Serikat Pekka Kubu Raya di bulan Agustus 2021 memulai satu kegiatan Keaksaraan Fungsional (KF) yaitu salah satu bentuk layanan Pendidikan non formal bagi warga masyarakat buta aksara untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung dengan pendekatan berorientasi pada kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar warga belajar. Kegiatan KF ini diadakan untuk anggota Pekka yang tidak bisa membaca dan menulis di Kabupaten Kuburaya. Dalam rapat tutor KF, di Center Pekka Sungai Raya yang terletak di Desa Ambangah pada 13 Agustus 2021 lalu, para tutor melaporkan data dari tiap desa/kelas. Data yang di dapat dari 9 titik kelas di 4 kecamatan ada 109 calon peserta. Rapat yang difasilitasi oleh Mahdalena, Ketua Federasi Serikat Pekka dan Yunida, kader/mentor Akademi Paradigta tersebut menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya pembagian alat tulis kelas untuk peserta dan tutor, jumlah kegiatan kelas sebanyak 38 kali pertemuan (114 jam pertemuan), tutor membuat laporan kegiatan disertai absen peserta yang hadir, bila memungkinkan tutor membuat foto dan vidio pelaksanaan kelas.
Saat rapat Yunida menjelaskan kepada para tutor KF Pekka, “Kita, Serikat Pekka Kubu Raya bersama dinas pendidikan Kubu Raya menyepakati melakukan kegiatan KF, dan pelaksanaan dimulai pada bulan Agustus 2021, setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut”. Mahdalena juga mengingatkan agar tutor dan peserta menerapkan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker) dalam kegiatan belajar mengajar. “Ibu-ibu, ini ada masker juga yang harus dibagikan kepada peserta setiap memulai kelasnya”, jelas beliau saat memfasilitasi rapat.
Pada pertengahan Agustus 2021 dibentuk 10 kelas di sembilan desa (Ambangah, Arang Limbung, Mekar Sari, Mekar Baru, Sungai Kakap, Sungai Itik, Kuala Mandor A, Sungai Enau, Telopak Kedai Hulu) di empat kecamatan (Sungai Raya, Sungai Kakap, Kuala Mandor B, dan Telopak Kedai) telah memulai pelaksanaan kelas, yang menyesuaikan dengan kondisi kesibukan peserta. Kelas bisa dilaksanakan pada pagi,siang, sore bahkan malam hari.
Aku terpilih sebagai salah satu Tutor yang mendapat tugas untuk membuka Kelas KF di Kecamatan Sungai Kakap, tepatnya di Dusun Cendrawasih. Pada Kamis 26 Agustus 2021 kelas perdana kami mulai. Sebanyak sembilan peserta hadir, tiga berhalangan hadir karena sakit dan mengasuh cucunya yang masih kecil. Peserta adalah emak-emak Pekka dari kelompok Mawar dan Sekar Wangi. Kami meminjam kelas Madrasah Ibtidayah Desa Persiapan Parit Keladi untuk belajar. Sebagian besar peserta memang belum bisa membaca dan menulis, bahkan ada yang baru kali ini pegang pensil dan belajar menulis.
Aku bersyukur masih bisa memanfaatkan waktu bersama emak-emak Pekka. Total muridku ada 12 orang. Dan memang mereka semua tampak senang dan bersemangat, untuk belajar membaca dan menulis.”Dulu kita tidak sekolah, karena disuruh menjaga adek-adek”, kata Yu Supiah.”Kamu masih nyaman, aku disuruh kerja cari makan”, kata yang lain menimpali. Aku ikut bahagia melihat mereka dengan bahagia dan gembira bersemangat belajar, berlomba mencari tempat duduk di depan agar jelas. Terkadang mereka saling memperlihatkan hasil tulisan kepada sesama temannya, dan kemudian tertawa geli.
Walau pandemi C-19,masih melanda negeri, namun Dinas Pendidikan Kabupaten Kuburaya dan Serikat Pekka Kabupaten Kuburaya bersepakat dalam mengentaskan buta aksara dengan melaksanakan program KF yang hadir di pelosok desa. Hal ini selaras dengan program pendidikan sepanjang hayat di organisasi Serikat Pekka. Besar harapan kontribusi dari semua pihak, agar kedepan kegiatan KF dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pedesaan. Dan aku bermimpi salah satu dari peserta KF, dapat mengikuti kelas Akademi Paradigta setahun kemudian, karena di Pekka tidak ada yang tidak mungkin. Salam menanjak dari Kubu Raya, untuk Indonesia.
Kontributor:Karmani, Kader Pekka Kab. Kubu Raya, Kalbar
Editor: Dwi Indah Wilujeng