Weha Rima adalah salah satu tradisi budaya yang masih tumbuh subur dan berkembang subur di pedesaan – pedesaan Dompu, berlaku di kehidupan perempuan petani pedesaan Yang rata – rata berekonomi rendah ke bawah. Gotong royong jenis ini berlaku di kehidupan perempuan selama terjadinya kegiatan aktifitas pertanian di lahan berlangsung, bisa berupa tanam, panen, yiang dan beberapa kegiatan jenis bertani lainnya.
Usaha pertanian sama halnya seperti usaha lainnya pasti membutuhkan biaya yang besar. Bagi rumah tangga miskin tentu tidak bisa menyediakan modal yang cukup untuk membiayai pertanian mereka dan akhirnya mendorong terjadi nya transaksi hutang , baik hutang rente maupun hutang perbankan berupa pinjaman modal usaha. Biasanya, hutang tersebut akan di bayarkan setelah masa panen selesai. Namun, tidak semua rumah tangga miskin bisa mengakses pinjaman modal tersebut karena tidak memenuhi persyaratan yang di ajukan dan akhirnya bisa gagal bertanam.
Weha Rima adalah salah satu cara perempuan pedesaan untuk mengatasi kesulitan modal usaha, caranya cukup mudah yakni dengan menggunakan kekuatan tenaga .Bila hari ini seorang perempuan ingin menanam lahannya maka seminggu sebelumnya dia sudah harus berjalan keliling desa, dari satu rumah ke rumah lainnya untuk memberitahukan sekaligus mengajak teman perempuannya yang siap bekerja di lahannya, dan bila teman perempuannya itu bersedia makadi hari berikutnya dia juga harus siap bergantian bekerja di lahan temannya.
Untuk ukuran tanah seluas 1 hektar maka di butuhkan 20 orang perempuan tenaga untuk menanam, dengan begitu maka perempuan yang punya tanah tersebut harus siap mengerjakan lahan teman – temannya selama 20 hari ke depannya bersama teman – teman perempuan yang lainnya.
Mencukupi kebutuhan biaya pertanian adalah tanggung jawab bersama antara suami – isteri dan anak. Weha Rima adalah cara perempuan pedesaan bertanggung jawab dan ikut meringankan beban ekonomi keluarga /suami. Lelah dari aktifitas bertani tidak mengapa asalkan masih terus berusaha untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan untuk memenuhi tersedianya pangan keluarga.
Kontributor: Marlia, Kader Pekka Kab. Dompu, NTB