Pada malam sabtu tanggal 22 Februari 2019, Dusun Kebun Tengak mengadakan Musyawarah Dusun (Musdus) yang bertempat di Masjid Babussalam Kebun Tengak Desa Gemel Kecamatan Jonggat Lombok Tengah – Nusa Tenggara Barat, yang dihadiri oleh Kepala Desa Gemel, Sekretaris Desa, Staf Desa, Ketua BPD dan beberapa anggota BPD (termasuk saya, Hj. Halimah), Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat.
Saya merupakan tokoh perempuan yang satu- satunya hadir dalam Musdus tersebut, hal ini suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi saya bisa mengikuti Musdus keliling yang diadakan oleh Desa Gemel. Tentu saja kesempatan ini tidak saya sia-siakan karena Musdus ini merupakan ajang untuk memberikan usulan, pendapat, dan sebagainya.
Ada pun agenda acara Musdus yaitu: pembukaan, sambutan atau arahan dari Kepala Desa Gemel Kecamatan Jonggat yang baru dilantik pada bulan Desember 2019, dan diakhiri dengan diskusi.
Adapun usulan-usulan yang masuk yaitu pembangunan fisik, dan saya mewakili suara perempuan yang ada di Desa Gemel mengusulkan:
• Pengadaan ambulance desa
• Pengadaan gerobak bagi pengusaha kecil dan menengah
• Anggaran biaya untuk sekolah akademi paradigta yang berasal dari semua dusun dan masing masing dusun mencalonkan 5 orang peserta yang siap untuk berkomitmen membangun Desa Gemel
• Tambahan modal usaha bagi peternak ayam dan sapi untuk pengadaan pakan, karena di Desa Gemel banyak yang menjadi peternak
• Diadakan pelatihan- pelatihan seperti: tata rias, menjahit, tata boga dan manajemen usaha.
Usulan pelatihan manajemen usaha bertujuan agar masyarakat tidak serta merta hanya menjalankan usahanya saja melainkan juga bisa memanaje usahanya.
Selain itu harapan saya, pada usulan pelatihan- pelatihan tersebut tidak hanya pelatihan saja namun harus ada tindak lanjut dari pelatihan tersebut dengan di berikan alat dan modal usaha awal. Agar kedepannya para perempuan khususnya mantan tenaga kerja wanita (TKW) tidak kembali lagi menjadi TKW, melainkan di desanya sudah bisa menjamin perempuan untuk punya usaha yang bisa untuk menghidupi ekonomi keluarga mereka.
Dari usulan yang saya ajukan, akhirnya dimasukkan kedalam usulan Musrenbangdes.
Selain itu peserta Musdus juga melihat sampah sudah mulai menjadi masalah di lingkungan sekitar sehingga di usulkan juga oleh peserta Musdus yaitu Pengolahan Sampah di Desa Gemel. Terlebih kedepannya nanti Desa Gemel juga akan menjadi Desa Wisata Pertanian dan Peternakan, sehingga masalah sampah ini juga harus diperhatikan.
Kontributor: HJ. Halimah, kader Pekka Loteng, NTB