Bappeda Kabupaten Bantul melaksanakan pembentukan Puskesos (Pusat Kesejahteraan Sosial) di Aula Sasana Widya Purwo (Gedung Perpusatakaan daerah Bantul) pada hari kamis dan jumat lalu tepatnya tanggal 21-22 November. Narasumber yang hadir dalam acara tersebut adalah Pak Suharyono (Bappeda Bantul), Ibu Siwi dari Puskesos Sleman (Koord), Ibu Lestari (Dinsos Kabupaten bantul) dan Mbak Mibna dari Yayasan PEKKA.
Sambutan dari Bupati diwakilkan dan acarapun dibuka oleh Bapa Suharyono dari BAPPEDA Kabupaten Bantul. Ibu Lestari mengatakan bahwa kami telah sepakat membentuk Puskesos 25 desa untuk berkelanjutan sebagai kepanjangan tangan SLRT (Sistem Layanan Rujukan Terpadu). SLRT dan Puskesos dapat menjadi sarana bagi pemerintah pusat dan daerah untuk memperoleh data yang sama dan akurat, memberikan layanan kepada masyarakat sehingga program-program tepat sasar serta bisa membantu pemerintah dalam mencapai target-target programnya dengan baik. Dengan hadir Puskesos di desa-desa, mayarakat miskin dan rentan miskin akan mudah mengakses berbagai program dalam rangka memenuhi kebutuhannya . Ia juga menjelaskan pada tahun 2019 Kementrian Sosial mengembangkan SLRT dan Puskesos di 20 kabupaten/ kota di 12 provinsi di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Bapak Suharyono menegaskan bahwa SLRT ini bisa membantu program pengentas kemiskinan di berbagai sektor sehingga kita semua mesti menguatkan keberlanjutan SLRT melalui pembentukan Puskesos di desa dan kelurahan.
Mbak Mibna dengan mensosialisasikan PEKKA dengan KLIK-nya sekaligus bagaimana KLIK masuk dalam SLRT seperti yang tercantum dalam pasal 19 (ayat 6 dan 7) di Perbup No 31 tahun 2019 tentang SLRT untuk Perlindungan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan.
Ibu Siwi sebagai koordinator Puskesos di Kabupaten Sleman berbagi pengalaman bagaimana pembentukan Puskesos dan bagaimana mengembangkan inovasi dalam Puskesos dengan menggunakan Dana Desa serta pernak-perniknya. Bu Siwipun memberikan masukan KLIK PEKKA menjadi inovasi dalam pengembangan Puskesos karena sudah bisa menjangkau masyarakat terbawah dan membantu proses verifikasi dan validasi data di desa/ kelurahan.
Kontributor: Ngatini, kader Pekka Bantul