Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Papua dan Kalimantan Timur. Sebagian besar wilayahnya berupa hutan termasuk hutan lindung dan konservasi alam. Dengan luas hutan 15 juta hektar, Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan luas hutan terbesar kedua di Indonesia.
Kalimantan Tengah memiliki 14 kabupaten/kota yang terdiri dari 13 kabupaten dan 1 kota. Luas wilayah Kalimantan Tengah adalah 153.564,5 km2 dan berpenduduk 2.702.170 jiwa (data Juni 2021). Dari jumlah tersebut, 69,97% nya merupakan kelompok usia produktif (15 – 64 tahun).
Lokus kerja program PEKKA-INKLUSI di Kalimantan Tengah adalah Kota Palangkaraya, Kapuas dan Pulang Pisau. Pada tahun pertama, program akan dilaksanakan di Kota Palangkaraya.
Kota Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota provinsi. Kota dengan luas 2.853,12 km2 ini merupakan kota dengan luas wilayah paling kecil di Kalimantan Tengah. Penduduk Kota Palangkaraya sebanyak 266.020 dengan kepadatan penduduk 93,24 jiwa/km2. Seks rasio pada tahun 2020 berada di 103,6.
Penduduk Kota Palangkaraya terdiri dari berbagai suku bangsa dengan 3 suku terbesar Dayak 34,49%, Banjar 30,46% dan Jawa 25,36%, lainnya terdiri dari suku Batak, Bali, Flores, Madura, Sunda, Melayu, Bugis, Mandar, Tionghoa, Minang, dsb. Penduduk Palangkaraya menganut berbagai agama yaitu: Islam 70,18%, Protestan 28,40%, Katolik 1,98%, Hindu 1,24%, Budha 0,17% dan Lainnya 0,01%.
Kota Palangkaraya terdiri dari 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Tidak ada kemacetan di Kota Palangkaraya, jalanan tergolong sepi meski di waktu jam kerja kantor. Jalan menuju ke kelurahan di Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut yang merupakan lokasi sasaran program relatif bagus.
Perizinan dan Observasi Wilayah
Pada tanggal 19 Juli 2022 pukul 07.00 am saya berangkat ke Bandara Internasional Lombok dengan pesawat pukul 08.55 am. Alhamdulillah saya tidak terlambat namun di bandara sudah sangat padat yang mau check in. Diruang tunggu saya hanya sebentar langsung berangkat. Sampai di Bandara Juanda Surabaya pukul 10.00 am saya bertemu dengan ibu titin Handrayani sebagai Tim Turun Lapang Federasi, kami sama – sama menunggu penerbangan selanjutnya saya berangkat lagi pukul 11.00 menuju Bandara Tjlik Riwut Kalimantan Tengah. Dibandara kami menunggu mbak Nunik sampai jam 2 siang yang berangkat dari Jakarta, setelah mbak Nunik datang kami baru tahu kalau ada jemputan dari Kader Pekka Perintis Kecamatan Pahandut. Kemudian kami bersama – sama berangkat dari bandara menuju rumah ibu Norma rosida di Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kabupaten Palangkaraya Kalimantan Tengah. Setiba disana bu Norma bercerita tentang Komunitas Bunda Sehati yang dibentuk dengan teman – temannya namun sekarang bermasalah dengan hukum karena ada pelatihan yang bu Norma tidak diberikan uang saku dan menggugat dinas pendidikan setempat. Masalah hukumnya masih diproses sampai sekarang, setelah itu kami makan bersama dan setelah makan kami diantar kerumah anggota Komunitas Bunda Sehati dan kami ditempatkan dirumah bu Asmawati.
Pada tanggal 20 Juli 2022, tim melakukan kunjungan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Tengah. Sesuai janji, Ibu Kepala Dinas PPA, dr. Linae Victoria Aden menemui kami sebelum pukul 09.00 pagi tepatnya pada pukul 08.30 WIB. Menyambut baik program Pekka, Ibu Linae kemudian merekomendasikan kami untuk menemui secara langsung Kadis P3A Kota Palangkaraya dengan memberikan nomor kontak Kadis dan Kabid PP Kota Palangkaraya.
Kami diterima dengan baik oleh Ibu Alya Ulfa, Kabid PP Dinas PPKBP3APM Kota Palangkaraya bersama 5 staf lainnya di aula dinas PP. Kepala dinas tidak bisa menemui kami karena bersamaan dengan perayaan hari anak nasional. Sekitar 1 jam kami di tempat tersebut untuk mensosialisasikan dan mendiskusikan tentang pelaksanaan program. Ibu Alya Ulfa mengatakan kewenangan pemberian izin ada di kepala dinas, namun beliau berjanji akan menyampaikan informasi dari Pekka ke kepala dinas.
Pada hari Jumat, pukul 13.30 kami ditemui oleh Bapak Syahdin Hasan, Kepala Dinas PPKBP3APM Kota Palangkaraya. Kepala dinas merasa program Pekka sejalan dengan program dinas PPKBP3APM. Kepala Dinas mengatakan bahwa pemerintah kota tidak bisa membantu pendanaan karena PAD rendah; Penggabungan tiga dinas yaitu PPKB, P3A dan Pemberdayaan Masyarakat menjadi satu dinas yaitu DPPKBP3APM juga dikarenakan keterbatasan sumber daya di Kota Palangkaraya. Namun secara non material, dinas PPKBP3APM siap membantu. Berdasarkan data PDRB Kota Palangkaraya menurun 2,67% antara tahun 2019 dan tahun 2020 di angka 10.594,5 Milyar.
Dinas PPKBP3APM bersedia membantu dengan meminta Kepala Bidang KB untuk membantu secara langsung untuk mengkoordinir kebutuhan di lapang, menyediakan aula dinas pemberdayaan perempuan untuk kegiatan Pekka.
Untuk mengenal lebih jauh tentang kondisi wilayah, kami berkeliling di dua kecamatan yaitu: Jekan Raya dan Pahandut. Kecamatan Jekan Raya merupakan kecamatan dimana pusat kota berada dan terdiri dari 4 kelurahan yaitu: Bukit Tunggal, Menteng, Palangka dan Petung Katimpun. Sedangkan Kecamatan Pahandut merupakan wilayah awal pembukaan lahan di Kalimantan Tengah terdiri dari 6 kelurahan yaitu: Langkai, Pahandut, Pahandut Seberang, Panarung, Tanjung Pinang dan Tumbang Rungan.
Jekan Raya dan Pahandut merupakan wilayah terpadat di Kota Palangkaraya. Masyarakat di sekitar kota tinggal di rumah yang rerata berbahan bata sedangkan masyarakat yang tinggal dipinggiran sungai rumahnya terbuat dari papan. Penduduk di daerah sungai baik laki-laki maupun perempuan bekerja sebagai pencari ikan.
Dari hasil komunikasi dengan komunitas Bunda Sehati yang dibentuk oleh Pekka Perintis pada tahun 2016, dengan masyarakat setempat yang ditemui dan ketua RT 01 Kelurahan Pahandut Seberang rerata perempuan bekerja meskipun statusnya adalah sebagai ibu rumah tangga. Perempuan bekerja sebagai pedagang atau pencari ikan. Persoalan di masyarakat terkait dengan kepemilikan identitas rendah karena perkawinan dan perceraian tidak tercatat, kasus stunting masih tinggi dan narkoba di beberapa wilayah. Pengetahuan dan informasi perempuan yang kami temui rerata masih rendah meskipun secara pendidikan menamatkan SMA. Sebagai contoh: dari beberapa orang yang kami temui, mereka tidak dapat menyebutkan nama kelurahan dan kecamatan dimana mereka tinggal. Mereka juga tidak bisa memberikan informasi tentang kondisi sosial di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal dan selalu mengatakan tidak tahu ketika ditanya.
Selanjutnya, tim akan bekerja sama dengan tim pendamping keluarga dibawah koordinasi Bapak Yan Grace, Kepala Bidang Keluarga Berencana Dinas PPKBP3AKM untuk mensosialisasikan program PEKKA-INKLUSI.
Pada tanggal 25 Juli 2022 kami melakukan sosilaisasi Pekka dan Program Inklusi di Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut, awalnya kami mengunjungi Kantor Camat Pahandut bertemu dengan Bapak Camat Pahandut, kami mesosialisasikan tentang Pekka dan program – program yang ada dipekka diantaranya program Inklusi yang rencananya akan kami adakan untuk tiga bulan mendatang dengan programnya yaitu tentang perlindungan hukum, perlindungan sosial, dan perlindungan perpempuan dan anak. Bapak camat mengatakan jika semua program itu akan menjadi kesejahteraan masyarakat secara umumnya kami bersedia membantu ibu – ibu dan silahkan untuk turun langsung ke kelurahannya, untuk mengetahui lebih jelas keadaan masyarakat disetiap Kelurahannya.
Selesai di kantor camat kami langsung menuju Kelurahan Panarung dan bertemu dengan staf desa ( Bu Elizabeth ) setelah kami menyampaikan maksud dan tujuan kami yaitu kami menceritakan tentang Pekka dan beberapa programnya daiantaranya Inklusi yang rencananya akan kami adakan untuk tiga bulan mendatang dengan programnya yaitu tentang perlindungan hukum, perlindungan sosial, dan perlindungan perpempuan dan anak. Beliau mengatakan untuk lebih lanjutnya memberikan nomor Hpnya karena untuk bisa saling berhubungan langsung dan saya akan membantu ibu – ibu untuk langsung terjun ke masing – masing RT di Kelurahana Panarung. setelah bertemu dengan ibu Elizabeth kami langsung pulang dan berencana untuk besok pagi akan berkunjung ke kelurahan Pahandut.
Pada tanggal 26 Juli 2022 melakukan sosialisasi Pekka di Kelurahan Pahandut bertemu dengan staf lurahnya yaitu bapak Dedi, kami mensoialisasikan tentang kegiatan atau program – program yang ada di Pekka diantaranya program Inklusi yaitu perlindungan hukum, perlindungan sosial, perlindungan perempuan dan anak pasca perceraian, ketika kami bersosialiasasi kebetulan ada masyarakat ( seorang ibu ) yang datang untuk konsultasi pembuatan Kartu Keluarga ( KK ), pak Dedi mengatakan bahwa ibu yang datang tersebut merupakan ibu kriteria Pekka dan saya mengatakan jika bahwa kriteria pekka adalah perempuan yang berstatus janda meninggal, janda cerai, perempuan lajang yang menjadi tulang punggun keluarga, perempuan yang ditinggal merantau oleh suaminya tanpa kabar berita dan perempuan bersuami yang mendapatkan izin bergabung di Pekka, namun perempuan bersuami yang mendapat izin untuk bergabung di Pekka itu disebut Pekka Luar Biasa. Jika ibu tersebut termasuk dalam kriteria diatas maka ibu tersebut bisa bergabung dalam organisasi Pekka dan membuat kelompok diwilayahnya.
Selesai berkunjung di Kelurahan Pahandut kami langsung menuju kekantor Camat Jekan raya, disana kami langsung bertemu dengan Pak Camat Sri Utomo, kami langsung mensosialisaikan Pekka dan seluruh program – program yang ada di Pekka sebagaimana kami bersosialisasi di Kelurahan dan Kecamatan sebelumnya, bapak camat mengatakan bahwa masyarakatnya banyak perempuan yang tergolong kedalam Pekka dan beliau memberikan nomor kontak seluruh lurah yang ada di Kecamatan Jekan Raya, dan bapak camat berharap agar kami turun langsung untuk sosialisasi kegiaatn kami mulai dari kelurahan kelurahan dan masyarakat secara umumnya.
Keesokan harinya tanggal 27 Juli 2022 kami sosialisasi ke Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya, namun sayangnya kami tidak bisa bertemu dengan Lurahnya karena beliau dalam keadaan kurang sehat dan kami bertemu dengan staf lurahnya. Kami mensosialisasikan atau memperkenalkan pekka dan program – program yang ada didalamnya, namun staf lurah karena sudah mengerti meminta kami untuk turun langsung ke masyarakat atau warganya secara langsung.
Tgl 28 Juli 2022 sosialisasi pekka bersama kabid KB pak Yan Gerce, ibu Farida PLKB, Rosminah PKK, ibu Heni Widiastuti aktivitas perempuan yang bergerak di segala bidang, ibu Texi dari Avindo, kami bergabung bersama memperkenalkan program masing – masing dan kita akan bekerja sama dan bergandeng tangan dalam mensosialisasikan Pekka di Palangka yang dijuluki Rumah Kelakai karena mereka mengolah bahan makanan yaitu Stik Kelalai. Ibu Rosminah bertanya pada ibu Heni tentang Perinjinan Usaha Rumah Tangga atau yang sangat sulit tapi ibu Heni menjelaskan tentang Perijinan Usaha Rumah Tangga itu mudah asal ibu tau caranya, dan ibu Heni siap membantu ibu Rosminah untuk membuat Perinjinan Usaha Rumah Tangga usahanya yaitu Abon Ikan Lele dan Bandeng. Pak Yan sangat senang bisa berkumpul dengan Organisasi Pekka dan aktivis perempuan yang ada di Kelurahan Palangka dan beliu meminta kita menjalani kerjasama agar tercapai tujuan kita yaitu Memperdayakan Perempuan Kepala Keluarga.
Selanjutnya setelah pertemuan di Palangka kami sosialisasi Pekka ke Kelurahan Petuk Katimpun, dan kami hnya bertemu dengan staf kelurahan, kmi di suruh turun langsung ke RT setempt di Susur Sungai. Dan di Kelurahan Tanjung Pinang kami diberi kontak kader KB untuk melakukan sosialisasi.
Tanggal 29 sosialisasi Pekka Kelurahan Pahandut Sebrang, kami disambut baik oleh pak lurahnya dan kami di beri kontak RT dan RW agar bisa langsung turun bersosialisasi ke warganya di Susur Sungai yang terdiri dari 10 RT, selanjutnya sosialisasi Pekka ke Kelurahan Tumbang Rungan kami bertemu langsung dengan pak lurahnya Eko Heriyanto, S. HM, M. S.I kami di pertemukan dengan kader posyandu ibu Riyanti kebetulan pada hari itu ada acara senam pagi bersama anak KKN dan kader posyandu. di kelurahan Tumbang Rungan hanya terdapat dua RT dan satu RW dan terletak di Susur Sungai.
Tanggal 30 Juli 2022 pembentukan kelompok di Kelurahan Pahanadut Sebrang di rumah ibu Sumiati kebetulan kami bertemu dengan beliau, ketika kami melakukan sosialisasi ke kelurahan kami menjelaskan tujuan yaitu sosialisasi Program Pekka dan Inklusi tapi sasaran kami adalah perempuan kepala keluarga dan ibu Sumiati menyarankan kalau pertemuan di rumahnya saja karena di sana banyak ibu yang kriteria Pekka tuturnya, Kami mulai mensosialisasikan Pekka kepada ibu yang hadir sampai mereka paham apa itu Pekka dan dilanjutkan dengan pembentukan kelompok dan mengisi kuesioner, setelah mereka mengisi dan menentukan Ketua Kelompok Rusmawati, Sekertaris Isnawati, Bendahara Megawati dengan anggota kelompok yang terdiri dari 25 orang, selanjutnya kami melakukan penguatan visi dan misi kelompok dengan materi Sungai Kehidupan, Perempuan dan Ketidak Adilan Gender, Perempuan dan Mimpi Hidupnya, dilanjutkan dengan mengajar lagu Pekka yaitu satu tantangan tak cukup bicara, dan dilanjutkan dengan materi bagaimana cara menggapai mimpi bersama Serikat Pekka.
Tanggal 31 Juli 2022 kami melakukan pembentukan kelompok di Kelurahan Tumbang Rungan di rumah kader ibu Riyanti dengan peserta 20 orang, saya bersama ibu Titin Handayani melakukan sosialisasi pekka dengan berbagai sebab, dan program Inklusi yaitu Perlindungan Hukum, Perlindungan Sosial, Perlindungan Perempuan dan Anak.
Setelah sosialisasi kami melakukan pembentukan Serikat Tingkat Kelurahan dengan Mengisi Kuesioner dan mentuakn Ketua Kelompok Ervina, Sekertaris Lisda dan Bendahara Devi Noprinati. setelah itu kami melakukan Visi Misi kelompok dengan materi Sungai Kehidupan dan ibu Ervina menceritakan sungai kehidupannya sambil menangis karena merasa pahit dimasa lalu terasa kembali sehingga tanpa sadar kami juga ikut merasakan kesedihan ibu Ervina, kemudian dilanjutkan dengan cerita ibu- ibu yang lain bercerita tentag mereka yang tidak bisa membuat atau mengurus identitas diri (akte lahir anaknya) karena dia menikah di bawah tangan atau menikah secara sirih atau secara agama saja. Selanjutnya materi Perempuan dan Ketidakadilan Gender, permpuan dan mimpi hidupnya dalam materi ini ibu – ibu merasa sangat senang benar saja terlihat dari wajah mereka yang ceria untuk menuangkan impian hidupnya, yang mana ibu – ibu bermimpi untuk bisa memiliki usaha sendiri, mempunyai rumah impian, bisa menyelesaikan pendidikan anaknya sampai jenjang terkahir yaitu sampai Sarjana bahkan S2 dan sampai anak – anaknya sukses dimas depan. Materi terkahir bagaimana cara mewujudkan mimpi bersama pekka, yaitu dengan berserikat kita bisa menggapai mimpi karena kita tidak sendiri.
Pada tanggal satu Agustus 2022 kami melakukan sosialisasi dan pembentukan kelompok atau Serikat di Kelurahan Palangka dengan kategori masyarakatnya adalah pedagang dan mereka tinggal di rawa dengan rumah papan, seperti biasa kami sosialisasi Pekka sampai mereka faham lalu pembentukan kelompok atau serikat dan di sertai empat materi sosialisasi yang biasa kami lakukan untuk pengeuatan kelompok. Kemudian kami melakukan pengisian kuesioner dan Ketua Kelompok Mariatin, Sekertaris Sulemah, Bendahara Dahlia, selesai pembentukan pengurus kemudian masuk materi sungai kehidupan. Ibu Dahlia menceritakan tentang sungai kehidupannya yaitu pergi meninggalkan suaminya karena mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga dan membawa anaknya ke palangka, sehingga status ibu Dahlia sekarang adalah janda meninggal. Sehari – hari ibu Dahlia berjualan di pasar untuk menghidupi anak semata wayangnya, disini kami menemukan kasus banyak kawin di bawah tangan, pernikahn pertama saja yang tercatat.
Tgl 2 Agustus 2022 kmi melakukan sosialisasi dan pembentukan Serikat tingkat kelurahan di Pahandut di rumah ibu guru PAUD Sujtami, dan di hadiri oleh Sekertaris Kelurahan pak Radian Akbar, Kesos pak Arbani, dan tiga mahasiswa yang sedang magang di Kelurahan Pahandut, perempuan dengan katagori pekka 20 orang, Kami mensosialisasikan tentang Pekka dan Program Inklusi, Perlindungan Hukum, Perlindungan Sosial, Perlindungan Permpuan dan Anak, setelah mereka faham apa tentang Pekka lalu kami melanjutkan dengan pembentukan kelompok dan mengisi kuesioner baru kami memberikan empat materi yaitu tentang Sungai Kehidupan ibu Sujtami menceritakn perjuangannya membangun PAUD di Pahandut tempat mengajarnya sekarang sampai menagis, karena keterbatasan pendidikan membuatnya hanya sebagai guru PAUD. Kami juga menceritakan tentang anggaran desa karena di kelurahan tidak ada anggaran untuk pemberdayaan permpuan walaupun ada tapi minim sekali dan sistem anggaran di kelurahan dari atas turun ke bawah, tidak seperti desa dari bawah baru ke atas dengan mengajukan di musrembangdes. Kami juga menyampaikan tujuan berkelompok di Pekka yaitu agar bisa di ihat oleh pemerintah dengan begitu pemerintah juga bisa mendapatkan data dari Organisasi Pekka.
Tanggal Tiga Agustus 2022 kami melakukan sosialisasi tentang Pekka di kelurahan Petuk Katimpun 1 di RT 4 Gang Raflesia rumah ibu Asiah, disni kami mensosialisasikan Pekka ke masyarakat sampai mereka Faham dan baru kami membentuk kelompok/ Serikat di lanjutkan dengan pengisian kuesioner, setelah itu baru kami melakukan pengeutan Visi Misi di kelompok tersebut dengan empat materi. Dalam Materi Sungai Kehidupan ibu Endang Susilawati menceritakn tentang sungai kehidupannya yang saat ini suaminya meninggalkannya dan tidak memberika nafkah, ibu Endang adalah pekerja sosial SLRT( Sistim Layanan Rujukan Terpadu) di Kelurahan Petuk Ketimpun, selain sebagai SLRT dia juga menjadi seles di Columbia tempat orang kredit barang. Pekerjaan sehari – hari masyarakat disana yaitu menjadi petani sayur dan ada juga yang menjadi pedagang. Warga di Kelurahan Petu Katimpun ini merupakan Masyrakat campuran, ada yang dari Bukit Tunggal Kartu Tanda Penduduk (KTP)nya namun rumahnya di Petuk Katimpun mereka membeli tanah di sini dan membangun rumah. Di Petuk Ketimpun Gang Raflesia ini terdapat 9 RT.
Pada tanggal Empat Agustus 2022 kami melakukan sosialisasi dan pembentukan kelompok di kelurahan bukit tunggal dengan jumlah anggota 17 orang dan kami melakukan sosialisasi di Jalan Intan km4 tepatnya di Taman Kanak – Kanak (TK) Tiara, Di sini kami mensosialisasikan Pekka dan Program Inklusi sampai mereka Faham dan di lanjutkan dengan pembntukan kelompok penguatan visi misi kelompok dengan Empat materi yang sudah di persiapkan diantaranya materi Sungai Kehidupan ada ibu yang menceritakan tentang sungai kehidupannya sampai menangis karena teringat dengan suaminya yang struk dan dia bekerja banting tulang menghidupi ketiga anaknya. Namun usahanya selama ini untuk menafkahi anak – anaknya tidak sia – sia sekarang dia sudah bisa memetik hasil usahanya yaitu anaknya sudah bekerja dan bisa membantu dirinya membiayai ekonomi keluarga dan membantu pengobatan ayahnya yang struk.
Dikelurahan ini permasalahan yang banyak terjadi yaitu tentang Perlindungan Sosial banyak masyarakat tidak mendpatakn program dari pemerintah karena cara mendatanya secara online dan banyak masyarakat yang tidak terdata.
Tanggal Lima Agustus kami lanjutkan dengan Pembentukan kelompok di tanjung pinang 1 Jalan Bangaris No. 5 RW 03 RT 02 pesertanya banyak yang bersuami bekerja sebagai pedagang keliling dengan kriteria masyarakatnya sedikit Pekka, permasalahan masyarakat disini tentang perlindungan sosial atau BPJS, banyak masyarakat yang tidak punya BPJS PBI, padahal mayoritas masyarakatnya kebanyakan ekonomi dibawah rata – rata disini kami mendapatkan anggota kelompok / Serikat hanya 15 orang anggota.
Tanggal Enam Agustus 2022 kami melakukan sosialisasi tentang Pekka dan Program Inklusi di Tanjung Pinang 2 di Jalan Kranggan 25 lokasinya di balai posyandu, kami mensosialisasikan Pekka ke masyarakat atau warga yang ada di Kranggan 25 , pesertanya banyak anak KKN, pak RT dan Pak RW setempat hadir, Kami sempat mengatakan salah sasaran tapi ibu – ibu disini mengatakan kami juga ingin pemberdayaan meskipun bersuami kami bisa masuk dalam Kategori Pekka Bersuami dan mau berkontribusi untuk Pekka ujarnya, Akhirnya saya Minarti dan bu Titin Handayani memutuskan kami hanya sosialisasi saja untuk memperkenalkan pekka, tapi jika ibu – ibu mau bergabung, nanti bisa hubungi kami kemudian kami memberikan kartu nama biar mudah untuk menghubungi kami jika memang niat ibu – ibu mau membuat kelompok. Mereka memutuskan dan dengan kekehnya minta untuk dibuatkan kelompok dan siap ditanggal 14 ini untuk pembentukan Kelompok atau Serikat ditempatnya. Dalam hal ini ibu kader Posyandu Tuty Rahayu sebagai perwakilan ibu – ibu untuk dibuatkan kelompok.
Pada tanggal 8 Agustus 2022 kami keliling mencari titik atau kontrak person yang bisa di hubungi di Kelurahan Panarung dan Kelurahan Langkai dan kami diberi kontak person SLRT kelurahan yaitu ibu Anik tapi beliau sibuk untuk mempersiapkan lomba di tingkat RT untuk menyambut 17 Agustus.
Keesokan harinya kami Pembentukan kelompok / Serikat Pekka di Kelurahan Menteng Blok E No. 38 di rumah ibu Wilis Agustini, beliau seorang pekerja Sosial dan ketua UPPKS Kelurhan Menteng, kami diberikan kontak personya oleh ibu lurah. Memperkenalkan pekka dan program inklusi. Selanjutnya Pembntukan kelompok dan penguatan visi misi di Serikat Kelurahan Menteng dengan materi tentang Sungai Kehidupan ada yang bercerita menikah masuk Agama Kristen mengikuti suami karen menurutnya kalau menikah dengan orang Nasrani mereka tidak akan bercerai tapi kenyataannya berbeda suaminya selingkuh dan memutuskan untuk bercerai dan kembali menjadi Agama Islam dan membawa anak pulang ke rumah orang tuanya dan sekarang dia bekerja di salon untuk mencukupi kebutuhan sehari hari bersma anak dan orang tuanya. Ada juga yang bercerita karena pendidikannya yang rendah dia dihina dan dan dia juga terpaksa berpisah dengan suaminya karena perbedaan agama, dia diminta mengikuti agama suaminya namun karena tidak mau akhirnya diceraikan dan tidak boleh bertemu dengan anaknya sampai sekarang.
Tanggal 11 kami melakukan pembentukan kelompok dan visi misi kelompok di rumah bu Ojeng dengan 18 anggota dengan materi yang sudah kami Persiapkan dan pada sungai kehidupan ibu Neneng bercerita kalau beliau dipoligami sampai sekarang, suaminya jarang pulang dia hanya pulang satu kali dalam seminggu untuk bertemu anaknya, sehari – hari ibu Neneng berjualan obat herbal untuk menghidupi keluarganya secara berkeliling komplek bahkan sampai ke luar komplek.
Tanggal 12 sosialisasi di Petuk Katimpun tepatnya di Susur Sungai, di sana semuanya kriteria Pekka dan kami melakukan sosialisasi Pekka di rumah pak Yul mantan RT Petuk Ketimpun Bawah.
Pada tgl 13 baru kami melakukan pembentukan kelompok dan visi misi di Kelurahan Petuk Katimpun dengan mata pencaharian penduduk setempat adalah nelayan dan yang mencari ikan itu adalah ibu ibu karena suaminya sakit dan meninggal dunia dan kami mendapatkan anggota 15 orang. Pembentukan kelompok / Serikat kelurahan petuk katimpun 2 yg terletak di susur sungai bawah,mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan atau pencari ikan di sungai, pedagang, dan buruh penoreh getah karet, di sini kami memberikan empat materi seperti biasa yaitu sungai kehidupan perempuan dan ketidakadilan gender, perempuan dan mimpi hidupnya, bagaimana cara mewujudkan impian bersama pekka. Pada materi sungai kehidupan dan perempuan dan ketidakadilan gender ibu Suryati bercerita tentang suaminya yg baru saja meninggal dan ia menggantikan suaminya untuk berjualan ikan salwang. bu Suryati menangis saat menceritakan kehidupannya pasca suaminya meninggal, kami memberi motivasi kepada ibu Suryati bahwa ibu tidak sendiri kita sama bu, status kita sama tapi ibu jangan putus asa mari kita bergandeng tangan bersama pekka perempuan Kepala keluarga harus bangkit jangan terpuruk dg keadaan ibu harus semangat demi masa depan anak tercinta
Pada tanggal 14 pembentukan kelompok di Tanjung Pinang 2 jalan Keranggan No. 25, kami melakukan penguatan visi misi kelompok dengan jumlah anggota 19 orang tapi disini yang ikut banyak yang bersuami karena yang kriteria Pekka semuanya sudah lansia dan biaya hidup di tanggung oleh anak – anaknya, dalam visi misi kelompok kami memberikan 4 materi seperti biasa dan di materi sungai kehidupan ibu Tuti Rahayu bercerita tentang perjuangan menjadi kader Posyandu dengan pendidikan yang rendah yaitu tamat SMP, tapi ibu Tuti tidak putus asa dengan dukungan masyarakat setempat bu Tuti mampu membangun balai posyandu dengan swdaya masyarakt setempat dan bu Tuti menangis menceritakan perjuangannya untuk membangun balai posyandu di Keranggan dan pada saat ini ia menggantikan suaminya menjadi RT, cerita kedua dari bu Nurliani yang menjadi guru honorer sampai sekarang beliau menceritakan tentang perjuangannya untuk bisa bersekolah karena beliau ikut dengan kakeknya, dimana kakeknya ditugaskan di situ beliau sekolah.
Tanggal 15 Agustus 2022 TOT Forum Perempuan Desa ( FPD ) dilaksanakan di rumah anggota serikat di kElurahan Menteng dirumah bu Neneng yang terletak diperumahan di Bangaris dengan peserta 8 kelurahan dan 11 Serikat yang akan menjadi penggerak di kota Palangkaraya Kalimantan Tengah, sebelum kami pulang kami melakukan pelatihan Forum Perempuan Desa atau kelurahan agar selama kita databg lagi ada materi yang akan disampaikan waktu pertemuan diserikat mereka masing-masing, saya dengan bu Titin memilih 6 materi untuk bahan pelatihan yang akan dilakukan selama dua hari. Dengan peserta 22 orang ditiap Serikat kami mengambil 2 orang perwakilan saja, di TOT Forum Perempuan Desa hari pertama kami membagi peserta pelatihan menjadi tiga kelompok dan di tiap kelompok maju dua orang untuk belajar memfasilitasi ada yang bertugas sebagai Fasilitator dan Co Fasilitator, materi pertama adalah kekerasan terhadap perempuan dan anak, di materi ini kita mengajarkan bagaimana cara menyampaikan materi tersebut kepada anggota masyarakat. Pada materi pertama di Fasilitasi oleh ibu Endang Susilawati, setelah selesai persentasi satu materi kami meminta pendapat kepada peserta yang lain dimana yang harus dilengkapi atau kekurangannya di mana yang mau ditambahkan dimana biar kita sama sama belajar memfasilitasi di kelompok atau serikat, tapi pada hari kedua pelatihan sudah ada perkembangannya karena yang maju memfasilitasi adalah seorang bidan desa kebetulan dia adalah ketua Serikat Pahandut dengan status janda cerai ibu Indri memfasilitasi tentang isu stunting, Ibu sujatmi memfasilitasi materi tentang Sanitasi bagi Lingkungan dan setiap kelompok yang belajar memfasilitasi kami selalu melakukan evaluasi agar kita mengetahui dimana kekurangannya apa yang harus ditambah, bagaimana cara berbicara di depan orang banyak, bagimana cara membuka pertemuan kelompok langkah apa saja yang akan kita lakukan terlebih dahulu yang perlu diingat adalah percaya diri dan harus menguasai materi.
TOT Forum Perempuan Desa hari ini tanggal 16 2022 akan membahas 3 materi lagi dan kami berharap serikat yg ada di kota Palangkaraya ini bisa berlanjut atau berkembang dan kami akan memberikan mereka kartu pengenal Pekka untuk memperluas wilayah Pekka. Pembagian kelompok untuk berdiskusi untuk mempelajari materi yg akan di sampaikan kepada kelompok, Ketidakadilan Gender dilarang sekolah oleh suami padahal sudah berjanji setelah menikah akan melanjutkan sekolahnya, yang kedua dipukul suaminya sampai bocor.
Di tgl 17 Agustus saya mengentri laporan kegiatan, kami susah sekali mengentri terkendala dengan sinyal, kamipun menumpang kerumah anggota Serikat yang ada di Palangka Kecamatan Jekan Raya. Pada tgl 18 kami melakuka kunjungan ke Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak tapi kami tidak bertemu kepala dinas karena beliau semuanya masih sibuk dengan acara 17 Agustus karena kemarin pada saat perayaan 17 di kota Palangkaraya Kalimantan Tengah di guyur hujan dari pagi sampai sore hari.
Pada tanggal 19 kami datang lagi ke kepala dinas untuk ijin pamit pulang tapi kepala dinas pak Sahdin Hasan ada rapat dan kami menunggu kurang lebih setengah jam setelah itu beliau menyempatkan diri untuk menemui kami walau sambil berdiri, karena masih banyak acara lain yg akan di lakukan, beliau berkata jika ibu pulang siapa yang akan mensosialisasikan pekka disini, kami menjelaskan bahwa sudah terbentuk 11 Serikat di dua kecamtan ini mereka yang akan menggerakn Serikat untuk seterusnya, dan pak Sahdi Hasan berkata semoga ibu – ibu pekka mendapatkan jodoh di sini sambil tersenyum bercanda, dan beliau juga berkata apapun untuk pemberdayaan kami siap membantu ujarnya.
Pada tanggal 20 saya mengentri data Kuesioner bersama bu Titin sampai tgl 21 kami masih mengentri sebanyak 212 kuesioner data base anggota Serikat Pekka Kota Palangkaraya.
Pada tanggal 22 kepulangan ke rumah Masing-masing dan tiket saya jam 7 pagi sedangkan bu Titin jam 2 siang dan akhirnya saya berangkat pagi dengan jam penerbangan jam 7 pagi menuju Jakarta . Setelah sampai jakarata saya nyasar ke terminal 2 jadi saya naik grab dengan tarip Rp. 88.000,- menuju terminal 1A karena saya baru pertama kali transit di Jakarta karena kemarin saya transit di Surabaya, karen saya tidak tahu kalau di Jakarta ganti pesawat dengan jet air. Saya mondar mandir kayak setrika tanya sana sini, dan pesawat dile saya berangkat dari Jakarta menuju Lombok hampir jam 11 siang dan saya sampai lombok jm 13:45.