Mewawancara Narasumber

Mewawancara Narasumber

Sejak adanya pandemi  ini,kader Pekka Ernawati dipilih oleh PEKKA untuk ditugaskan sebagai pendata Pemantauan Bantuan Sosial Covid-19 diDesanya sendiri.

Pada hari kedua melakukan pendataan Bansos pada tanggal 22 Mei 2020,saya mengunjungi rumah-rumah calon yang akan menjadi narasumber,sudah beberapa rumah saya mengetuk pintu tetapi tidak ada orang entah karena waktu sore orang pada sibuk memasak untuk persiapan buka puasa.

Ketika sampai pada rumah yang ke 5 saya menjumpai ibu Rahmawati yang berumur 25 tahun yang tinggal di Dusun Barat 1,Desa Cacang Kecamatan Labuhanhaji,Kabupaten Aceh Selatan. Saya menjelaskan terlebih dahulu kedatangan kerumahnya pada sore itu,saya dari Pekka akan mewawancara ibu untuk pemantauan Bantuan Sosial Tanggap Covid -19, yang sedang melanda didaerah kita ini,dan saya pun bertanya apakah ibu mau untuk diwawancara menjadi narasumber dan menjawab beberapa pertanyaan yang akan dibacakan nantik,lalu ibu Rahma menjawab setuju.

Setelah persetujuannya dimulai dari narasumber ibu Rahma sendiri dengan kepala keluarga Khairul Fajri yang berumur 30 tahun,mempunyai KTP,ia tamatan SMA,pekerjaan sehari-harinya buruh bangunan dengan tanggungan 3 orang ,istri dan 2 orang anaknya,1 berumur 6 tahun ,satu lagi 3 tahun.

Pada mulanya ibu Rahma sangat senang dengan kedatangan saya ia berharap mendapat bantuan ,setelah semua didengar penjelasannya baru ia mengerti dan bercerita sedikit mengenai bantuan Covid 19 yang ada diDesa ini.Selama pandemi Covid 19 keluarganya hanya dapat bantuan sosial dari subsidi Listrik.

Pada waktu pembagian sembako tanggal 19 kemaren ia melihat dan mendengar saja kenapa dia tidak dapat,sedangkan orang yang lebih mampu dari dia dan serba berkecukupan dapat, diwaktu pagi itu juga ia sudah sibuk menyuruh suaminya untuk bertanya mengenai bantuan ini,ia pun sibuk bertanya kesana kemari nama suaminya apakah ada dalam daftar nama  penerima Bansos tersebut.Pada waktu siang ibu Rahma bertanya pada Sekdes mengenai bantuan tersebut.

Kemudian esok harinya terdengar lagi mengenai BST (Bantuan Sosial Tunai) yang akan disalurkan di kantor Pos Labuhanhaji, ia pun menjadi bingung namanya atau nama suaminya juga tidak ada dalam daftar penerima BST tersebut.ia sangat kecewa karena ke 2 bantuan ia tidak dapat,padahal orang yang lebih mampu dari ibu Rahma dapat bantuan Sembako dan BST dalam 1 KK malahan 2 KK dapat semuanya.sedangakan ia hanya subsidi Listrik saja,selain itu tidak dapat bantuan apa-apa.ia sangat sedih kenapa orang dapat sedangkan ia tidak dapat.

Pada tanggal 03 Juli 2020 setelah musyawarah di kantor Keuchik ia melihat nama suaminya ada dikertas yang ditempel di kios-kios kecil peserta penerima BLT DD ,ia sangat senang sekali.

Ernawati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *