasa Terhibur","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-akademi-paradigta-tempat-berbagi-dan-merasa-terhibur","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-23 04:04:36","post_modified_gmt":"2020-10-23 04:04:36","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1152","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1112,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 04:30:20","post_date_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content":"\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Ibu Aminah adalah salah satu peserta yang sangat semangat\ndan antusias mengikuti kegiatan belajar dan tidak pernah alfa, dia selalu hadir\ndi pertemuan kelas. <\/p>\n\n\n\n

Melihat Bu Aminah sekolah paradigta, sempat di olok oleh\nsegelintir orangdi sekitarnya, orang tersebut bilang \"tua-tua ko...\nsekolah mau jadi apa\" namun dia tidak menghiraukannya dan tidak perduli\napa kata mereka, yang penting kata ibu Aminah saya merasa terhibur, senang,\nbahagia dan akan tetap sekolah sampai wisuda. ()<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\n<\/strong>Netiyastuti<\/strong>, kader Pekka KLU, NTB<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Akademi Paradigta Tempat Berbagi dan Merasa Terhibur","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-akademi-paradigta-tempat-berbagi-dan-merasa-terhibur","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-23 04:04:36","post_modified_gmt":"2020-10-23 04:04:36","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1152","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1112,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 04:30:20","post_date_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content":"\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Kehidupan ibu Aminah yang sekarang ini sehari-hari yang\nhanya di rumah, kadang merasa jenuh dan ingin mencari kesibukan, namun\nkesibukan apa yang harus ia lakukan yang bisa menghibur dirinya supaya tidak\nterus mengingat sakit yang di rasakan saat ini. Pertemuannnya dengan ibu Hindun\ntidak di duga pada waktu gempa, Bu Aminah bersama keluarganya mengungsi di\nlapangan Luk (muhajirin ) dusun Luk Barat, yang berdekatan tenda dengan Ibu\nHindun salah satu pengurus anggota kelompok Pekka, di situ Ibu Aminah mendengar\ntentang Pekka, dan begitu di ajak sekolah langsung tertarik, karna ingin\nmengasah otak dan mendapat ilmu pengetahuan serta sedikit bisa melupakan\npenyakit yang selama ini di rasakan apalagi di saat sekolah di ajak bermain\nsehingga dia merasa terhibur.<\/p>\n\n\n\n

Ibu Aminah adalah salah satu peserta yang sangat semangat\ndan antusias mengikuti kegiatan belajar dan tidak pernah alfa, dia selalu hadir\ndi pertemuan kelas. <\/p>\n\n\n\n

Melihat Bu Aminah sekolah paradigta, sempat di olok oleh\nsegelintir orangdi sekitarnya, orang tersebut bilang \"tua-tua ko...\nsekolah mau jadi apa\" namun dia tidak menghiraukannya dan tidak perduli\napa kata mereka, yang penting kata ibu Aminah saya merasa terhibur, senang,\nbahagia dan akan tetap sekolah sampai wisuda. ()<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\n<\/strong>Netiyastuti<\/strong>, kader Pekka KLU, NTB<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Akademi Paradigta Tempat Berbagi dan Merasa Terhibur","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-akademi-paradigta-tempat-berbagi-dan-merasa-terhibur","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-23 04:04:36","post_modified_gmt":"2020-10-23 04:04:36","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1152","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1112,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 04:30:20","post_date_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content":"\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Bu Aminah sempat meneteskan air mata lagi, sambil berkata\nia sangat sedih apalagi mengingat kejadian di saat suaminya bekerja bersama\ndengannya dulu pada waktu mencari batu apung, yang sempat buah kelapa jatuh\nhampir menimpa suaminya, yang saat itu \nbu Aminah langsung mendorong suaminya sehingga dia tidak tertimpa buah\nkelapa.<\/p>\n\n\n\n

Kehidupan ibu Aminah yang sekarang ini sehari-hari yang\nhanya di rumah, kadang merasa jenuh dan ingin mencari kesibukan, namun\nkesibukan apa yang harus ia lakukan yang bisa menghibur dirinya supaya tidak\nterus mengingat sakit yang di rasakan saat ini. Pertemuannnya dengan ibu Hindun\ntidak di duga pada waktu gempa, Bu Aminah bersama keluarganya mengungsi di\nlapangan Luk (muhajirin ) dusun Luk Barat, yang berdekatan tenda dengan Ibu\nHindun salah satu pengurus anggota kelompok Pekka, di situ Ibu Aminah mendengar\ntentang Pekka, dan begitu di ajak sekolah langsung tertarik, karna ingin\nmengasah otak dan mendapat ilmu pengetahuan serta sedikit bisa melupakan\npenyakit yang selama ini di rasakan apalagi di saat sekolah di ajak bermain\nsehingga dia merasa terhibur.<\/p>\n\n\n\n

Ibu Aminah adalah salah satu peserta yang sangat semangat\ndan antusias mengikuti kegiatan belajar dan tidak pernah alfa, dia selalu hadir\ndi pertemuan kelas. <\/p>\n\n\n\n

Melihat Bu Aminah sekolah paradigta, sempat di olok oleh\nsegelintir orangdi sekitarnya, orang tersebut bilang \"tua-tua ko...\nsekolah mau jadi apa\" namun dia tidak menghiraukannya dan tidak perduli\napa kata mereka, yang penting kata ibu Aminah saya merasa terhibur, senang,\nbahagia dan akan tetap sekolah sampai wisuda. ()<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\n<\/strong>Netiyastuti<\/strong>, kader Pekka KLU, NTB<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Akademi Paradigta Tempat Berbagi dan Merasa Terhibur","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-akademi-paradigta-tempat-berbagi-dan-merasa-terhibur","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-23 04:04:36","post_modified_gmt":"2020-10-23 04:04:36","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1152","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1112,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 04:30:20","post_date_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content":"\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Ucapan syukur yang di lontarkan dari mulutnya, beliau\nbilang bahwa Alhamdulillah berkat kerja keras, ananya bisa sekolah sampai\nsekarang, ada yang kuliah,dan ada juga yg masih di ponpes ( Pondok Pesanteren\n), ibu aminah berharap anaknya menjadi sukses dan bisa membiayai dirinya untuk\nberobat ( sakit sesak nafas dan darah tinggi ) yang sering di rasakan. Selain\nitu juga Suami ibu Aminah sekarang sudah punya pekerjaan menjadi tukang\nbangunan dengan sistem borongan bersama teman-temannya dan mendapat bagian upah\nsetelah bangunan rumah selesai kisarannya 1.500.000 sampai 2.000.000.Dengan\nhasil tersebut anak bisa di biayai sekolah dan kebutuhan sehari-sehari bisa\nterpenuhi, apalagi ibu Aminah sudah tidak bisa bekerja seperti dulu lagi karena\nsering sakit \u2013 sakitan, sambil menghapus air mata yang menetes di pipinya\ndengan kerundung yang ia pakai.<\/p>\n\n\n\n

Bu Aminah sempat meneteskan air mata lagi, sambil berkata\nia sangat sedih apalagi mengingat kejadian di saat suaminya bekerja bersama\ndengannya dulu pada waktu mencari batu apung, yang sempat buah kelapa jatuh\nhampir menimpa suaminya, yang saat itu \nbu Aminah langsung mendorong suaminya sehingga dia tidak tertimpa buah\nkelapa.<\/p>\n\n\n\n

Kehidupan ibu Aminah yang sekarang ini sehari-hari yang\nhanya di rumah, kadang merasa jenuh dan ingin mencari kesibukan, namun\nkesibukan apa yang harus ia lakukan yang bisa menghibur dirinya supaya tidak\nterus mengingat sakit yang di rasakan saat ini. Pertemuannnya dengan ibu Hindun\ntidak di duga pada waktu gempa, Bu Aminah bersama keluarganya mengungsi di\nlapangan Luk (muhajirin ) dusun Luk Barat, yang berdekatan tenda dengan Ibu\nHindun salah satu pengurus anggota kelompok Pekka, di situ Ibu Aminah mendengar\ntentang Pekka, dan begitu di ajak sekolah langsung tertarik, karna ingin\nmengasah otak dan mendapat ilmu pengetahuan serta sedikit bisa melupakan\npenyakit yang selama ini di rasakan apalagi di saat sekolah di ajak bermain\nsehingga dia merasa terhibur.<\/p>\n\n\n\n

Ibu Aminah adalah salah satu peserta yang sangat semangat\ndan antusias mengikuti kegiatan belajar dan tidak pernah alfa, dia selalu hadir\ndi pertemuan kelas. <\/p>\n\n\n\n

Melihat Bu Aminah sekolah paradigta, sempat di olok oleh\nsegelintir orangdi sekitarnya, orang tersebut bilang \"tua-tua ko...\nsekolah mau jadi apa\" namun dia tidak menghiraukannya dan tidak perduli\napa kata mereka, yang penting kata ibu Aminah saya merasa terhibur, senang,\nbahagia dan akan tetap sekolah sampai wisuda. ()<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\n<\/strong>Netiyastuti<\/strong>, kader Pekka KLU, NTB<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Akademi Paradigta Tempat Berbagi dan Merasa Terhibur","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-akademi-paradigta-tempat-berbagi-dan-merasa-terhibur","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-23 04:04:36","post_modified_gmt":"2020-10-23 04:04:36","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1152","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1112,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 04:30:20","post_date_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content":"\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Mereka berdua mencoba untuk mencari pekerjaan lain yang\nlebih banyak penghasilannya untuk di tabung untuk biaya sekolah anak, suami\njadi kuli bangunan.dan ibu Aminah waktu itu mulai jualan sayur keliling di\nsekitar tempat tinggalnya di Dusun Luk Timur Desa Sambik Bangkol Kec:Gangga\nyang terletak sekitar 7 km dari pusat pemerintahan Kab. Lombok Utara.  <\/p>\n\n\n\n

Ucapan syukur yang di lontarkan dari mulutnya, beliau\nbilang bahwa Alhamdulillah berkat kerja keras, ananya bisa sekolah sampai\nsekarang, ada yang kuliah,dan ada juga yg masih di ponpes ( Pondok Pesanteren\n), ibu aminah berharap anaknya menjadi sukses dan bisa membiayai dirinya untuk\nberobat ( sakit sesak nafas dan darah tinggi ) yang sering di rasakan. Selain\nitu juga Suami ibu Aminah sekarang sudah punya pekerjaan menjadi tukang\nbangunan dengan sistem borongan bersama teman-temannya dan mendapat bagian upah\nsetelah bangunan rumah selesai kisarannya 1.500.000 sampai 2.000.000.Dengan\nhasil tersebut anak bisa di biayai sekolah dan kebutuhan sehari-sehari bisa\nterpenuhi, apalagi ibu Aminah sudah tidak bisa bekerja seperti dulu lagi karena\nsering sakit \u2013 sakitan, sambil menghapus air mata yang menetes di pipinya\ndengan kerundung yang ia pakai.<\/p>\n\n\n\n

Bu Aminah sempat meneteskan air mata lagi, sambil berkata\nia sangat sedih apalagi mengingat kejadian di saat suaminya bekerja bersama\ndengannya dulu pada waktu mencari batu apung, yang sempat buah kelapa jatuh\nhampir menimpa suaminya, yang saat itu \nbu Aminah langsung mendorong suaminya sehingga dia tidak tertimpa buah\nkelapa.<\/p>\n\n\n\n

Kehidupan ibu Aminah yang sekarang ini sehari-hari yang\nhanya di rumah, kadang merasa jenuh dan ingin mencari kesibukan, namun\nkesibukan apa yang harus ia lakukan yang bisa menghibur dirinya supaya tidak\nterus mengingat sakit yang di rasakan saat ini. Pertemuannnya dengan ibu Hindun\ntidak di duga pada waktu gempa, Bu Aminah bersama keluarganya mengungsi di\nlapangan Luk (muhajirin ) dusun Luk Barat, yang berdekatan tenda dengan Ibu\nHindun salah satu pengurus anggota kelompok Pekka, di situ Ibu Aminah mendengar\ntentang Pekka, dan begitu di ajak sekolah langsung tertarik, karna ingin\nmengasah otak dan mendapat ilmu pengetahuan serta sedikit bisa melupakan\npenyakit yang selama ini di rasakan apalagi di saat sekolah di ajak bermain\nsehingga dia merasa terhibur.<\/p>\n\n\n\n

Ibu Aminah adalah salah satu peserta yang sangat semangat\ndan antusias mengikuti kegiatan belajar dan tidak pernah alfa, dia selalu hadir\ndi pertemuan kelas. <\/p>\n\n\n\n

Melihat Bu Aminah sekolah paradigta, sempat di olok oleh\nsegelintir orangdi sekitarnya, orang tersebut bilang \"tua-tua ko...\nsekolah mau jadi apa\" namun dia tidak menghiraukannya dan tidak perduli\napa kata mereka, yang penting kata ibu Aminah saya merasa terhibur, senang,\nbahagia dan akan tetap sekolah sampai wisuda. ()<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\n<\/strong>Netiyastuti<\/strong>, kader Pekka KLU, NTB<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Akademi Paradigta Tempat Berbagi dan Merasa Terhibur","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-akademi-paradigta-tempat-berbagi-dan-merasa-terhibur","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-23 04:04:36","post_modified_gmt":"2020-10-23 04:04:36","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1152","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1112,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 04:30:20","post_date_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content":"\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
\n

Sarifah Aminah, biasa disapa Aminah merasa bahwa kumpul\nbersama teman peserta akademia dan para mentor ia tanpa beban membagi\npengalaman hidupnya di usianya yang sudah 50 tahun, ia masih mengenang dimana\npada waktu baru menikah suaminya belum punya pekerjaan. ia mencoba untuk\nmengambil batu apung untuk di jual untuk menghidupi anaknya yang masih kecil\nwaktu itu, anaknya masih sekolah TK, dia merasa untuk bayar sekolah TK sangat\nmahal perbulan, sementara harga batu apung saat itu sangat murah harganya,\ntidak bisa untuk mencukupi bayar sekokah anaknya, untuk beli beras saja tidak\ncukup. <\/p>\n\n\n\n

Mereka berdua mencoba untuk mencari pekerjaan lain yang\nlebih banyak penghasilannya untuk di tabung untuk biaya sekolah anak, suami\njadi kuli bangunan.dan ibu Aminah waktu itu mulai jualan sayur keliling di\nsekitar tempat tinggalnya di Dusun Luk Timur Desa Sambik Bangkol Kec:Gangga\nyang terletak sekitar 7 km dari pusat pemerintahan Kab. Lombok Utara.  <\/p>\n\n\n\n

Ucapan syukur yang di lontarkan dari mulutnya, beliau\nbilang bahwa Alhamdulillah berkat kerja keras, ananya bisa sekolah sampai\nsekarang, ada yang kuliah,dan ada juga yg masih di ponpes ( Pondok Pesanteren\n), ibu aminah berharap anaknya menjadi sukses dan bisa membiayai dirinya untuk\nberobat ( sakit sesak nafas dan darah tinggi ) yang sering di rasakan. Selain\nitu juga Suami ibu Aminah sekarang sudah punya pekerjaan menjadi tukang\nbangunan dengan sistem borongan bersama teman-temannya dan mendapat bagian upah\nsetelah bangunan rumah selesai kisarannya 1.500.000 sampai 2.000.000.Dengan\nhasil tersebut anak bisa di biayai sekolah dan kebutuhan sehari-sehari bisa\nterpenuhi, apalagi ibu Aminah sudah tidak bisa bekerja seperti dulu lagi karena\nsering sakit \u2013 sakitan, sambil menghapus air mata yang menetes di pipinya\ndengan kerundung yang ia pakai.<\/p>\n\n\n\n

Bu Aminah sempat meneteskan air mata lagi, sambil berkata\nia sangat sedih apalagi mengingat kejadian di saat suaminya bekerja bersama\ndengannya dulu pada waktu mencari batu apung, yang sempat buah kelapa jatuh\nhampir menimpa suaminya, yang saat itu \nbu Aminah langsung mendorong suaminya sehingga dia tidak tertimpa buah\nkelapa.<\/p>\n\n\n\n

Kehidupan ibu Aminah yang sekarang ini sehari-hari yang\nhanya di rumah, kadang merasa jenuh dan ingin mencari kesibukan, namun\nkesibukan apa yang harus ia lakukan yang bisa menghibur dirinya supaya tidak\nterus mengingat sakit yang di rasakan saat ini. Pertemuannnya dengan ibu Hindun\ntidak di duga pada waktu gempa, Bu Aminah bersama keluarganya mengungsi di\nlapangan Luk (muhajirin ) dusun Luk Barat, yang berdekatan tenda dengan Ibu\nHindun salah satu pengurus anggota kelompok Pekka, di situ Ibu Aminah mendengar\ntentang Pekka, dan begitu di ajak sekolah langsung tertarik, karna ingin\nmengasah otak dan mendapat ilmu pengetahuan serta sedikit bisa melupakan\npenyakit yang selama ini di rasakan apalagi di saat sekolah di ajak bermain\nsehingga dia merasa terhibur.<\/p>\n\n\n\n

Ibu Aminah adalah salah satu peserta yang sangat semangat\ndan antusias mengikuti kegiatan belajar dan tidak pernah alfa, dia selalu hadir\ndi pertemuan kelas. <\/p>\n\n\n\n

Melihat Bu Aminah sekolah paradigta, sempat di olok oleh\nsegelintir orangdi sekitarnya, orang tersebut bilang \"tua-tua ko...\nsekolah mau jadi apa\" namun dia tidak menghiraukannya dan tidak perduli\napa kata mereka, yang penting kata ibu Aminah saya merasa terhibur, senang,\nbahagia dan akan tetap sekolah sampai wisuda. ()<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\n<\/strong>Netiyastuti<\/strong>, kader Pekka KLU, NTB<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Akademi Paradigta Tempat Berbagi dan Merasa Terhibur","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-akademi-paradigta-tempat-berbagi-dan-merasa-terhibur","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-23 04:04:36","post_modified_gmt":"2020-10-23 04:04:36","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1152","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1112,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 04:30:20","post_date_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content":"\n

Saya Khotimatul Karimah Ketua Serikat sekaligus\nkader Pekka Kabupaten Pekalongan bersama Uripah pada bulan April 2019 melakukan\npengembangan kegiatan serikat Pekka di Kecamatan Petungkriyono, sebuah\nkecamatan di puncak pegunungan sebelah selatan bagian timur Kabupaten\nPekalongan. Kecamatan Petungkriyono berjarak 41 km dari kantor kabupaten di\nKajen. Jalannya berliku, berkelok-kelok dan berhawa dingin. <\/p>\n\n\n\n

Pada tanggal 2 Mei 2019, kami menuju desa Songgodadi, sebuah desa yang letaknya tinggi, dari kecamatan ke arah utara sekitar 10 km menggunakan kendaraan umum, untuk sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat pekka dan program Kompak dalam meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan adminduk.<\/p>\n\n\n\n

Proses sosialisasi dan pembentukan kelompok serikat\nberjalan dengan lancar dibantu penjelasan oleh Pak Kades menggunakan bahasa\nJawa, yang hadirin bisa memahami. Setelah semua selesai, kamipun memberikan\nkesempatan untuk tanya jawab. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan cukup banyak dari Kadus, tim penggerak\nPKK desa, dan pak Kades, sedangkan ibu-ibu pekka hanya mendengar, mungkin tidak\nberani bertanya karena  masih canggung\ndan malu. Pada tanya jawab itu, bisa terlihat bahwa ternyata permasalahan di\ndesa terutama tentang pendidikan yang ingin segera teratasi. Masyarakat\nsonggodadi sedikit sekali yang mau melanjutkan sekolah ke SMP atau SMA. Anak\nlulus SD tidak punya aktifitas dan menunggu usia 16 tahun untuk  kemudian memenuhi syarat menikah. Memang\nterlihat disana, anak-anak usia tanggung, banyak bergelombol bermain-main.\nKades ingin ada guru atau mentor sekolah yang bisa datang ke desanya untuk\nmengajar, walaupun bangunan sekolah satu atap SD dan SMP saja untuk memudahkan\nanak-anak bersekolah. Dulu pernah ada guru yang didatangkan dari daerah lain\ntapi tidak lama kemudian pergi karena muridnya sedikit. Hal ini pernah\ndisampaikan ke Dinas Pendidikan, tapi tidak berhasil karena syaratnya jika akan\nmengadakan sekolah, muridnya minimal 40 orang perkelas, sedangkan desa songgodadi\ntidak ada anak sebanyak itu. <\/p>\n\n\n\n

Sekolah satu atap terdekat adalah di Desa\nTlogopakis, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Songgodadi arahnya turun\nmemutar ke lembah. Cukup jauh bagi warga disitu, terutama yang tidak mempunyai\nalat transportasi dan sedikit anak yang berani menggunakan motor sendiri karena\nmempertimbangkan kondisi jalan. Warga pun jadi merasa berat menyekolahkan anak\nuntuk mencukupi kebutuhan harian seperti transportasi dan uang jajan. <\/p>\n\n\n\n

Pak kades dan\u00a0 masyarakat mengharapkan pemerintah segera membantu mengatasi permasalahan ini. Mereka juga berharap melalui pekka akan ada solusi. Ketika mendengarkan kisah ini, faslap berpikir ini saat yang tepat p ekka bisa berupaya membantu dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti KLIK Pekka untuk mendapatkan data, advokasi kebjakan ke pemerintah kabupaten, atau advokasi anggaran dana desa untuk transportasi anak sekolah misalnya berupa mobil sekolah, dan juga peran kader untuk melakukan parenting ke orangtua. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah Itu Mahal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-itu-mahal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 04:30:20","post_modified_gmt":"2020-10-22 04:30:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1112","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1109,"post_author":"4","post_date":"2020-10-22 03:59:06","post_date_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content":"\n

Kartinem (45 tahun) Ketua Serikat Pekka Tlogopakis.\nSebagai pemimpin dia sangat telaten dan semangat untuk mengumpulkan anggotanya\ndan hadir di pertemuan serikat setiap sebulan sekali. Anggota kelompok yang\nberjumlah 36 orang, aktif hadir 26 orang di pertemuan rutin serikat pekka.\nKartinem menghidupi 2 anak sejak anak masih kecil- kecil dan sekarang sudah\ndewasa. Selama 16 tahun menjanda karena di tinggal mati suaminya. Kartinem\nbertempat tinggal di dukuh Tlogopakis Krajan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.\nPekerjaan Kartinem sehari-hari ngerumput (mencari rumput) untuk makan 1 ekor\nsapi miliknya sebagai tabungan keluarga, berjalan kaki ke ladang atau hutan\nyang berjarak dari rumahnya sekitar 2 sampai 3 Km. Di samping ngerumput\nKartinem juga bekerja sebagai petani padi dengan luas tanah 600 m, di kerjakan\nsendir dari proses awal sampai akhir. <\/p>\n\n\n\n

Awal mengikuti kegiatan pekka, Kartinem mendapat\nundangan dari kader Pekka melalui PKK desa. Sebagai ketua Serikat Dukuh\nTlogopakis, Kartinem semangat dan bertanggung jawab dengan memotivasi temen-\ntemennya di pertemuan Pekka. Walaupun pertemuan Pekka baru dilaksanakan 3 kali,\nKartinem merasa dapat ilmu banyak, bertambah wawasan dan pengalaman dari\npertemuan Pekka dan pelatihan visi misi dan motivasi. Pernah kader Serikat\nPekka menawarkan untuk ikut pelatihan JWP di Jakarta, Kartinem langsung\nbersedia dan langsung membuat cerita profil diri yang hasilnya sangat menarik\ndan berbakat. Akan tetapi karena Kartinem tidak bisa menggunakan hp android\nakhirnya kader serikat menggagalkan ikut pelatihan JWP di Bogor pada tanggal 25\nAgustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

Karna merasa di pekka banyak mendapatkan ilmu,\nKartinem ingin menguatkan kelompoknya dan ingin mendapat ilmu yang lebih banyak\ndari Pekka. Saat  saya mengobrol dengan\nKartinem, kami berada di sawahnya sambil dia mengusir burung yang jadi hamanya\nmenjelang padi menguning.
<\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Karimah, kader Pekka Pekalongan<\/strong><\/p>\n","post_title":"Perempuan yang Gigih dan Tangguh","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"perempuan-yang-gigih-dan-tangguh","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-22 03:59:06","post_modified_gmt":"2020-10-22 03:59:06","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1109","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1091,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 10:30:37","post_date_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content":"\n

Hanya tamatan SMP\ntidaklah membuat Ruswati minder untuk bersosialisasi, lahir di keluarga sederhana di Ciamis, Jawa Barat Ruswati dibesarkan bersama tujuh saudara kandungnya. Setelah lulus SMP, Ruswati mengadu nasibnya ke Jakarta dan bekerja di salon kecantikan. Menginjak usia 21\ntahun, Ruswati menerima lamaran dan menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan\ndikaruniai satu orang anak\ndan menetap di Jakarta. <\/p>\n\n\n\n

Setalah memutuskan untuk tidak bekerja Ruswati\nmenyibukkan diri dengan menjahit dan mengikuti kegiatan di lingkungannya\nseperti Kader Jumantik, Kader PKK termasuk bergabung\ndengan Pekka pada tahun 2015. <\/p>\n\n\n\n

Dengan bergabung di kelompok Pekka, ia mendapat banyak pelatihan dan pengalaman. Salah satu\npengalaman yang tidak akan dilupakan adalah saat ia ditunjuk\nmewakili Pekka Jakarta berkunjung ke Istana Merdeka bertemu Presiden Jokowi. <\/p>\n\n\n\n

Tidak pernah terbayang bagi Ruswati untuk bertemu langsung dengan presiden ke-7. Pada Rabu, 6 Maret\n2019 Ruswati mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Istana Merdeka bersama\ndengan 400 peserta perwakilan organisasi perempuan seluruh indonesia. Tujuan\nacara ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan organisasi perempuan  bersama memperkuat bangsa. <\/p>\n\n\n\n

Acara yang berlangsung sejak pukul\n09.00 sampai 10.00 WIB, ini dibuka\nlangsung oleh Presiden Jokowi. Bapak\nPresiden RI membahas dan memberikan apresiasi atas perjuangan seorang ibu dalam\nmengayomi dan mendidik anak. Selain itu membahas program yang diadakan\npemerintah yaitu usaha mikro yang diharapkan dapat menopang kesejahteraan\nekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Jokowi pun\nmendengarkan cerita dari perwakilan perempuan Papua,  ucapan terima kasih atas dibangun dan diselesaikannya pasar mama-mama Papua\ndalam tempo 4 minggu dan saat ini pasar mama-mama Papua membutuhkan bantuan\npermodalan untuk sekitar 600\npedagang di pasar tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Atas kesempatan tersebut Ruswati sangat bangga.\n\u201cTerimakasih kepada Pekka karena telah memberikan kesempatan dan satu\nkehormatan luar biasa saya bisa bertemu dengan Presiden RI di Istana Merdeka.\u201d\nUcap Ruswati seraya tersenyum lebar.<\/p>\n","post_title":"Senangnya Bertemu Presiden","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"senangnya-bertemu-presiden","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 10:30:37","post_modified_gmt":"2020-10-21 10:30:37","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1091","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1081,"post_author":"4","post_date":"2020-10-21 06:11:27","post_date_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content":"\n

Mur\u2019ainah,\njanda mempunyai 3 orang\nanak. Dia menikah lagi dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama\nAnida, lahir di Desa Tambalang Tengah, 27 Juni 1995. Sejak berumur 2 tahun\nAnida sering sakit-sakitan dan mengalami kelainan. Karena sakit yang dideritanya\nAnida tidak bisa berjalan hingga akhirnya bisa berjalan kembali walaupun tidak\nseperti orang lain berjalan pada umumnya. Sewaktu Anida masih kecil Ibunya\nmemutuskan bercerai dengan suaminya karena menikah dengan perempuan lain.<\/p>\n\n\n\n

Anida\nbersekolah tetapi cuma sampai duduk di bangku kelas 4 SD, berhenti karena tidak\nmempunyai biaya. Pada tahun 2016 ibu Anida meninggal dunia akibat sakit yang di\nderitanya. Tinggal lah Anida bersama abang tirinya Rahimin yang  bekerja\nsebagai buruh, tergantung pada orang yang menawarkan pekerjaan, jadi kadang\nbekerja kadang juga tidak bekerja..<\/p>\n\n\n\n

Begitu juga Anida, jika diminta oleh orang untuk membantu bekerja sebagai\npengupas bawang merah maka dia akan memperoleh upah sebesar Rp.10.000,-  sampai \nRp 20.000. Sepeninggalan ibunya Anida tetap mendapatkan bantuan Rastra  dan BPJS hingga mulai bulan Juni 2019, Anida\ntidak bisa mendapatkan bantuan Rastra lagi. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nKepala Bidang Perlindungan dan Jaminan\nSosial Hairansyah, S.Pd. bantuan Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non\nTunai (BPNT). Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memegang kartu\nPKH. Tetapi tidak semua masyarakat yang memegang kartu PKH mendapatkan BPNT.<\/p>\n\n\n\n

Anida tidak  bisa mendapatkan bantuan beras lagi karena\ndia tidak mempunyai kartu PKH. Karena Anida dan Rahimin termasuk masyarakat\nyang harusnya mendapatkan bantuan, maka pemerintah desa memasukkan nama Rahimin\nsebagai penerima bantuan BPNT karena menanggung kehidupan Anida. Usulan ini\nsudah disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kontributor: <\/strong>Hamsiah<\/strong>, kader\nPekka Hulu Sungai Utara<\/strong><\/p>\n","post_title":"Anida, Perjuangan Untuk Mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"anida-perjuangan-untuk-mendapatkan-bantuan-pangan-non-tunai","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-10-21 06:11:27","post_modified_gmt":"2020-10-21 06:11:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1081","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":5},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 5 of 8 1 4 5 6 8
Page 5 of 8 1 4 5 6 8