Seperti kemarin, hari ini, Selasa, 6 Oktober 2020, di desa tempat aku dilahirkan kembali diguyur hujan dari pagi. Hal ini tak menyurutkan semangatku dan kawan – kawan untuk datang ke rumah Ibu Partini yang bersama beberapa kawan anggota Pekka Dusun Kasihan Desa Dongko menekuni batik sibori. Karena sedang booming, sehingga Ibu Bupati Trenggalek, Ibu Novita sampai meluangkan waktu menyambangi kerajinan batik ini.
Tepat pukul 8 pagi, Bu Novita sudah hadir di rumah Bu Partini. Saat hadir, masih banyak undangan yang belum hadir. Kesempatan ini kami manfaatkan untuk menyampaikan tentang kegiatan Pekka dan berfoto bersama.
Sekitar pukul 08.30 WIB, acara dimulai. Dalam sambutannya, beliau Ibu Novita menyampaikan sangat bangga karena di Dongko sudah ada pengrajin batik Sibori yang booming. Meski hal ini jangan membuat cepat puas, karena batik kuncinya ada pada kreatifitas. Semakin kreatif pengrajin, semakin cepat berkembang usahanya.Bahkan bisa go internasional.
Dan ternyata, menurut beliau, Batik Trenggalek sudah punya tempat pemasaran atau galery di Jakarta yang mana batik tersebut di beri nama“ Teranggalih”. Dengan adanya pandemic Covid 19 ini, Ekonomi di Indonesia menurun drastic, sehingga kita harus benar – benar pandai dalam memasarkan hasil produksi, dan ini merupakan permasalahan utama pengusaha Home Industry.
Di era sekarang, penjual digolongkan menjadi 3 golongan yaitu X, Y dan Z dan itu menurut beliau adalah dimana X adalah generasi tua yang tetap memasarkan hasil produksi sesuai kemampuan, sedangkan Y adalah golongan menengah yang berani mengeluarkan modal untuk kemajuan usaha, sedangkan Z adalah golongan milenial yaitu usia muda yang punya pikiran lebih maju dan modern dan lebihcanggih tentang bisnis online,
Selain industry batik, untuk meningkatkan daya jual seperti peyek, keripik dan aneka makanan lain disarankan mempunyai PIRT atau BPOM serta sertifikat halal. Kemasan juga penting untuk dibuat semenarik mungkin sehingga pembeli tertarik. Dalam promosi hasil produksi kita juga harus menggunakan deskripsi produk yang menarik.
Dinas Koperindag siap membantu, jika home industry mengalami kesulitan dalam mendesain kemasan ataupun permasalahan lain. Tidak perlu khawatir permasalahan biaya karena gratis atau tidak dipungut biaya. Sekarang Alfamart dan Indomaret di Trenggalek juga sudah bergabung dengan koperasi sehingga Home Industry juga bisa memajang hasil produksinya di gerai Alfamart dan Indomart.
Dalam programnya dia juga sangat ingin melibatkan kaum rentan. Termasuk Pekka, PKK dan masyarakat Disabilitas. Oleh karenanya ada Program Sepeda Keren. Jika masih ada kepercayaan warga Trenggalek, beliau ingin memajukan ekonomi masyarakat Trenggalek karena rata – rata masyarakat Trenggalek memang masih miskin.
Beliau senang dan mengagendakan untuk berkunjung kembali ke beberapa kelompok Pekka di desa – desa sehingga bisa mengetahui apa yang diinginkan kelompok – kelompok Pekka.
Dari hasil kunjungan ini, saya sebagai kader Pekka merasa senang karena kelompok Pekka sudah diakui oleh pemerintah desa dan kabupaten terbukti dengan seringnya dilibatkan dan diundang dalam acara penting.
Kontributor: Susan, kader Pekka Trenggalek
Menarik ceritanya, belum pernah melihat dan jadi penasaran seperti apa batik shibori ini?