Pinggiran Pantai Memberi Jawaban untuk Masalah Ekonomi Keluarga di Masa Pendemi

Pinggiran Pantai Memberi Jawaban untuk Masalah Ekonomi Keluarga di Masa Pendemi

\"\"
Ibu-ibu yang Bersiap Mencari Alo-alo di Pinggir Pantai

Saat ini, hampir semua negara di dunia sedang dihadapkan dengan satu tantangan besar, yakni pandemi Covid-19. Hadirnya pandemi Covid-19 telah membawa dampak besar di berbagai sektor yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, baik itu di sektor kesehatan, sosial, maupun ekonomi. Dari sisi ekonomi, adanya pandemi Covid-19 tentu semakin menyulitkan kondisi perempuan kepala keluarga (Pekka) dan perempuan pra-sejahtera karena usaha kecil yang mereka bangun harus berhenti beroperasi karena turunnya daya beli masyarakat, sehingga mereka terancam kehilangan mata pencaharian.

Di samping itu, pendampingan dan pengasuhan anak-anak selama belajar di rumah juga menimbulkan beban ganda, khususnya bagi perempuan sebagai ibu yang juga bekerja. Hilangnya mata pencaharian yang menjadi penyebab utama dari kesulitan ekonomi yang dialami perempuan, serta beban ganda yang tak terelakkan tentu semakin memosisikan perempuan di kondisi yang semakin rentan, termasuk para perempuan kepala keluarga yang bergabung di dalam komunitas Pekka.

Pada Agustus 2021 lalu, tepatnya di pesisir pantai Desa Guntung, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, sekelompok ibu-ibu mencoba mencari jalan keluar dari permasalahan ekonomi yang sedang mereka alami. Rumah mereka yang terletak di sekitar pantai membuka mata mereka untuk mendapatkan sedikit rezeki dari sana. Menurut mereka, ada hasil laut di sekitar bibir pantai yang bisa menghasilkan uang, warga di situ menyebutnya dengan sebutan alo-alo, sejenis kerang atau kepah. Dengan datangnya musim alo-alo ini, mereka berharap bisa bertahan di tengah badai pandemi Covid-19 ini.

Aktivitas telah dimulai sejak pagi hari, di mana ibu-ibu mulai pergi ke pinggiran pantai untuk mencari alo-alo, dengan membawa tangguh (semacam alat penangkap) yang dibuat dari bahan jaring dan besi. Jarak tempuh yang cukup jauh dari rumah ibu-ibu tak menyurutkan semangat mereka untuk mencari rupiah demi anak-anak dan keluarganya. Sesampainya di pinggir pantai, mereka mulai mencari alo-alo satu demi satu dan dikumpulkan di dalam karung. Ibu-ibu harus mencari alo-alo di saat air laut sedang surut dan apabila air pasang, mereka harus segera pulang.

Dari hasil mencari alo-alo, ibu-ibu bisa menjualnya dengan harga Rp5.000,- per kilogramnya. Setiap hari, mereka bisa mendapat sekitar 10 kilogram aloa-alo. Selama musim alo-alo, mereka bisa tersenyum bangga karena bisa membantu perekonomian keluarga, khususnya di masa pandemi yang sulit seperti saat ini. Harapan terbesar mereka saat ini hanyalah semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu agar aktivitas sehari-hari dan sektor perekonomian dapat segera pulih kembali.

Penulis : Siti Nuriah

Editor : Nur Aisyah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *