Pada tanggal 4 Maret – 6 orang pekka dari NAD telah berangkat ke Bandung untuk mengikuti kegiatan magang kaos dan sablon selama 6 hari penuh dan nantinya akan kembali ke NAD tanggal 11 Maret. Mereka adalah : Zainab (Tangan-tangan, Abdya), Siti Hawa (Kuala Batee, Abdya), Eli Safrina (Darul Makmur, Nagan Raya), Syaribanun (Darul Ikhsan, Aceh Timur), Roslina (Mutiara Timur, Pidie) dan Yulidar (Sk. Makmur, Aceh Besar).
Selama di Bandung mereka tinggal di salah satu rumah produksi kaos untuk belajar dan praktek langsung untuk membuat kaos – mulai dari membuat pola, memotong bahan dan menjahitnya menjadi kaos. Hasilnya mereka mampu membuat kaos baik tanpa kerah maupun dengan kerah. Mereka juga belajar sablon sederhana mulai dari membuat pola cetak pada screen sablon dan menyablonnya pada bahan kaos yang ada. Pada beberapa kesempatan juga diberikan materi untuk memotivasi usaha mereka.
Di waktu yang berbeda mereka diajak untuk melakukan kunjungan ke sumber bahan agar mengenal aneka bahan kaos dan harganya, pedagang mesin untuk produksi kaos (jahit, obras, overdeck dan potong) baik yang baru maupun seken/second agar mengetahui perbandingan harga alat, pusat sablon untuk melihat peralatan dan harganya untuk pembuatan sablon sederhana hingga yang otomatis serta bordir kaos dengan mesin untuk meniru ide bordir pada kaos sesuai kebutuhan dan kemampuan. Pada saat yang sama mereka juga berkunjung ke beberapa toko yang menjual kaos untuk melihat berbagai ide pengembangan yang bisa dilakukan dengan kaos.
Yang patut dihargai adalah semangat mereka untuk terus belajar – bahkan hingga larut malam mereka sibuk berkutat dengan mesin jahit untuk mencoba berbagai tehnik baru yang baru mereka pelajari. Memang walau pada dasarnya mereka bisa menjahit – tetapi untuk menjahit kaos adalah hal yang berbeda. Mesin jahit yang harus dikuasai karena dinamo yang lebih besar dan tehnik-tehnik baru, penggunaan mesin overdeck yang mampu mempercepat proses, karena mampu menjahit 2 garis lurus sekaligus dan obras disebaliknya, mesin obras yang mempunyai benang 4 (biasa 3 benang) dan beberapa alat tambahan. Dukungan dari pengajar yang sangat menguasai tehnis dan kerelaan untuk mendampingi tanpa batas waktu merupakan faktor yang sangat membantu.
Pada hari akhir mereka difasilitasi untuk membuat perencaan kegiatan yang akan dilakukan di wilayah mereka masing-masing setibanya nanti. Rencana ini disesuaikan dengan kemampuan yang masing-masing peserta miliki dan kondisi sumberdaya di wilayahnya. Agar kegiatan ini tidak hanya berhenti di pelatihan dan rencana saja, maka untuk setiap wilayah dibekali dengan bahan kaos dan perlengkapan sablon.