“Seorang wanita yang membesarkan 10 anaknya sehingga menjadi orang sukses semua setelah ditinggal pergi suami menghadap ilahi”
Siang ini, Minggu,13 Oktober 2019 cuaca begitu panas ditambah lagi dengan tiupan angin kencang yang membawa debu beterbangan mengantarku pergi ke rumah perempuan hebat yang dilahirkan dari pasangan suami istri (pasutri) Jaimun dan Jainem yang menjabat kepala desa Siki pada saat itu.Pasangan ini dikaruniai 10 orang anak yang salah satunya adalah perempuan hebat ini sebut saja Murtiyah dia merupakan anak kelima yang lahir pada tahun 1928. Pendidikan terakirnya Sekolah Rakyat (SR) atau SD sederajat, pada saat kelas satu sampai kelas 3 dia bersekolah di Dongko,kemudian kelas empat sampai enam pindah ke Bodag Panggul karena di Dongko hanya ada sekolah sampai kelas tiga saja.
Menginjak dewasa Martiyah mempunyai cerita yang tidak kalah hebatnya. Dia bertemu dengan rombongan gerilya Jenderal Soedirman dan bahkan sempat ikut mengiringi rombongan tersebut dari Kec. Dongko menuju rumahnya Desa Siki yang jaraknya lumayan jauh kurang lebih 8 km.
Dan selama satu Minggu Jenderal Soedirman bermalam di rumah orang tua perempuan hebat ini. Dia bercerita masyarakat antusias menjamu Jenderal Soedirman beserta rombongan, ada yang menyumbang kambing, ayam, telur, sayur, beras, dan lain-lain. Bahkan Martiyah pernah diminta tolong bendahara Jenderal Soedirman Susilowati membeli telur kemudian uang kembalian di kasih beliau”uang itu kemudian saya belikan cincin dan setelah saya jual uang hasil penjualan cincin tersebut saya belikan sawah, ceritanya.
Tidak sampai di situ kisah hebat perempuan ini,tahun 1949 beliau dipersunting oleh soedibyo yang menjabat sebagai Sek. camat Dongko kemudian diangkat menjadi Camat Dongko,beliau mengabdi di Dongko salama lima setengah tahun karena dipindah tugaskan di Kec. Tugu Trenggalek.Karena menjadi istri Camat Murtiyah menjadi ketua tim penggerak PKK kec,karena kepiaweian dan kecerdasan yang beliau miliki banyak prestasi yang diraih,sehingga banyak mendapat piagam kejuaraan,piala,dan bahkan mendapat hadiah berupa peralatan dapur seperti peralatan membuat kue.
Dan dari pernikahannya beliau dikaruniai 10 orang anak( 7 putra dan 3 putri),putra pertama berumur 25 tahun yang paling bungsu berumur 6 tahun ketika suaminya di panggil ilahi meninggal beliau masih menjabat sebagai camat Tugu tepatnya tahun 1976.
Sepeninggal suaminya perempuan hebat ini harus mengasuh putra putrinya seorang diri,berbekal dari peninggalan pensiun almarhum suami nya beliau bekerja keras demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya mulai dari beternak kambing,ayam, bertani.
Dari pertanian menghasilkan sayur,buah-buahan,cengkeh, cokelat ,kelapa dan masih banyak lagi.Dan hebatnya lagi dari 10 putra dan putrinya ini bisa melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi.Mereka lulus menjadi sarjana semua,dan dari kesepuluh putra dan putri Martiyah ini menjadi orang berhasil dan juga sukses semua,ada yang jadi PNS,pengusaha,insinyur pertanian,kepala dinas kebudayaan di kec ,ada juga yang jadi petugas PLN di surabaya.
“Dan sekarang anak cicitku sudah menjadi kurang lebih lebih 66 orang,” ungkapnya. Dia juga bercerita selain bekerja keras kunci kesuksesan adalah ibadah, kalau mau sukses kita harus mau usaha keras dan juga doa yang exstrim.
Meski usianya sudah 90 tahun beliau masih nampak sehat, bugar, aktif, setiap hari beliau masih pergi ke kebun untuk mencari rumput untuk makan ternak,memetik kopi,cengkeh ,beliau tidak pernah istirahat siang kecuali sholat.
Itulah profil perempuan hebat,mudah -mudahan bisa jadi motivasi untuk perempuan kepala keluarga khususnya di kecamatan Dongko. Jangan pernah putus asa meskipun harus membesarkan anak tanpa suami atau tanpa ayahnya itu bukti kalau kita hanya perempuan kepala keluarga bisa mendidik anak-anak kita menjadi anak-anak yang berhasil.
Kontributor: Titin, kader Pekka Trenggalek