“S” (nama samaran) adalah seorang gadis belia yang baru saja masuk SMP, masih polos dan belum mengenal percintaan, dia tinggal di rumah neneknya yang bernama “L”, 55 tahun.
Mereka tinggal di Dusun Dasan Telage, Desa Jelantik, Kec. Jonggat, Kab. Lombok Tengah.
Semua cerita berubah ketika “S” mulai naik kelas 2 SMP. Ketika itu dia mulai berkenalan dengan kakak kelasnya bernama “E” yang merupakan tetangganya yang ketika itu berada di kelas 3 SMP tapi ditengah semester genap dia berhenti sekolah. Mereka pacaran hanya beberapa bulan saja setelah itu mereka berdua memutuskan untuk menikah pada tahun 2015. Tetapi hubungan mereka tidak serta merta diberikan restu oleh orangtua mereka. Mereka berusaha untuk dipisahkan dengan cara “S” dibawa ketempat tinggal orangtuanya di luar daerah selama dua minggu.
Namun dia selalu mengurung diri dan tidak pernah ke luar rumah.Sampai pada akhirnya dia tinggal lagi dengan neneknya dan kembali bersekolah. Satu minggu dia sudah masuk sekolah. Ia merasa tidak nyaman karena teman- temannya banyak yang mengejek bahwa dia sempat tinggal di rumah “E”. Karena sangat stres dengan ejekan temannya, akhirnya dia melarikan diri ke rumah sang pacar dan ingin dinikahi. Akhirnya, terjadilah pernikahan, tetapi pernikahan di bawah tangan tidak ada buku nikah karena tidak menikah di KUA.
Setelah masuk bulan keempat “S” hamil, dalam kondisi hamil dia sering kali bertengkar dikarenakan suaminya tidak punya pekerjaan dan juga mendapatkan kekerasan dari suaminya. Tidak lama setelah itu dia melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama “D”. Waktu anaknya berumur 2 bulan mereka bercerai. Pada saat terjadi perceraian, anaknya tidak dibisa di beri Air susu (ASI) karena air susunya dia tidak bisa keluar, sehingga anaknya diberi susu formula. Ditambah lagi masalah mantan suami dan mertuanya mengambil anaknya secara paksa dan sempat terjadi perkelahian antara kedua belah pihak.
Akhirnya anaknya tinggal bersama orangtua dari suaminya karena “S” dianggap tidak mampu menjaga anaknya karena masih terlalu muda.
Setelah semuanya itu terjadi untuk menghilangkan rasa sakit hatinya yang selama ini sudah dialaminya dan juga untuk memenuhi kebutuhannya hidupnya saat itu, dia sempat pergi merantau ke Maluku tapi sekarang dia sudah kembali dan menjalani hidupnya sendiri.
Kontributor: Dewi, kader Pekka Loteng, NTB