Pendataan Bansos Darurat Covid-19

Pendataan Bansos Darurat Covid-19

Pada tanggal 22 Mei 2020, saya melanjutkan tugas setelah mengikuti pelatihan sebagai enumerator. Saya berkunjung ke Rumah Bapak Kepala Desa Balla Satanetean yang ada di Kota Mamasa dalam rangka berkonsultasi dan meminta izin untuk melakukan survei dalam rangka Pemantauan Bansos selama masa Pandemi Covid 19 di Dusun Batarirak Desa Balla Satanetean.

Saya sebelumnya sudah berkunjung ke rumah Kepala Dusun Batarirak menyampaikan hal tersebut, tapi beliau menyarankan untuk izin langsung ke Kepala Desa dan akhirnya saya pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Pak Desa yang berada di Kota Mamasa.

Setelah tiba di rumah Kades, ternyata beliau sudah dalam perjalanan menuju kantor desa sehingga berselisih jalan dan saya pun kembali lagi menuju Kantor Desa.

Walaupun hujan saya terus bergerak demi ilmu yang saya dapat dari Pekka. Dan saya bersyukur bisa bertemu langsung dengan Bapak Kades. Saya berkonsultasi dan minta izin untuk melakukan pendataan pemantauan program Bansos Covid 19  Pekka, serta menyerahkan surat tugas pendataan kepada Pak Kades.

Puji Tuhan, saya dikasih izin dan beliau berpesan jika ada warga yang tanya soal BLT Kemensos, Mama Nuar (Ibu Maryam) sampaikan kalau 2 atau 3 hari lagi dananya cair.

Karena saat ini Pak Kades mengurus agar masyarakat boleh terima bantuannya di kantor desa, mengingat transport ke kantor pos dan untuk menghindari keramaian. Ucapan terima kasih kepada Pak Kades dan pesan Bapak akan disampaikan, kata saya jika ada masyarakat yang bertanya terkait hal itu.

Setelah itu saya langsung menuju tempat fotocopy guna mengambil kuesioner yang sudah difotocopy oleh teman saya Ibu Seniwati serta menuju ke lapang untuk mewawancara keluarga.

Narasumber yang pertama saya data adalah Ibu Tasik Kaiyang berumur 49 tahun yang memiliki penyakit gangguan kejiwaan (disabilitas mental), tapi pada saat saya mendata beliau dalam keadaan sadar/ sehat karena jika penyakitnya kambuh semua orang dibencinya, ucapannya kasar dan  melukai hati. Namun kami semua yang ada di kampung/ Dusun Batarirak ini cukup memakluminya.

Pekerjaannya sebagai penenun upahan di saat sehat, tapi selama Pandemi Covid 19 kadang ada yang kasih upah tenunan dan kadang tidak ada. Karena orang yang biasa memberi dia upahan kerja menenun pesanannya juga berkurang.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Ibu Tasik Kaiyang dibantu oleh anaknya dan bersyukur juga bisa mendapatkan bantuan Pemerintah Desa dari BLT – DD sebesar Rp600.000,- untuk bulan ini.

Lanjut pada tanggal 26 Mei 2020, saya melanjutkan pendataan dengan mewawancarai narasumber yang bernama Ibu Silvaryanti. Ibu Silva tersebut mengatakan bahwa belum mendapatkan Bansos dari Pemerintah Desa, karena belum terdaftar di Dusun/ Desa Balla Satanetean.

Namun tetap bersyukur karena telah mandapat bantuan dari tetangga dan  keluarga disaat kondisinya dalam proses pemulihan/ kesembuhannya, pasca melahirkan  16 hari yang  lalu di Puskesmas Balla dan sangat disayangkan bayinya tak bisa diselamatkan.

Ibu Silvaryanti dan Rionan merupakan pasangan usia muda yang baru saja menikah di Gereja pada 21 Maret 2020 yang dihadiri orang tua kedua belah pihak, 2 orang saksi, Bapak Pendeta GP di Batarirak dan 2 orang Majelis Gereja; dengan usia 18 tahun.

Ibu Silvaryanti menyadari dirinya bahwa selama ini tinggal berdua dengan neneknya, karena kedua orang tuanya merantau sejak dia kelas 3 SD.

Pesta pernikahannya tidak diadakan seperti yang biasanya masyarakat lakukan, hanya ma\’randang (tunangan) dan Nikah Gereja saja. Saya pun sampaikan kepada mereka agar segera mendaftar di Dusun dan Desa supaya bisa diperhatikan Pemerintah Desa, tapi kata suaminya kami telah mendaftar di Messawa saja (di luar desa/kecamatan), Kampung Rionan Suami Silvaryanti, nanti setelah Silvaryanti sembuh kami akan pindah kesana. Tidak apa-apa jawab saya yang penting terdaftar di salah satu tempat supaya jelas keterangan domisili dan bisa urus kartu keluarga.

Setelah  itu saya konsultasikan ke Kadus kondisi Ibu Silvaryanti namun Kadus juga ternyata telah mengusulkannya ke Kades katanya akan diberikan bantuan sembako dari desa. Saya sangat bersyukur, karena pemantauan saya di Dusun Batarirak ini selain dari PNS dan KAUR Desa, semua masyarakat yang layak menerima telah mendapatkan bantuan Pemerintah seperti PKH ada 4 KK, BPNT (kartu  sembako) ada 4 KK, BLT – DD 13 KK, BLT Kemensos ada 9 KK dan artinya bantuan itu semuanya tepat sasaran.

Setelah mendata beberapa warga di dusun, saya lanjutkan dengan konsultasi dengan Faslap tentang benar dan tidaknya pengisian kuesioner guna perbaikan demi untuk kelancaran wawancara berikutnya. Setelah dinyatakan clear dan benar isiannya, oleh Faslap saya mulai mengentri data kuesioner keluarga di google form yakni pada  tanggal 2  Juni 2020.

Kontributor: Maryam dan Seniwati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *