Akibat dampak wabah virus Corona membuat semua kegiatan Pekka diliburkan, sekolah-sekolah juga diliburkan karena instruksi dari pemerintah tidak boleh ada perkumpulan, apa pun itu kegiatannya tidak diperbolehkan, di Serikat Pekka Kab. Tangerang selama ini mengadakan kegiatan kursus salon make up bekerja sama dengan l\’oreal yang sehari-hari banyak orang berkumpul dengan adanya.
Banyak rencana yang tertunda rencana ujian akhir make up di akhir Maret pun ditunda dengan waktu yang belum bisa ditentukan, dan calon peserta baru yang sudah mendaftar untuk angkatan berikutnya juga dipending, dan mereka pun terus menanyakan lewat WA kapan acara kursus akan dimulai, saya hanya bisa jawab tunggu instruksi dari pemerintah, dan kegiatan kader Pekka juga untuk pendampingan atau pembentukan kelompok yang sudah dijadwalkan pun ditunda.
Begitu juga dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Tangerang yang sudah bekerja sama dengan Serikat Pekka untuk mencegah penyebaran virus Corona membuat pengumuman untuk sementara tidak memberikan pelayanan secara langsung tapi bisa dilakukan lewat via online dan pengambilan bisa di Kecamatan masing-masing.
Masyarakat miskin yang paling merasakan dampak akibat Covid 19 karena pemerintah menghimbau untuk semua masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan itu berakibat dengan para pencari nafkah sudah hampir 3 minggu tidak bisa bekerja karena diliburkan dari pekerjaannya dan itu membuat mereka tidak ada penghasilan misalnya kerja buruh harian lepas banyak yang diliburkan, ada juga anggota Pekka yang suaminya kerja ke luar daerah walau pun di pekerjaannya diliburkan, suaminya tetep tidak bisa pulang kampung karena dilarang dan itu berdampak pada istri dan anaknya yg masih kecil-kecil, dia pun tidak ada biaya untuk kebutuhan sehari-hari.
begitu juga dengan yg hajatan walau sudah sebar undangan tetap tidak di perbolehkan kalau pun maksa hanya untuk pernikahan saja dan tidak boleh banyak orang hanya beberapa orang tertentu yg di perbolehkan dan itu berakibat pada anggota pekka yg pekerjaannya menyewakan tenda atau panggung akibat dampak copid 19 ia pun tidak ada pemasukan sama sekali,,
begitu juga dengan pedagang di pasar, juga sepi tidak ramai seperti biasanya karena takut dengan kerumunan masyarakat lebih memilih untuk tetap di rumah sedangkan yang jualan di rumah/ warung kecil, anggota Pekka dia berjualan sayuran dengan modal yang minim setiap hari bingung untuk nombokin warungnya karena banyak yang ngutang akibat masyarakat tidak ada penghasilan sedangkan perut harus tetep diisi, lebih baik ngutang dari pada nahan laper dan kalau tidak dikasih ngutang malah marah,\” lebih galak yang ngutang dari pada yang punya warung.
Sedangkan menurut informasi di Kec. Kemiri sampai tgl 30-03-20 jumlah ODP ada 13 orang,, masyarakat makin cemas untuk keluar rumah dengan adanya berita ODP masyarakat jadi takut untuk berobat ke puskesmas ada yg ngomong panas pilek sedikit mah jangan ke puskesmas nanti jadi ODP, mendingan berobat di rumah saja, penyemprotan disinfektan pun terus dilakukan oleh pemerintah di tempat keramaian seperti pasar, puskesmas, mesjid, kantor kecamatan dan desa, dll. Sedangkan polisi setiap hari keliling sambil menginformasikan/woro woro kepada masyarakat untuk tetap di rumah, jaga kesehatan, jaga kebersihan supaya terhindar dari Cofid 19.
Sering mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan jangan menyentuh wajah apa bila tangan tidak bersih.
(Semoga badai cepat berlalu)
Masnah, Serikat Pekka Tangerang