Di pagi yang sangat cerah, tepatnya pada Sabtu, 23 Mei 2020, langkah demi langkah saya menginjakkan kaki dari rumah ke rumah responden untuk mendata masyarakat terkait pemantauan bantuan sosial tanggap darurat Covid-19, yang terletak di desa Sei balai, kecamatan Sei Balai, kabupaten Batu Bara, Sumut.
Banyak sebenarnya keluh kesah yang saya dapatkan di setiap rumah dengan permasalahan dan latar belakang yang berbeda beda. Hingga pada hari itu, sampailah saya kepada salah satu rumah yang di dalamnya ada responden yang baru menikah selama 2 tahun. Istrinya yang baru saja mengalami keguguran yang pada saat itu sebagai narasumber, memberikan informasi kepada saya tentang latar belakang suaminya yang dahulu bekerja membantu menyelamatkan masyarakat melalui kerjanya sebagai honorer di pemadam kebakaran, tapi kini selama pandemi Covid-19 suaminya harus diberhentikan dari pekerjaannya tanpa sepeser gaji pun.
Lantas saya bertanya, apakah suami mendapatkan bantuan sosial terkait pandemi Covid-19 saat ini?
Dan ternyata sampai dengan saya mendata saat itu, mereka tidak/belum mendapatkan bantuan apapun.
Lalu saya bertanya, apakah sudah coba melapor ke pihak desa? Sang istri hanya menjawab dengan senyuman dan menggelengkan kepala pertanda belum melaporkan.
Tapi saya tak kunjung diam, saya bertanya apakah pekerjaan suami saat ini ketika sudah di PHK dari pekerjaannya?
Ternyata suami juga sudah berusaha bekerja apapun, tapi karena suasana Covid-19 ini, kerjaan itupun kadang ada dan terkadang tidak.
Dan banyak hal lain lagi yang saya dapatkan terkait kehidupan mereka setelah pandemi Covid-19 ini.
Selesai saya mendata mereka, saya coba Konsul ke pihak Dusun tentang permasalahan ini dan menanyakan kenapa mereka tidak mendapatkan bantuan?
Lantas Ka Dus menjawab dengan lantangnya ” dia kan masih sehat dan masih bisa berusaha kerja.”
Disitu hati saya mendidih rasanya, karena menurut saya jawaban itu tak patut diucapkan melihat suasana Covid-19 saat ini membuat pergerakan para pekerja/buruh untuk mencari kerja itu masih sangat sulit.
Dan yang saya sesalkan, ada beberapa temuan yang saya dapatkan di lapangan. Tapi harapan saya saat ini ketika nanti kami menjumpai Kepala Desa, hal ini dapat ditanggapi dan bantuan pandemi Covid-19 dapat tersalurkan dengan baik.
Aisyah, kader Pekka Batu Bara, Sumut