Menjadi Kader Jurnalis Adalah Tanggung Jawab

Menjadi Kader Jurnalis Adalah Tanggung Jawab

Menjadi kader jurnalis warga Pekka adalah sebuah tanggung jawab untuk meliput dan memberitakan segala kegiatan yang dilakukan Serikat maupun kader – kadernya. Melalui rapat serikat yang diadakan rutin setiap bulannya menjadi catatan dari rencana tindak lanjut kegiatan yang akan dilakukan.  Dari agenda rapat itulah sebagian bahan berita yang akan menjadi buletin.

Kegiatan serikat Pekka dilakukan terkadang juga  tidak sesuai waktu yang telah ditentukan, apalagi bila kader JWP seperti saya punya kegiatan lain terkadang di Kelompok tani, di KTNA tingkat kecamatan, KTNA kabupaten terlaksana berbarengan, menjadi kendala untuk bisa secara langsung menyaksikan kejadian.

Belum lagi sering terhambatnya kendaraan karena sepeda motor dipakai kerja anak, mendapatkan berita hanya dapat dilakukan wawancara  via telepon.

Sebagai kader JWP, telpon genggam menjadi kunci utama dalam hal pengambilan foto kegiatan, pengiriman berita, nah selama ini juga masih kesulitan mengambil foto kegiatan karena hpnya selalu lowbat alias soak karena saat akan mengambil gambar padam layar hp karena lowbat. Sudah diupayakan bawa powerbank tetapi tak bisa bertahan saat dilepas colokannya.

Saat meliput acara sunat masal di Bagan Asahan sejak pembukaan sampai acara peninjauan ke lokasi yang dilakukan pak Sekda Taufik. Saya permisi pada teman – teman yang masih menunggu acara selesai, karena harus menghadiri pertemuan KTNA kabupaten di rumah bapak Kardi Desa Jampalan kecamatan Simpang Empat. Saya ambil jalan kota Tanjungbalai karena lebih dekat daripada harus putar balik jalan lingkar Sipori-pori.

Setengah  perjalanan  ternyata ada renovasi jembatan. Jalan terputus untuk kembali ke jalan lingkar jauh saat bertanya pada pekerja disitu ada jalan pintas sebelah mesjid yang harus ditelusuri untuk sampai ke seberang jalan jembatan. Suasana terik panas matahari terasa banget menyengat kulit,  sambil mengendarai sepeda motor menyusuri lorong sempit, gang  perumahan padat penduduk Tanjungbalai, sepertinya saya hanya berputar-putar disitu aja ambil jalan lurus kok tembus ke jalan  lingkar tetapi ada pagar pembatas jalan dengan rumah penduduk dan tidak bisa dilalui. kembali bertanya sama masyarakat diberi petunjuk jalan akhirnya sampai di ujung jalan lumayan bagus lega rasanya merasa nggak tersesat.

Alangkah kagetnya begitu terlihat jalan utama Tanjungbalai rupanya yang dilalui muter-muter, hanya untuk melewatkan sepanjang jembatan yang terputus kira-kira 50 meter kedepan. Tapi tak apalah, itu kata hati walaupun rasanya kesalteruskan perjalanan, begitu sampai simpang  menara lima kk dihubungi sama teman-teman KTNA udah sampek mana karena masih ditunggu acara juga baru mulai itu info terakhir di WA.

Sebelum meneruskan perjalanan niat hati mau ngecas hp pk powerbank biar g lowbad, emang apes hp udah lowbad powerbank dibawa tapi kabelnya ketinggalan dan akhirnya  merasa bodoh banget akhirnya pulang aja,karena kalau diteruskan belum tau rumahnya hanya tau simpang dijalan lintasnya aja. Hadir pertemuan dirumah bapak Kardi itu juga untuk pertama kali sejak menjadi anggota KTNA kabupaten.konyol banget rasanya kalau diteruskan perjalanan tapi g bisa telepon dimana Lokasi ataupun minta jemput bila sudah dekat rumahnya.Teman-teman disana sibuk telepon tapi hp g aktip karena sebelumnya sudah janji untuk hadir pertemuan.

 Mendapatkan berita untuk bahan buletin apalagi masalah foto seringkali  melalui hasil laporan kader yang dikirim melalui Pekka Sumut,kemudian dirilis kembali untuk dituliskan beritanya. kegiatan  seperti hiring ke dinas, ataupun kegiatan di wilayah kecamatan Tanjungbalai. Isi berita tetap kita lakukan wawancara via telepon terkadang juga chating WA.

Rapat redaksi dilakukan membahas apakah isi berita yang sudah  pernah diupload di FB jurnalisme warga Pekka  sudah mencukupi untuk bahan terbitnya buletin.Terkadang memang tidak mencukupi namun berita yang sudah saya tulis sering tidak sempat saya ketik dihp akhirnya menjadi berita yang terlambat akhirnya hanya menjadi sebuah cerita dibuku catatan. Belakangan kata faslab Mardhiah tidak apa-apa beritanya terlambat makanya teman-teman bantu ketikan kemudian kirim  kembali ke saya baru saya edit  namun tak lagi kirim ke group FB JWP tetapi faslap yang kirimkan untuk menambah bahan buletin ke seknas.

Ada sedikit kekecewaan yang dirasakan tim JWP Asahan karena dari hasil buletin yang dikirim untuk terbit ada yang tidak muncul ceritanya seperti FPK yang pernah kami lakukan di kantor bupati Asahan padahal itu sebuah moment penting yang nantinya akan dibaca  oleh para instansi saat kami memberikan buletin pada setiap acara kegiatan yang melibatkan mereka.

 Apalagi dalam situasi sekarang ini dampak dari pandemi covid 19, dengan aturan pemerintah disetiap wilayah memberlakukan agar masyarakat dilarang  keluar rumah bila tidak ada keperluan yang penting demi memutuskan mata rantai penyebaran virus corona ditambah lagi dengan munculnya kabar bahwa di Asahan sudah ada anggota DPRD SUMUT almarhum bapak Syamsul Bahri Batubara meninggal terkena virus corona. Berita ini baru diketahui setelah hasil testnya positif terinfeksi virus corona keluar beberapa hari setelah almarhum meninggal.

 Hal ini menambah  kewaspadaan dan rasa  takut untuk beraktivitas di luar rumah.menjaga jarak dengan tetangga yang punya riwayat dari bepergian jauh kebanyakan pulang merantau ada yang dari Jakarta dan kebanyakan Malaysia. Dampak lockdown yang diberlakukan negara Malaysia menyebabkan para TKI Indonesia tidak bisa bekerja akhirnya pulang kampung dan mereka menjadi ODP.

Keadaan darurat seperti ini menghambat langkah para kader jurnalis Pekka  untuk mendapatkan berita. Meliput secara langsung tentunya lebih mudah dalam penulisan daripada hanya wawancara. Lebih menyenangkan selain berita lebih akurat kita juga tetap bersilaturahmi bertemu teman-teman kader berbagi cerita dan rasa kebersamaan itu lebih erat dirasakan.

Manfaat yang saya rasakan sejak menjadi kader JWP banyak, terutama bisa tahu cara penulisan yang baik bahkan dengan gaya feature yang diajarkan mbak Wilu. Mulai diikut sertakan kalau ada acara  kegiatan serikat. Nah dari situ jadi kenal dengan bapak Kadis Pemberdayaan, dengan orang-orang Pengadilan Agama, Disdukcapil,dan yang lainya.

Menulis sebenarnya merupakan hobi sejak sekolah dulu tapi sekarang bertambah pengalaman memanfaatkan HP untuk menulis dan mendapat kesempatan belajar di Gadog Bogor. selain itu dari hasil tulisan yang sudah dikemas menjadi buletin sering kita berikan kepada dinas dan desa mereka semakin tahu bahwa kegiatan Pekka itu sudah mampu membuat pemberitaan kegiatan yang dilakukan bukan hanya bicara atau cerita saja tapi bisa dilihat dari foto dan cerita kegiatan yang dilakukan.

Sempat belajar edit tulisan di komputer cara memasukkan dan mengcopy data dari HP ke komputer, edit foto semua itu adalah ilmu pengetahuan yang saya dapat sejak menjadi kader JWP. Sebenarnya kalau kita punya identitas sebagai kader JWP mungkin akan lebih mempemudah kerja kita sebagai jurnalis. (Sunarti)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *