Suka Duka Belajar Secara Online

Suka Duka Belajar Secara Online

Belajar, belajar dan belajar! itulah salah satu hal yang harus kita lakukan dalam hidup ini. Kita bisa belajar dari siapa pun, dari mana pun, kapan pun dan dengan cara apapun. Kita pun bisa belajar lewat banyak media baik televisi dan radio, buku atau berbagi pengalaman lewat tatap muka langsung ataupun daring.

Hal ini pula yang saya lakukan bersama kedua teman saya yakni Ibu Yuliana Mboki dan Ibu Wa Ode Fia. Pada hari Rabu, 15 September 2021, kami bertiga diberi kesempatan oleh Yayasan PEKKA untuk mengikuti pelatihan tentang advokasi secara virtual.

Walaupun pada awalnya saya sempat ragu menerima tawaran untuk ikut pelatihan ini, ketika Ibu Rosmani, pengurus Federasi Serikat Pekka untuk wilayah Muna menghubungi saya waktu itu. Karena kegiatan tersebut bertepatan dengan acara keluarga yang  seharusnya saya hadiri, tetapi setelah saya pertimbangkan kembali  dan berbincang dengan suami, bahwa ada perwakilan dari keluarga yang tetap bisa datang di acara keluarga tersebut, maka saya pun bersedia mengikuti pelatihan advokasi ini. 

Rabu pagi, 15 September 2021, saya sudah mulai sibuk mempersiapkan diri, mulai dari pergi menyiapkan bahan untuk materi pelatihan, dan memasak, mencuci, dll, sebelum acara pelatihanadvokasi dimulai. Semua sudah harus  beres.

Jam menunjukkan pukul 08:45 WITA, kedua teman saya sudah tiba di rumah karena kami sepakati agenda Zoom Meeting  dilakukan bersama di rumah saya.

Seperti biasa, setiap kali ada kegiatan belajar, saya pasti sangat antusias karena saya selalu berpendapat bahwa pasti ada ilmu baru lagi yang akan saya pelajari. Dan ternyata betul, materi pelatihankali ini adalah tentang advokasi, suatu ilmu baru bagi saya.

Sejak awal, saya dan kedua teman saya sudah sangat antusias  menyimak dan mendengarkan materi yang dipaparkan dengan jelas, santai tetapi serius.

Selang beberapa jam mengikuti pelatihan, mulailah ada kendala yakni terjadi gangguan sinyal, akan tetapi tidak berlangsung lama. Puji Tuhan, pada hari itu kami bisa mengikuti acara pelatihan advokasi sampai selesai.

Hari kedua, yakni 16 September 2021, masih dengan semangat yang sama. Kami bertiga kembali berkumpul untuk mengikuti pelatihan advokasi secara online.

Tepat pukul 09:00 pagi WITA, acara dimulai. seperti biasa kegiatan itu diawali dengan doa,  kemudian masuk di agenda pertama, yakni review materi yang sudah dipelajari sehari sebelumnya. Pada kesempatan tersebut, Mbak Wilu mulai menjelaskan  apa yang dimaksud dengan advokasi, metode-metode advokasi, advokasi yang bisa dilakukan di Desa, Faktor keberhasilan advokasi dan masih banyak lagi penjelasan lain yang berhubungan dengan advokasi. Banyak sharing dari teman- teman termasuk kendala- kendala, keberhasilan dan juga kegagalan dalam mengadvokasi suatu isu atau masaalah.

Saya mulai teringat, beberapa bulan yang lalu, ketika saya dan teman-teman menerima bantuan telur, tetapi telurnya sudah busuk, waktu itu saya tidak tinggal diam tetapi menyampaikan keluhan saya kepada dinas terkait  dengan tujuan agar kejadian tersebut tidak akan terulang lagi. Harus diadvokasi agar ada perubahan. Walaupun apa yang saya lakukan itu sempat berdampak pada saya yakni sempat bantuan PKH saya ditahan. dan akhirnya saya menyampaikan langsung ke Dinas Sosial di kabupaten Muna dan menyampaikan keluhan saya. Puji Tuhan, setelah beberapa hari kemudian bantuan PKH saya dicairkan kembali.  Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan ini mungkin sudah salah satu bentuk advokasi. Sayangnya, pada kesempatan itu saya tidak sempat membagikan pengalaman tersebut.

Acara via online ini awalnya berjalan lancar, tiba-tiba berubah menjadi  hal yang sangat menyebalkan karena gangguan sinyal yang sangat parah.  Kami tidak bisa menangkap materi apa yang sedang dijelaskan apalagi memahaminya.

Awalnya, saya berharap gangguan jaringan tidak akan berlangsung lama, tetapi harapan itu tinggal harapan. Mulai pukul 14:00 WITA.. jaringan hilang total. Rasanya saya ingin menangis,  ingin marah, tetapi saya melakukan itu pun pasti tidak akan berguna.  Sempat berlari ke jalan, ke tempat yang tinggi, pindah ke posko lain  tetapi tetap tidak ada jaringan. Kecewa luar biasa karena tidak dapat mengikuti pelatihan ini sampai selesai.

Untung saja saat itu saya langsung punya inisiatif untuk menghubungi mbak Ai Yani, yang menjadi pendamping kami pada acara kali ini. Saat itu, saya memberanikan diri untuk meminta, sekiranya ada tugas- tugas  untuk kami sehubungan dengan pelatihan Advokasi ini.

Puji Tuhan, Mbak Ai Yani langsung merespon dan mengirimkan tugas-tugas apa saja untuk kami kerjakan dan diskusikan bersama dalam kelompok.

Kami bertiga tidak membuang-buang waktu, dan langsung mengerjakan tugas tersebut, walaupun ada beberapa soal yang membuat kami kesulitan  menjawab karena kami melewatkan materi tersebut ketika terjadi gangguan jaringan. Diskusi kelompok selesai, kedua teman saya  pulang ke rumahnya masing-masing.

Saya langsung bersiap pergi ke tempat fotokopi yang jaraknya 2,5 km.  Sayangnya, tiba di tempat tersebut, banyak orang sudah mengantri dan menunggu. Akhirnya tiba juga giliran saya untuk dilayani, semua tugas  itu dikerjakan, lalu diprint. Tuntas. Saat itu juga, langsung dikirimkan ke Mbak Ai Yani. Setiba di rumah, saya buka WhatsApp ternyata ada beberapa jawaban yang keliru dari soal yang diberikan.

Langsung lemas, capeknya kayak jadi berkali lipat, tetapi saat itu mbak Ai Yani langsung telepon dan berkata akan diperbaiki. Saya tetap berusaha untuk memperbaiki jawaban kami yang salah itu. Saya kembali menghubungi orang yang mengerjakan tugas- tugas kami dan meminta diperbaiki jawabannya dan dikirim lagi kepada saya dan langsung saya kirim ke Mbak Ai Yani lagi. 

Karena kelelahan, malam itu saya cepat tidur tanpa sempat membuka WA.  Esok harinya, bangun dan buka WA ternyata ada yang harus diisi yakni tentang refleksi kegiatan. Saya pun langsung memberikan catatan kegiatan tersebut juga kedua teman saya: Ibu Yuliana Mboki dan Ibu Wa Ode Fia.

Pelatihan kali ini sangat berkesan bagi saya, bukan saja karena materi pelatihannya yang memang kami butuhkan saat ini, tetapi berkesan juga karena capek  ” mencari” jaringan. Ini tentu menjadi pengalaman bagi saya, juga perjuangan, bahwa tidak gampang untuk mendapatkan ilmu apalagi lewat online ( karena kendala jaringan).

Ilmu yang saya dapatkan dan pelajari dalam pelatihan ini, tidak akan disia-siakan. Saya akan pergunakan sesuai kemampuan kami, untuk membantu orang- orang yang  selama ini  mendapat ketidakadilan. Ayo, lakukan advokasi untuk sebuah perubahan. Kita pasti bisa.

Kontributor: Regina Pasali, Kab. Muna, Sulawesi tenggara

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *