Pengalaman Berharga Sebagai Enumerator PEKKA

Pengalaman Berharga Sebagai Enumerator PEKKA

Nama saya Hoiriyah (37) tahun saya salah satu enumerator desa Taman Kec. Jerengik Kab. Sampang, saya masuk Pekka  tanggal 18 november 2019 Dan masih terbilang kader baru yang masih banyak harus bel ajar terutama terkait pendataan, jujur ini pertama kali dalam hidup saya terlibat dalam hal- hal yang berkaitan dengan desa, sebelum saya bergabung di Pekka saya perempuan awam yang tidak pernah melihat dunia luar tugas saya hanya diam di rumah mengurus anak, rumah dan suami, apalagi ikut terlibat dalam kegiatan social.

Setelah masuk Pekka kurang lebih 1 tahun banyak hal pembelajaran Dan pengalaman hidup yang saya dapatkan dan pelajari terutama terkait keterlibatan saya dalam kegiatan pekka, pelatihan dan ini pertama kalinya buat saya, alhamdulillah saya senang sekali bisa dilibatkan di Pekka ikut pelatihan sebagai enumerator menggunakan Zoom dan ini pertama kalinya juga buat saya mengenal aplikasi Zoom setelah masuk Pekka.

Mengikuti pelatihan selama 2 hari dengan didampingi fasilitator yang luar biasa walaupun hanya bertatap muka via handphone, saya merasa android yang kita punya juga bisa lebih banyak bermanfaat dengan adanya kegiatan dari Pekka ini, dua hari pelatihan dengan waktu yang cukup singkat membuat saya harus semaksimal mungkin memahami semua materi yang disampaikan fasilitator saat pelatihan, agar saya tidak kewalahan nantinya ketika sudah turun lapang.

Tanggal 21 Mei 2020 mendekati lebaran saya sudah mulai jalan menyusuri gang-gang kecil Dan lorong kampung yang masih berdekatan dengan tempat tinggal saya dan bisa jangkau dengan berjalan kaki, ada juga warga yang lokasinya cukup jauh dan harus saya tempuh dengan kendaraan karena dusun taman walaupun hanya 175 KK namun ada beberapa KK yang tidak bisa kami jangkau dengan berjalan kaki.

Awalnya saya merasa takut  melakukan pendataan ini karena ini pertama kalinya buat saya, tapi saya selalu ingat omongan faslap saya yang bilang, “kakak pasti bisa harus dicoba kak” dan saat itu saya bertekat saya  harus berani dan bisa.

Pukul 8:00 pagi pekerjaan rumah sudah selesai saya berangkat melakukan pendataan, alhamdulillah satu demi satu Kepala keluarga yang saya datangi cukup merespon dengan baik pendataan yang kami lakukan, sebelum mulai melakukan pendataan saya selalu menyampaikan dan mempertegas responden bahwa pendataan yang kami lakukan hanya pemantaun saja bukan pendataan untuk mendapatkan bantuan.

 Dan alhamdulillah sebagian besar responden yang saya temui merespon dengan baik dan bilang,”Saya senang didata walaupun bukan untuk dapat bantuan tapi dengan kami didata seperti ini kami merasa diingat dan lebih diperhatikan,”ungkap sebagian responden sambil mengucapkan terima kasih.

Saya jadi bingung ini kan bukan pendataan untuk dapat bantuan tapi kenapa berterima kasih…gumamku dalam hati. Dan semua itu tidak terlalu saya pikirkan dan lajut fokus mendata hingga pukul 4 sore.

Pukul 7.00 malam saya lanjut melakukan pendataan ke lokasi yang lebih dekat dan pulang pukul 9.00 malam. Banyak masyarakat yang tidak bisa ditemui siang  karena sibuk di sawah karena umumnya masyarakat Dusun Taman pekerjaannya sebagai petani dan buruh tani.

beberapa hari pendataan membuat saya semakin tahu dan banyak belajar tentang kondisi masyarakat yang ada di Desa Taman,  Walaupun banyak yang sudah mendapatkan bantuan dari desa namun banyak juga yang tidak merasa terbantu dan tidak cukup dengan bantuan yang sudah diberikan desa, tapi masih merasa kekurangan.

Banyak keluh kesah masyarakat yang saya temui terutama setelah adanya Covid-19 ini membuat banyak masyarakat tidak bisa bekerja dan menyebabkan  pengeluaran rumah tangga bertambah dan lebih besar pengeluaran ketimbang pemasukan.

Ada yang mengeluh saat pandemi, biaya rumah tangga bertambah khususnya anak yang sekolah diliburkan dan pindah belajar di rumah dengan sistem online.  dengan anak belajar di rumah orang tua harus mengeluarkan biaya paket  data untuk belajar dan mengeluarkan biaya beli HP bagi yang tidak memilki HP karena diharuskan belajar secara online.

Banyak juga keluhan belajar di rumah kurang efisien dan efektif, karena orang tua yang tidak sekolah bingung bagaimana cara mendampingi anaknya yang belajar di rumah. Harapan dan doa dari para responden semoga pandemi ini cepat berlalu dan kami bisa lebih leluasa aktifitas di luar rumah dan anak-anak bisa belajar ke sekolah agar lebih efektif. (Khoiriyah)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *