\”Modal jualanku hampir habis padahal sekolah baru diliburkan dua minggu.Apalagi sekarang diperpanjang.Sudah pasti modalku akan terpakai habis, \” ungkap Saferina Tuto bendahara kelompok Pekka Saroja. Selama ini saya hanya mengharapkan recehan seribu dua ribu dari anak-anak sekolah , dengan jualan di kantin sekolah. Jika bencana ini tidak cepat berlalu maka dari mana aku mendapat uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari ? dari mana sumber untuk membayar angsuran dikoperasi ? dan dari mana lagi sumber untuk tanggungan adat jika dibutuhkan? aku berharap dalam situasi sulit seperti ini jangan ada yang meninggal dunia yang masih ada hubungan keluarga langsung denganku lanjutnya bercerita padaku.
Di lain kesempatan Agnes Letek salah satu anggota KPD melati mengungkapkan kekuatiran bahwa cucunya yang masih bayi dan balita mau dikasih makan apa, jika beras dirumahnya habis,karena stok beras dirumahnya tidak cukup buat sebulan.Baginya untuk mereka yang lain bisa makan jagung jika beras habis tapi bagaimana dengan keempat cucunya yang masih bayi dan balita ?? sementara untuk kepasar saja susah karena pasarnya sepih ..kita mau jualan siapa yang beli ?.( KPD melati adalah kelompok binaan Pekka Saroja )
Dua cerita dan kekuatiran diatas,mewakili cerita dan kekuatiran yang sama dari anggota kelompok pekka Saroja,Surya dan KPD melati,sehingga saya (Via Bunga) berinisiatif dan berkonsultasi dengan Bernadete Deram faslap Pekka NTT untuk memakai dana sosial dari SHU yang ada dimasing-masing kelompok untuk membeli beras.(konsultasi tgl 5 april 2020) Sang faslap menyetujui inisiatif itu.saya kemudian bernegosiasi dengan pengelolah Pekka mart Lodan Doe untuk meminta agar kami bisa membeli ( kredit ) beras dari mereka karena beras di Seni Tawa habis.Setelah bernegosiasi dengan pihak Lodan Doe saya rapat singkat dengan ketiga pengurus kelompok diatas.Mereka juga sangat senang dengan hal ini dan kami sepakat untuk mengeluarkan dari dana sosial masing-masing kelompok sebesar tiga juta rupiah,yang akan dikeluarkan pada tanggal transaksi kelompok,sehingga hari itu juga senin 6 april 2020 saya dan kader Lusia Sili berangkat ke Lodan doe untuk beli 15 beras.Selain itu kami juga beli (kredit) dos sarimi dari Bumdes Tanah Boleng.   Â
Selasa,8 april 2020 pengurus ketiga kelompok mengatur pembagian dan mengantarnya ke 96 anggota Mereka.(32 orang/klpk) masing-masing anggota mendapat 7 kg beras dan 3 bungkus sarimi.Selain anggota kami juga membagi kepada 12 keluarga non anggota ,dimana salah satu dari mereka adalah seorang perempuan disabilitas yang sudah jompoh namun sangat mandiri.Masing-masing mereka mendapat 7 kg beras dan 6 bungkus sarimi.Semua yang kami kunjungi menyambut kami dengan senang hati dan ucapan terimakasih yang tak terhingga hanya ina Kenahin sang disabilitas yang dengan berat hati menerimanya. (Via)