Akademi Paradigta terus melakukan perbaikan pada sistem pendidikan yang sudah digagas sejak 2015. Melalui pembehanan kurikulum pendidikan, Akademi Paradigta ingin memastikan kualitas perempuan pemimpin mampu berperan aktif dalam pembangunan desa yang berdaulat dan mandiri.
“Karya tulis sebagai salah satu talok ukur progres akademia dalam menyampaikan pengetahuan, ide dan harapannya. Sebaiknya dibuat sintesis dari modul yang sudah dipelajari,” Kata Direktur PEKKA Nani Zulminarni dalam lokakarya nasional Memperkuat Modul, Mengembangkan Instrumen Asesmen, dan Merencanakan Pengorganisasian Alumni di aula Pusdiklat Altakarya Pekka pada 26-2 September 2018, Bogor, Jawa Barat.
Acara yang diikuti sekitar 60 orang terdiri dari Mentor dan Kordinator ini, membahas capaian dan tantangan selama menjalankan tugasnya di Akademi ini serta mengidentifikasi strategi perbaikan kurikulumnya. Seperti diketahui, sejak didirikan pada 2015, Akademi Paradigta sudah mewisuda sebanyak 2.081 akademia berasal dari 523 Desa, 31 Kabupaten, di 10 Provinsi mencakup Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku, Riau, DKI Jakarta.
Selama dua tahun berjalan, Akademi Paradigta telah melahirkan kader perempuan pemimpin yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk melakukan perubahan di tengah masyarakat. Dengan meningkatnya wawasan, pengetahuan, dan keterampilannya, akademia mendorong alumni untuk terlibat aktif dalam proses penting di desa, salah satunya keterlibatanya dalam Musrenbang desa.
Mereka sudah memahami arti posisi dan pentingnya keterlibatan perempuan dalam forum desa. Pengetahuan ini diperoleh dalam materi pendidikan di Akademi Paradigta. Selain pengetahuan tentang desa, mereka juga dibekali dengan keterampilan advokasi untuk menyampaikan aspirasi terkait dengan kepentingan perempuan, seperti advokasi Perdes tentang perlindungan perempuan, dll.
Keberhasilan Akademi Paradigta dalam mengembangkan kepemimpinan perempuan mendapat respon baik dari kalangan pemerintah desa. Dukungan pemerintah desa terhadap lembaga ini mengalir melalui kebijakan dan alokasi anggaran yang berpihak pada kepentingan perempuan dan masyarakat secara umum seperti kesehatan dan pendidikan termasuk dukungan dana desa bagi kegiatan Akademi Paradigta. Hadir dalam acara ini tim asesmen KOMPAK, Devi, mengatakan, keberhasilan ini harus terus dikembangkan. “Karena praktik Akademi Paradigta sudah bagus, cakupannya diperluas, melibatkan banyak perempuan terutama di wilayah non PEKKA. katanya.
semangat yah akademia