Sejak awal tahun 2014, Maryati masuk menjadi anggota kelompok Pekka dari Desa Pematang Kijang, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komerin Ilir, Sumatera Selatan. Terlihat ada perubahan besar pada ibu berusia 31 tahun setelah menjadi anggota Pekka. Saat ini, dia lebih kritis melihat berbagai persoalan yang ada di sekitarnya dan mulai aktif membantu masyarakat di desanya. Padahal dia belum genap 2 tahun menjadi anggota Pekka.
“Dulu saya hanya ibu rumah tangga, mengasuh 2 anak saya dan membuat songket. Masuk Pekka karena penasaran, ingin tahu apa programnya dan bagaimana kelompok Pekka. Sejak masuk Pekka mulai banyak belajar dan tau banyak hal. Belajar tentang hukum, kesehatan, kepemimpinan, ekonomi, dll.
Sebagai kader hukum saya belajar membantu masyarakat membuat akte kelahiran, KK, KTP dan itsbat nikah. Dulunya saya ikut dan menurut kata orang saja saat dibilang untuk membuat KK dan KTP harus membayar hingga 100 ribu. Setelah saya di Pekka baru tahu kalau KK dan KTP gratis.
Dari situ saya tertarik terus di Pekka, bukan hanya untuk diri saya tapi sekarang saya ingin membantu desa. Saya tidak mau dibodohi lagi. Jadi anggota Pekka saya merasa terbantu, karena Saya menjadi tau kemampuan saya, tapi juga tau masalah masyarakat. Saya sekarang menjadi tau kondisi dan permasalah yang ada di desa seperti apa, banyak program pemerintah yang tidak sampai ke desa. Sekarang setelah Saya tau Saya ingin membantu untuk melakukan perubahan di desa. Saya ingin program pemerintah bisa sampai kedesa supaya masyarakat desa tidak tertinggal, sejahtera dan tidak dibodohi lagi,” ungkap Maryati.
Melihat kondisi desanya yang terbelakang, Maryati menyatakan jika dia ingin menjadi Kepala Desa. Sekarang dia mau belajar banyak dahulu supaya pintar dan layak menjadi kepala desa. “Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa memimpin, selama ini perempuan di desa dianggap bodoh dan derajatnya rendah,” tambah Maryati.
Keinginan untuk selalu belajar ini dikarenakan Maryati merasa sedih, dulu saat sekolah dia terpaksa berhenti sekolah dikelas 1 SMA karena bapaknya sakit-sakitan dan tidak mampu terus membiayai. Sebelumnya Ibunya juga meninggal sehingga Maryati harus berperan menjadi ibu untuk kedua adik laki-lakinya. Tidak patah semangat, Maryati kemudian ikut kejar paket C dan lulus